2017/10/24

Spain Trip 2017 - Barcelona Day 1

Dari Seville menuju Barcelona kami menggunakan Ryan AIr pukul 6.30. Kami berjalan kaki dari penginapan di Seville ke halte bus EA (Plaza de Armas - San Pablo Airport) yang terdekat  adalah halte Avenida Carlos V. Berangkat sekitar 3.30 pagi masih gelap dan dingin. Sesampai di halte ternyata di halte sudah ada orang yang menunggu sambil tidur, bisa jadi sudah dari malam dia di situ. Bus EA baru beroperasi mulai 4.30 dari Plaza de Armas, jadi kira-kira 4.45 sampai di halte ini. Perjalanan menuju ke airport kira-kira memakan waktu sekitar 30 menit, sebenarnya saya agak khawatir waktunya terlalu mepet, tapi syukurlah kami gak terlambat. Tiket bus ini €4 untuk sekali jalan dan €6 untuk return ticket, tiket bisa dibeli di dalam bus. Informasi transportasi ke Seville Airport, bisa dibaca di sini.

Sampai di Barcelona, untuk menuju tempat kami menginap di dekat stasiun metro Collblanc yang ternyata juga tak jauh dari Stadion Barcelona FC (Camp Nou) terdapat 2 pilihan transportasi yaitu naik Airport Metro Link (L9 Sud - Orange Line) sekali jalan €4,5 atau naik kereta RENFE transit di Barcelona Sants (Sants Estacio) lalu ganti metro L5 (blue line) sampai di stasiun Collblanc. 

Kami memilih cara ke dua karena lebih murah, dengan membeli tiket T-10 Zona 1, yaitu tiket terusan untuk 10 kali perjalanan. Berbeda denganT-10 di Paris kita mendapat 10 lembar tiket, di Barcelona untuk T-10 kita hanya mendapat selembar tiket, tapi penggunaannya sama. Tiket akan divalidasi saat masuk dan keluar, tiket juga bisa digunakan oleh lebih dari 1 orang. Kami membeli tiket T-10 untuk berdua, caranya masukkan tiket ke gate lalu orang pertama lewat, ambil tiket dan lakukan sekali lagi untuk orang ke dua. 

Tiket T-10 dapat diberli di mesin yang ada di airport dan stasiun kereta/metro lainnya. Tiket Zona 1 cukup untuk digunakan di area yang kami datangi di Barcelona. Harga tiket €9,95 kami bagi berdua. Jika membeli single tiket harganya €2,15. Keuntungan lain menggunakan tiket T-10, saat transit di Barcelona Sants, dari kereta ke metro dalam perjalanan dari Airport, kita tidak perlu membayar tiket metronya. Jika membeli tiket biasa (bukan T-10) kita harus membayar lagi. Info transportasi dari/ke Airport dapat dibaca disini, sedangkan transportasi publik di Barcelona di sini

Penginapan di barcelona saya pesan melalui Airbnb. Meskipun sudah mendapat petunjuk bagaimana menuju flat, kami sempat salah flat hahaha.....karena namanya mirip dan nomornya sama persis dengan flat yang kami pesan. Pantas berkali-kali kami bunyikan bel dari depan pintu luar, tidak dibukakan pintu masuknya. Akhirnya kami ikut masuk saat ada penghuni yang datang. Pemilik flat bingung, lalu kami tunjukkan bukti pemesanan kami dan dia menjelaskan kalau alamatnya bukan di situ tapi di jalan di sebelahnya. Kami meminta maaf karena kesalahan kami, lalu keluar dan tertawa menertawakan kekeliruan. Maklum kami lelah karena bangun sejak jam 2.30 pagi. 

Akhirnya kami sampai di lokasi yang benar, kami diperbolehkan masuk dan menitipkan barang. Menurut pemilik flat, kami baru boleh masuk kamar pukul 2 siang, aneh juga sebenarnya kalau sedang tidak ada yang menginap. Ya sudah kami ikuti saja peraturannya. Host kami sepertinya orang Rusia, ini perkiraan kami dari nama dan logat bicaranya. Mereka hanya bisa sedikit bahasa Inggris, kadang-kadang agak sulit berkomunikasi. 

Kami dipinjami peta wisata Barcelona, lalu saya minta dijelaskan posisi saat ini di mana, karena tidak ada gambaran sama sekali. Ternyata lokasinya di pinggiran kota Barcelona, daerah pemukiman imigran, terlihat dari orang-orang yang kami jumpai dari berbagai negara bukan spanyol. 

