2013/08/23

2013/08/20

Japan Trip - Day 15 - Harajuku - Going Home (10.547 steps)

Rencana hari ini sebenarnya ingin mengunjungi Ueno Zoo, pengen lihat Panda, tapi ternyata hari senin tutup, untungnya kami cek dulu sebelum berangkat.

Selesai sarapan dan packing, barang-barang kami titipkan di hotel. Kami sepakat untuk ke Harajuku, selain melihat-lihat seperti apa Harajuku itu, tujuan kami adalah Daisho di Harajuku. Kami masih punya sisa uang yang seharusnya untuk membeli tiket Ueno Zoo, hehehe....lumayan bisa membeli beberapa item...

Dari Minami Senju ke Harajuku dengan JR, 290 yen transit di Nippori. Di pintu keluar stasiun JR, kami menemukan stempel, kami senangbisa menambah koleksi stempel kami. Ditempel pula contoh stempel dari banyak stasiun JR. Di seberang jalan stasiun JR Harajuku, sudah pintu masuk Takeshita street, dimana banyak toko-toko sepanjang jalan. Jalanan tidak terlalu lebar, sangat penuh orang, padahal ini hari Senin. Gaya berpakaian dan dandanan anak-anak mudanya memang beda, meskipun hanya satu dua yang memakai cosplay, mungkin kalau hari minggu akan lebih banyak.

Di sudut lainnya, terdapat antrian cukup panjang, ternyata sedang antri membeli popcorn Garrett yang berasal dari Amerika, seperti yang ada di Singapore.

Kami makan siang di Yoshinoya, baru kali ini mencoba makan di tempat asalnya. Rasanya tidak jauh beda dengan yang ada di Jakarta. Semangkuk beef bowl 280 yen, unagi 600 yen.


Sore hari kami kembali ke hotel , menggunakan metro dari stasiun Meijijingu mae - Kita Senju - Minami Senju, ongkos lebih murah daripada menggunakan JR, yaitu 230 yen.  Mengambil koper di hotel lalu berangkat ke Haneda airport. Dari Minami Senju dengan JR Joban line, turun di Ueno lalu ganti Yamanote Line sampai stasiun Hamamatsucho, total 210 yen. Di Hamamatsucho membeli tiket monorail menuju Haneda 470 yen.

Sambil menunggu waktu check in, kami makan malam yang dibeli di 7-11 di Haneda, kebetulan onigiri sedang di-sale 100 yen.

Air Asia menuju KL penuh. Kami memang membeli bagasi untuk pulang. Meskipun di pengumuman tertulis bahwa penumpang tidak boleh membawa lebih dari 1 tas di kabin, ternyata diperolehkan asal total tidak melebihi 11 kg.
Lany kebetulan dilayani oleh petugas yang reseh, dia harus bolak balik bongkar tasnya, meskipun beratnya cukup tapi harus rapi katanya. Mungkin lagi sial aja dia....

Pesawat kami terbang pukul 23:55, sampai di KL 6:35 esok harinya waktu KL. Di KL langsung chek in, menunggu pesawat ke Jakarta pukul 9:50. Di bandara sempat bertemu dan ngobrol TKI yang mau pulang kampung untuk lebaran....

Selesailah trip Jepang kami kali ini, semoga masih ada kesempatan kembali ke Jepang pada musim yang berbeda....Amin.... 


Terima kasih sudah megikuti catatan perjalanan kami, semoga bermanfaat...

Japan Trip - Day 14 - Mitaka City - Shinjuku - Akihabara (20.512 steps)

Rencana hari ini, kami akan mengunjungi Ghibli Museum,museum animasi yang berlokasi di kota Mitaka, pinggiran kota Tokyo. http://www.japan-guide.com/e/e3041.html
Dari stasiun Minami Senju, harus ganti kereta di Akihabara menuju Mitaka (Sobe Line), ongkos 540 yen. Dari stasiun kereta menuju Ghibli Museum hanya sekitar 1 km, tersedia shuttle bus 200 yen untuk sekali jalan atau 300 yen untuk pergi pulang, tiket dapat dibeli di mesin di halte bus. Kami memutuskan berjalan kaki, toh tidak jauh, sambil menikmati kota. Ini hari minggu, belum banyak orang yang keluar rumah, atau mungkin memang kota kecil ya.....Sesekali berpapasan dengan orang yang berolah raga, bersepeda atau mendorong kereta anaknya. Di sepanjang jalan, ada petunjuk berapa meter lagi menuju Ghibli museum, jadi kita tidak akan tersesat.