Tujuan utama kami selama 2 hari di Barcelona adalah melihat karya Antoni Gaudí dan mengunjungi stadion Barcelona FC. 


Barcelona Map & T-10 ticket
Barcelona Metro Map

Barcelona Attractions Map

Kami menuju Plaza Catalunya naik metro jalur biru L5, transit di Barcelona Sants ganti jalur merah L1 turun di stasiun Catalunya, menggunakan T-10.  

Plaza Catalunya merupakan alun-alun yang luas dipusat kota Barcelona, dikelilingi dengan pusat perbelanjaan dan toserba yang besar, selalu ramai dikunjungi. Letaknya juga tak jauh dari La Rambla yang terkenal dan tidak boleh dilewatkan jika mengunjungi Barcelona. 


Plaza Catalunya, Barcelona

Dari Plaza Catalunya mata saya tertarik dengan atap cantik berwarna kuning coklat sebuah bangunan yang bernama Cases Antoni Rocamora. 


Cases Antoni Rocamora

Arco de Triunfo, merupakan gerbang melengkung seperti yang ada di Paris dan beberapa kota lainnya. Dibangun oleh arsitek Josep Vilaseca I Casanovas, sebagai gerbang akses utama untuk Barcelona World Fair tahun 1888. Letaknya di kawasan pedestrian Passeig de Lluís Company mengarah ke Taman Ciutadella. 


Arco de Triunfo
Castle of the Three Dragons adalah bangunan yang didominasi oleh struktur bata merah dengan empat menara di sudut jalan dibangun antara 1887-1888. Kemungkinan namanya diambil dari drama tahun 1865 oleh Serafí Pitarra. 


Castle of the Three Dragons
Tak sengaja kami menemukan gedung El Born Centre de Cultura i Memòria yang merupakan bekas pasar yang dipugar yang di dalamnya terdapat situs arkeologi dengan reruntuhan kota yang digali dari tahun 1700-an yang dipamerkan. Kami masuk dan melihat-lihat berkeliling, cukup menarik. Kami juga melihat anak-anak belajar tentang arkeologi. 


El Born Centre de Cultura i Memòria

Barcelona Attraction Tote Bag

Estació de França (France Station) adalah stasiun salah satu stasiun kereta api selain  Barcelona-Sants. Dibangun pada abad ke-19 sebagai terminal utama untuk kereta yang tiba dari Prancis, dirancang oleh arsitek Pedro Muguruza dan diresmikan oleh Raja Alfonso XIII. Stasiun ini ditutup untuk renovasi antara tahun 1988 dan 1992, dibuka kembali untuk Olimpiade 1992. 


Estació de França

Sejak dari Madrid besi pegangan ransel roda saya patah, mungkin akibat saya seret-seret di sepanjang jalan. Di Seville patahnya makin parah hingga menyulitkan saya menarik ransel, berkali-kali copot dan saya harus berhenti untuk mengembalikan posisi besi pada tempatnya. Barcelona merupakan destinasi terakhir sebelum pulang, jadi saya memutuskan untuk mencari koper pengganti yang sesuai kantong. Sebenarnya saya menemukan koper cantik yang murah di salah satu mal terkenal di Bath, UK tapi saat itu perjalanan masih panjang dan saya belum memerlukannya, ransel saya masih baik-baik saja. 

Dengan tujuan mencari koper, kami berjalan kembali mengarah ke Plaza Catalunya, keluar masuk toko, toserba, mal di sekitar plaza. Menjelang sore, belum menemukan koper yang sesuai, kami memutuskan untuk jalan-jalan melalui La Rambla mengarah ke pelabuhan (Port Vell). 


Las Rambla membentang sekitar 1,2 kilometer menghubungkan Plaza Catalunya dengan Port Vell di ujung selatan. Di tengah-tengah jalan tersedia pedestrian dengan deretan pepohonan dan kios-kios menjual berbagai suvenir, cafe dan dipenuhi seniman jalanan baik pelukis maupun cosplay berbagai macam karakter. Pedestrian ini tidak pernah sepi dan sampai-sampai kadang susah untuk berjalan. Di kiri kanan pedestrian terdapat jalan sempit untuk dilewati kendaraan dan deretan berbagai macam toko. Terkadang dipisahkan jalan-jalan sempit di belakang toko-toko. 


Las Rambla street artist


Di salah satu jalan sempit cabang dari La Rambla, kami menemukan Mercado de La Boqueria, sebuah pasar tertutup yang menjual berbagai macam makanan siap saji maupun masih mentah, tapas, buah-buahan, minuman, beberapa kedai makanan. Bahkan kami melihat ada yang menjual rambutan asal Indonesia, entah berapa harganya. Rambutan merupakan buah musiman. 

Mercado de La Boqueria

Fruit Stall 
Chili Stall



Various Fruit Salt
Dari pasar ini kami kembali meyusuri La Rambla sampai menemukan Monumen Columbus (Monument a Colom/ Monumento a Colón or Mirador de Colón) yaitu monumen setinggi 60 m (197 kaki).  Di bagian paling atas monumen terdapat patung perunggu setinggi 7,2 m (24 kaki) di atas kolom Corinthian setinggi 40 m (131 kaki). Patung itu dipahat oleh Rafael Atché dan konon menggambarkan Columbus menunjuk ke laut dengan tangan kanannya, sambil memegang gulungan kertas di tangan kiri. 

Monumen ini didedikasikan untuk mengingat peristiwa saat Christopher Columbus melapor kepada Ratu Isabella I dan Raja Ferdinand V di Barcelona setelah melakukan perjalanan pertamanya menemukan benua baru (Amerika). Monumen ini berada di tengah jalan antara La Rambla dan Port Vell. Harus berhati-hati dengan kendaraan yang lewat, saat menggambil foto.

Columbus Monument, Barcelona

Menyeberang dari Monumen Columbus, kita akan memasuki pelabuhan melewati jembatan  kayu yang bisa dinaikkan jika ada kapal lewat. Di sini terlihat banyak kapal pesiar bersandar, orang-orang duduk-duduk bersantai memandangi laut atau sekedar memberi makan burung-burung. 

Salah satu yang menarik adanya 2 patung terapung di sisi jembatan. Patung Stargazer (Catalan: Miraesteles) dirancang oleh Robert Llimós  yang terinspirasi oleh puisi El Saltamartí (belalang) oleh Joan Brossa. Ke dua patung memandang ke langit, dengan tangan di belakang. 

Menyusuri jembatan La Rambla del mar, kita akan menemukan mall Maremàgnum, yang berisi pertokoan, bioskop multipleks, bar dan restoran. Kami mampir ke sini, mencari toilet gratis, susahnya menemukan toilet membuat antrian yang cukup panjang. 
Rambla del Mar

Rambla del Mar

Rambla del Mar
Dari Port Vell, kami kembali menyusuri La Rambla dan naik Metro ke penginapan dari stasiun Catalunya.

2017/10/02

Spain Trip 2017 - One Day in Seville

Dari Granada ke Sevilla kami naik bus Alsa pukul 7 pagi. Sebenarnya dari depan penginapan kita bisa naik bus ke terminal bus dengan bus yang sama seperti waktu datang. Tapi karena bus baru ada jam 6.30, mau tidak mau kami harus naik taxi. Kami berangkat jam 5.30, hari masih gelap, jalanan sepi hanya satu dua mobil yang lewat. Saya sudah pamit pemilik flat tadi malam via whatsapps karena dia sedang tugas malam hari. 

Setelah menunggu beberapa saat, kami tidak melihat ada taxi lewat, kami berjalan sampai menemukan taxi sedang parkir. Supir taxi tak bisa bahasa Inggris, untung saya masih ingat bahasa spanyolnya terminal bus yang kami tuju (estación de Autobuses). Taxi menggunakan argo, tapi saat sampai ternyata ada biaya tambahan, mungkin karena masih pagi, total ongkos jadi €8. 

Kami mendapat tempat duduk paling depan, jadi bisa melihat pemandangan di luar dengan jelas, melewati kebun zaitun dan bunga matahari. Sepanjang perjalanan, bus sering berhenti untuk mengambil penumpang. Kami sampai di Seville jam 11.30, sudah setengah hari habis di perjalanan. Tapi untungnya saat itu musim panas, jadi matahari maih ada sampai sekitar pukul 9 malam. 
OTW to Seville

Sunflower Field

Sampai di terminal bus Seville, agak bingung arah keluar, tapi kami ikuti saja arah yang diambil banyak orang. Ternyata bus berhenti di bawah gedung terminal, jadi harus naik tangga untuk menuju pintu keluar. Sebelum keluar, saya melihat meja informasi turis. Saya meminta peta Seville dan menanyakan arah halte bus 21. Halte bus di Seville, tertulis nomor bus yang berhenti di halte tersebut. Jadi bisa saja ada 2 halte yang bersebelahan tapi nomor busnya beda. 
Seville Map