Di ujung jalan, kami melewati Inokashira park, sebenarnya lebih mirip hutan kecil, ada beberapa lapangan tenis, yang sudah penuh orang sedang berlatih, sampai akhirnya sampai di Ghibli Museum. Di pintu gerbangnya tertulis bahwa tiket hari ini sudah habis....oh no.....sudah jauh-jauh datang...tiket harus dibeli sebelumnya di Lawson. Kami menuju Lawson terdekat, ternyata tiket sudah habis sampai 17 hari ke depan. Ya sudahlah, kami belum beruntung....akhirnya kami memutuskan untuk jalan-jalan di taman. Ternyata banyak orang yang berolah raga, di dalam taman tersedia perangkat gym dari kayu, warga bisa nge-gym di ruang terbuka. Di salah satu sudut, beberapa orang tua sedang ngebrik, chatting di udara, di Jakarta sepetinya sudah hilang ya....Ada yang bermain softball, bersepeda, dll.
Wah seandainya Jakarta punya hutan kecil seperti itu, pasti nyaman sekali. Kami duduk-duduk sebentar menikmati taman, sebelum kembali ke Tokyo.



Dari Mitaka, kami ke Shinjuku, sekedar melihat-lihat. Di tengah jalan kami melihat ada temple, kami mampir istirahat sekalian makan siang. Perjalanan berlanjut dengan tujuan Harajuku, ingin melihat cosplay yang biasanya ada di hari minggu. Namun setelah jalan cukup lama belum sampai juga, akhirnya kami putuskan untuk kembali ke Akihabara.
Di Akihabara, kami hanya duduk-duduk mengamati dan memotret orang-orang lewat saja, sudah kehabisan uang gara-gara belanja di Uniqlo yang sedang sale...hahaha....dengan kualitas barang yang bagus dan harga cukup murah, yang jelas jauh lebih murah dibanding jika beli di Uniqlo Jakarta, belum tentu juga barangnya ada.

Sambil menunggu waktu makan malam, kami duduk-duduk mengamati dan merekam video kereta JR lewat, cukup menarik....kereta hanya berhenti sebentar, orang-orang keluar, masuk lalu berangkat lagi. Kereta di Jepang, sangat tepat waktu dan jedanya hanya beberapa menit, jadwal diatur dengan sangat baik.

Kami makan makan udon sebelum kembali ke hotel, kebetulan sedang diskon 100 yen. Kami harus packing malam ini, karena besok malam pulang.....perjalanan hampir berakhir.....



2013/08/19

Japan Trip - Day 13 - Tsukiji - Tokyo Tower - Roppongi - Shibuya - Akihabara (23.822 steps)

Kami bangun subuh, dengan kereta paling pagi pukul 5 kami turun di stasiun Tsukiji shijo. Mengikuti bau ikan, kami menuju Tsukiji market. Kami ingin mencari tempat pelelangangan tuna. Setelah keliling, kami mendapat informasi harus jam 4 pagi, kalau ingin menyaksikan pelelangan, padahal kereta baru ada jam 5 pagi sedangkan hotel kami cukup jauh dari lokasi. Kami melihat antrian panjang, kami kira antrian untuk pelelangan, ternyata orang antri makan sushi wkwkwkwk.....

Kami penasaran dimana lokasi pelelangan, jadi keliling memutari pasar. Di area pasar sendiri banyak penjual ikan berkendaraan roda tiga untuk mengangkut ikan-ikannya. Truk-truk kontener pengangkut hasil ikan yang masih segar namun sudah dikemas. Sampai jam 9 pagi, pengunjung hanya boleh melihat area luar pasar saja agar tidak mengganngu kegiatan pasar ikan yang sibuk.

Akhirnya kami temukan tempat informasi pendaftaran untuk melihat pelelangan tuna, letaknya dekat jembatan Nihonbashi. Jembatan ini bisa diangkat untuk lewat kapal. Kami sarapan di pinggir sungai dekat Nihonbashi ini, sambil melihat orang lewat berolah raga atau sekedar jalan-jalan dengan anjingnya.



Kami memutuskan untuk menuju Tokyo Tower, yang terlihat dari Nihonbashi. Dari stasiun Kaidochi sampai Akabanebashi, 210 yen. Hari masih pagi waktu kami sampai, belum jam 9. Kami sempat memotret tokyo tower, sambil tiduran di jalanan hahaha.....
Ternyata sedang ada pameran Doraemon di Tokyo Tower, namun harus membayar tiket secara terpisah. Tiket Tokyo Tower 820 yen, tingginya 333 meter. http://www.japan-guide.com/e/e3009.html. Dari situ kita bisa melihat Tokyo Sky Tree dan jembatan Odaiba. Tersedia layar simulasi yang menunjukkan jarak lokasi yang kita tunjuk dari Tokyo Tower. Terdapat kotak kaca, dimana kita bisa melihat ke bawah, kaki tower. Tokyo Tower, tahun ini berusia 55 tahun.




Kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke Roppongi, ini daerah elit, banyak kedutaan besar berada di daerah ini. Tujuan kami melihat Maman, patung laba-laba di area mal Roponggi. Ternyata Maman ini ada di banyak belahan dunia, http://en.wikipedia.org/wiki/Maman. Kami santai sebentar, makan siang yang kami beli di 7-11, sambil melihat orang lalu lalang. Di Tokyo, orang-orangnya lebih modis dan berwarna, tidak seperti di kota lain yang pakaiannya di dominasi warna putih, hitam, coklat dan warna pastel. Orang Tokyo lebih berani tampil beda. Laki-laki banyak yang menggunakan tas tangan wanita, alis mata banyak yang sudah dicukur. Warna pakaian, tas dan sepatu warna-warni, bahkan orange, ungu. Menarik juga untuk diamati. Kami sempat melewati toko Hardrock dalam perjalanan menuju Roppongi.


Tujuan berikutnya Shibuya, kami naik bus no.01, 200 yen. Di Shibuya, setelah memotret patung Hachiko, kami mengabadikan persimpangan Shibuya yang sibuk, cukup menarik diamati, pergerakan orang-orang yang menyebrang.


Di Shibuya sempat belanja lagi di Uniqlo. Sore kami ke Akihabara. Keluar dari stasiun JR Akihabara, kita bisa menemukan Gundam Cafe dan AKB48 cafe. Kami lihat banyak yang antri. Kami menuju Yodobashi Akiba yang terletak di belakang area Gundam Cafe, gedung 9 lantai ini berisi elektronik, games, figur, anime dan sejenisnya. Saya menemukan handuk microfiber yang sudah lama saya cari, handuk ini sangat berguna untuk traveling karena cepat kering. Senang melihat-lihat barang di Yodobashi, namun berhubung uang tinggal sedikit, maka harus menahan diri belanjanya hahahaha......


Setelah makan malam udon kari di Akihabara, kami kembali ke hotel.

Japan Trip - Day 12 - Tokyo Sky Tree (18.288 steps)

Pagi selesai packing, kami check out dan titip koper di hotel. Kami hanya diperbolehkan titip sampai jam 4 sore, selebihnya akan dikenakan biaya 100 yen per jam.
Rencana semula kami akan ke Nikko, namun karena 2 dari 4 obyek yang akan kami kunjungi ternyata sedang direnovasi. Untung sebelum berangkat kami cek dahulu, jadi tidak sia-sia.
Tujuan kami hari ini kami ubah ke Tokyo Sky Tree, yang tingginya 634 meter dengan 2 lantai observasi yaitu pada 350 m dan 450 m. http://www.japan-guide.com/e/e3064.html.

Kami makan pagi di taman sekitar Sensoji, sempat foto-foto suasana pagi. Banyak orang-orang tua bersosialisasi, ngobrol, di salah satu sudut disediakan area merokok. Di Jepang harga rokok cukup mahal, 400 yen per pak, ini saya lihat di mesin pinggir jalan. Di Jepang banyak area dilarang merokok, bahkan di jalanan, maka disediakan area untuk merokok bahkan di tamanpun tidak semua area boleh merokok. Dari Asakusa, terlihat Tokyo Sky Tree masih berkabut ujung atasnya.


Kami memutuskan untuk jalan kaki menuju Tokyo Sky Tree, sekitar 1,5 km dari Asakusa. Kami melewati sungai Sumida dan gedung Asahi beer yang akan terlihat jelas dari Tokyo Sky Tree, karena warna emas dari mungkin bentuk tetesan bir kali ya..... Sungai Sumida merupakan lokasi festival kembang api terbesar di Tokyo.