Malam sebelumnya saya google bagaimana menuju ke penginapan kami Pensión Javier (kami memesan melalui booking.com) dari stasiun bus Plaza de Armas. Naik bus 21 lalu turun di Menéndez Pelayo (Puerta de La Carne). Tapi setelah turun dari bus saya tidak tahu arah menuju ke penginapan, ke kiri atau ke kanan atau menyeberang jalan atau arah sebaliknya. Tidak ada yang bisa ditanya dengan bahasa Inggris. Saya menanyakan ke beberapa orang dengan menunjukkan kertas booking yang ada alamatnya, tapi tak ada yang tahu. Kami sempat tersesat, sampai saya memutuskan, sebaiknya kembali ke arah kami turun dari bus. Sebab seharusnya menurut google hanya sekitar 172 meter saja. 

Saya masuk ke toko penjual ikan, mencoba tanya arah menuju penginapan. Lalu dengan baik hati, dia membuka smartphone-nya. Ternyata penginapan berada di seberang jalan. Kami menyeberang dan masuk ke jalan kecil, sesudah itu bingung lagi....😭  tak tahu harus lurus, belok kanan atau kiri. Tak ada tanda-tanda alamat yang kami cari, sedangkan jalan-jalan makin sempit. Tak lama kemudian, saya melihat 2 orang petugas sedang memeriksa meteran entah gas atau air. Mereka memegang denah area di situ. Saya tunjukkan kertas booking dan mereka berbaik hati menunjukkan arahnya. 

Sesampai di penginapan, pintu depan dikunci. Lama kami membunyikan bel tapi tak ada yang keluar. Hampir 20 menit kemudian baru ada yang datang. Hari sudah semakin siang. Kamarnya cukup nyaman, toilet dan kamar mandi terpisah. Yang agak menjengkelkan adalah pengurus penginapan tidak ada yang bisa berbahasa Inggris (tidak sesuai dengan yang tertulis di website) dan tarif kamar ternyata sudah dibebankan ke kartu kredit 1 minggu sebelum kedatangan kami, padahal biasanya jika booking melalui booking.com, hanya akan didebet ke kartu jika kita tidak datang atau atas permintaan kita. 

Kota Seville/Sevilla terletak di tepi Sungai Guadalquivir, yang membagi kota menjadi dua bagian Sevilla dan Triana. Setelah penemuan Amerika, Seville menjadi salah satu pusat ekonomi Kekaisaran Spanyol karena pelabuhannya memonopoli perdagangan trans-samudra. Pada 1519, Ferdinand Magellan berangkat dari Sevilla untuk mengelilingi bumi yang pertama kali.

Menjelajah kota tua Seville dengan berjalan kaki tidak mudah jika hanya berbekal peta turis yang kita dapat. Banyak lorong-lorong kecil yang tidak ada di peta, sering kali juga tidak tercantum namanya. Luas kota tua Seville sekitar 4 KM persegi, terdapat tiga Situs Warisan Dunia UNESCO yaitu Alcázar Palace, Cathedral of Seville dan General Archive of the Indies, ketiganya berada di sekitar Plaza del Triunfo. Di sini tersedia kereta kuda yang bisa disewa, jika malas berjalan kaki.

Seville Narrow Aisle
Sekitar pukul 2 siang kami mulai penjelajahan kami ke kota tua, yang tidak jauh dari penginapan kami. Seville sangat panas tapi kami hanya punya waktu sisa hari ini. Besok pagi-pagi sudah harus pindah ke Barcelona, kota terakhir yang kami kunjungi sebelum pulang ke Jakarta. Karena waktu yang terbatas dan peta yang tidak jelas, tidak semua destinasi yang saya inginkan dapat terkunjungi, memang sehari tidak cukup. 

Jika hanya punya waktu setengah hari seperti kami, paling tidak sempatkan kunjungi   Alcázar Palace, Cathedral of Seville, General Archive of the Indies dan Plaza de España. 
Plaza del Triunfo
Alcázar Palace (Royal Alcazars of Seville)
Merupakan salah satu istana yang terindah di Spanyol, dianggap sebagai salah satu contoh arsitektur mudhjar yang paling menonjol ditemukan di Semenanjung Iberia.  Istana peninggalan era pemerintahan raja-raja Muslim Arab.

Tingkat atas Alcázar masih digunakan oleh keluarga kerajaan sebagai kediaman resmi yang dikelola oleh Patrimonio Nacional. Termasuk istana kerajaan tertua yang masih digunakan di Eropa, dan terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1987 bersama dengan Cathedral of Seville dan General Archive of the Indies

Pada tahun 1962 Alcázar digunakan sebagai satu set untuk film Lawrence of Arabia, Kingdom of Heaven pada tahun 2005 dan Game of Thrones season 5. 

Royal Alcázar
Archive of the Indies 
Merupakan gedung arsip yang menyimpan dokumen sejarah Kekaisaran Spanyol di Amerika dan Filipina. Bangunan dirancang oleh Juan de Herrera dengan arsitektur Renaisans Spanyol.
Archive of the Indies 

La Giralda 
Adalah menara lonceng megah Katedral dan simbol Sevilla. Awalnya dibangun pada tahun 1195 sebagai menara masjid Aljama, merupakan bangunan tertinggi di kota ini selama lebih dari 800 tahun, dengan tinggi 103 meter. 

La Giralda

Cathedral of Seville
Katedral abad kelima belas menempati lokasi bekas masjid besar yang dibangun pada akhir abad ke-12. Merupakan tempat peristirahatan terakhir Christopher Columbus.  Katedral Seville menggantikan Hagia Sophia sebagai katedral terbesar di dunia, yang telah berlangsung selama hampir seribu tahun. Merupakan gereja Gothik terbesar dan gereja terbesar ketiga di dunia. 
Cathedral of Seville
Kami melanjutkan perjalanan mengarah ke Plaza de España yang tidak boleh dilewatkan jika mengunjungi Seville. Kami melewati  Híspalis Fountain, Hotel Alfonso XIII dan Palacio de San Telmo sebelum sampai ke Plaza de España yang terletak di dalam Maria Luisa Park. 

Hotel Alfonso XIII
Hotel bintang 5 bergaya Neo-Mudéjar. Dirancang oleh arsitek José Espiau y Muñoz, hotel ini dibangun antara tahun 1916 dan 1928, dan diresmikan pada tanggal 28 April 1929. Letaknya tak jauh dari Híspalis Fountain.

Híspalis Fountain

Hotel Alfonso XIII

Palacio de San TelmoPalacio de San Telmo merupakan salah satu bangunan dengan arsitektur Spanish Baroque yang dibangun tahun 1682. Beberapa kali berubah fungsi dari mulai Universitas Maritim, Seminari, sekarang menjadi gedung Pemerintahan Otonomi Andalusia.

Palacio de San Telmo
Plaza de España
Plaza de España dirancang oleh Aníbal González, perpaduan antara Art Deco dan gaya Neo-Mudéjar. Kompleks Plaza de España berbentuk setengah lingkaran besar dengan jembatan yang mewakili empat kerajaan kuno Spanyol. Pada dinding Plaza berderet ceruk keramik, yang mewakili provinsi yang ada Spanyol, berurutan secara alfabet dari A sampai ZPlaza de España digunakan sebagai lokasi syuting, film Lawrence of Arabia tahun 1962, film Star Wars Star Wars: Episode II - Attack of the Clones (2002), ditampilkan sebagai  eksterior Kota Theed di Planet Naboo dan film The Dictator (2012).

Plaza de España

Plaza de España

Plaza de España

Plaza de España

Plaza de España

Plaza de España

Plaza de España

Puas foto-foto di Plaza de España kami lanjut mencari lokasi halte bus bandara (EA) yang ada di Avenida Carlos V (Prado San Sebastián), supaya tidak kesasar besok pagi-pagi menuju bandara. Setelah ketemu, kami kembali ke penginapan untuk istirahat. 

Sekitar jam 7 malam, kami keluar lagi untuk mencari Metropol Parasol, bangunan dengan struktur kayu terbesar di dunia yang terletak di Plaza La Encarnación. Dirancang oleh arsitek Jerman Jürgen Mayer dan selesai pada bulan April 2011, memiliki dimensi 150 sampai 70 meter dengan ketinggian sekitar 26 meter. Strukturnya terdiri dari enam payung berbentuk jamur raksasa, hingga disebut juga Incarnation's mushrooms. Kami tidak menemukannya, setelah lelah keluar masuk jalan-jalan sempit, kami menyerah dan kembali ke penginapan karena esok hari harus bangun pagi-pagi. 

Metropol Parasol, photo from wikipedia

Dalam perjalanan kami menemukan patung gadis kecil membaca buku yang menarik. Patung Reading Girl dibuat oleh pematung Swedia Anna Jonsson (2007), didedikasikan untuk Clara Campoamor (Madrid, 12 Februari, 1888-Lausanne, 30 April, 1972), seorang  politikus dan feminis Spanyol. 

Reading Girl Statue