Tiket masuk Tokyo Sky Tree 2.000 yen, itu hanya sampai di dek pertama, 350 m. Jika ingin ke 450 m, harus membayar lagi. Dari Tokyo Sky Tree, bisa melihat Tokyo Tower dari kejauhan. Ada layar display yang menarik, dengan menyentuh suatu tempat kita bisa melihat zoom nya, kemudian ada pilihan night view, akan ditampilkan pemandangan malam hari di lokasi yang kita pilih atau history, sejarah tempat tersebut. Pengunjung sangat padat, jadi harus sabar antri. Ada gambaran perbandingan Tokyo sky Tree dengan tower lain di seluruh dunia, misalnya menara Eiffel (324m), Canton Tower (600m), dll.



Kami makan siang, udon seperti di Kyoto, di food court lantai bawah Sky Tree. Hari sudah sore, kami harus kembali ke hotel untuk mengambil barang dan pindah ke hotel baru kami di Juyoh Hotel, Minami Senju. Kami mengambil kamar dengan futon 1 kamar 1 orang, 2.900 yen. Rencana kami, mencuci dahulu jadi kami batalkan untuk mengunjungi Edo Tokyo Museum karena sudah hampir tutup juga.

Seperti biasa kami sempat tersesat cukup jauh untuk menuju hotel, karena kekeliruan antara left dan right hahaha.....memang cukup sulit menjelaskan arah menuju hotel. Kami mendapat kamar di lantai 7. Kamar mandi dan mesin cuci ada di lantai 10. mesin cuci 200 yen dan mesin pengering 100 yen, tinggal masukkan koin saja. Tersedia pulamesin minuman di lantai 10, namun harganya lebih mahal dibanding yang ada di jalanan.
Selesai mencuci, kami jalan-jalan sekitar stasiun Minami, tidak banyak yang dilihat. Kami membeli makan malam dan ramen untuk sarapan di Lawson. Di area ini sepertinya lebih banyak orang tua, dibanding anak mudanya. Tidak terlalu ramai, kami kembali ke hotel dan tidur lebih awal, besok kami harus bangun pagi-pagi untuk ke Tsukiji market. Beginilah sekilas kondisi hotel kami.

 

Japan Trip - Day 11 - Imperial Palace, Tokyo (18.713 steps)

Lima hari ke depan kami akan berada di Tokyo. Trip di Tokyo agak santai, kami sudah kelelahan setelah 10 hari dengan banyak destinasi. Hari ini bangun agak siang, tujuan kami hari ini mengikuti tur gratis di Imperial Palace, yang sebelumnya harus reservasi melalui internet yang saya lakukan di Jakarta. http://sankan.kunaicho.go.jp/english/guide/koukyo.html. http://www.japan-guide.com/e/e3017.html.

Setelah sarapan di depan Sensoji temple Asakusa, kami naik subway menuju stasiun Tokyo. Kami membeli tiket point to pint, bukan pass seperti pasmo atau suica. Di dekat mesin tiket, tercantum  dari Asakusa ke Tokyo harga tiket 290 yen, jadi kami membeli tiket seharga 290 yen. Ternyata kami baru tahu kalau tiket metro dan JR harus dibeli secara terpisah, jadi rugi deh.....Asakusa - Kanda dengan metro, Kanda - Tokyo dengan JR. Belajar dari kesalahan, selanjutnya kami selalu membeli tiket dengan harga paling rendah, nanti sesampai di stasiun tujuan baru cek fare adjutment, jika kurang, kami tambahkan ongkosnya.

Dengan menyerahkan print reservasi, kami mengikuti tur Imperial Palace. Kami dikumpulkan di ruangan lalu diputarkan video sekilas mengenai tur dan istana. Kami diberi audio guide berbahasa Inggris, guide akan memberitahu nomor obyek yang sedang kami lihat. Tur hanya berlangsung di luar istana, selama 75 menit. Selesai tur, kami diberi tiket untuk memasuki east garden. Cuaca sangat panas, kami sudah kegerahan, selesai melihat museum, kami keluar dan foto-foto dari halaman luar istana. Ada pesanan dari ayah Sisca untuk foto di spot yang sama dengan waktu ayahnya ke Tokyo tahun 80-an, ternyata masih sama hahaha.....


Kami mencari makan di gedung Marunochi, lokasinya di depan stasiun Tokyo. Akhirnya ketemu ramen yang uenak sekali, di food court lantai B1F namanya Hutong Chinese Deli, harganya 650 yen, namun sepadan dengan rasanya.....Ini makanan termahal yang kami beli selama di Jepang. Kami sempat di tolak masuk, karena penuh, setelah mutar-mutar sampai ke lantai 35-36 yang juga ada restonya, kami balik lagi ke situ.

Selesai makan, kami ke lantai dasar yang sedang diselenggarakan pameran mengenai dinosaurus, ada juga simulasi seolah-olah sedang berada bersama dinosaurus, anak-anak sangat menikmatinya. Lalu kami mencari tempat ikut tur gratis dengan bus, yang ternyata dimulai dari gedung Mitsubisi di sebelah Marunochi. Bus ini boleh dinaiki siapa saja, bukan hanya turis yang memanfaatkan, warga Tokyo juga ada yang naik. Rutenya mengelilingi gedung-gedung grup Mitsubishi dan Marunochi saya rasa. Dengan AC yang sejuk, kami bertiga langsung terlelap di dalam bus....sampai turun di lokasi awal kami naik hahaha......


Stasiun Tokyo sendiri merupakan obyek foto yang menarik, dengan arsitektur gaya lama, berbeda dengan stasiun Osaka dan Kyoto yang modern dengan instalasi dari besi/baja.

Hari sudah sore, kami putuskan untuk jalan-jalan seputar Asakusa, besok kami harus pindah hotel. Kami mampir di Daisho, toko yang menjual semua barang dengan harga 100 yen, sebenarnya 105 yen setelah ditambah pajak. Selama di Tokyo, tidak semua dari daftar tujuan kami tercapai, kami sesuaikan dengan sikon. Dengan berbekal Tokyo Handy Guide yang kami ambil di hotel, mudah untuk menentukan rute transportasi dengan subway atau kereta api. Namun tidak mudah menggunakan bus, tidak ada informasi mengenai rute bus, di halte bus pun hanya ada penjelasan dengan huruf kanji, tidak ada bahasa Inggrisnya, tidak seperti di Kyoto. Tarif bus di Tokyo berlaku sekali naik 200 yen, jauh dekat sama saja.
Saya menggunakan http://www.jorudan.co.jp/english/ untuk mencari rute kereta api di Tokyo, syaratnya harus tahu nama stasiun asal dan tujuan. Kita bisa memlilih yang lebih murah atau lebih cepat.

Kami mengakhiri hari dengan makan malam di resto dekat stasiun Asakusa, dengan menu yang berbeda, paket nasi dengan sayuran, serta ramen. Dalam perjalanan menuju hotel, kami melewati kuil Sensoji, kami foto-foto sebentar suasana malam, sudah sepi, toko-toko sepanjang jalan sudah tutup. Suasananya berbeda sekali dengan waktu siang hari.


Japan Trip - Day 10 - Tateyama Kurobe Alpine Route (14.107 steps)

Selesai sarapan, kami check out dari hotel, menuju stasiun Dentetsu Toyama. stasiunnya bersebelahan dengan stasiun JR. Kami membeli tiket terusan dari Toyama sampai Ogizawa, cukup mahal, 9.230 yen dengan berbagai jenis transportasi, dari kereta api listrik, cable car, ropeway, highland bus, trolley bus. Ditengah perjalanan, kami bisa berhenti menikmati pemandangan dahulu sebelum melanjutkan perjalanan. Atau bisa juga hanya membeli parsial, jika ingin menginap di salah satu lokasi. http://www.japan-guide.com/e/e7550.html.

Pukul 8:58 kami mulai perjalanan dari Toyama. Serombongan kakek nenek berangkat bersama kami. Senangnya melihat orang yang sudah tua masih mau berpetualang. Mudah-mudahan nanti kami juga begitu kalau sudah tua hahaha.....

Toyama menuju Tateyama menggunakan kereta listrik, lalu ganti cable car menuju Bijodaira. Di Bijodaira, bisa menginap. Kami lanjut ke Murodo menggunakan bus. Adayang unik, petugas di Bijodaira punya contekan untuk komunikasi dalam bahasa Inggris, dia menunjuk meminta kami membacanya. Ternyata jika membawa bagasi lebih dari 10 kg, kita harus membayar lagi 300 yen.


Murodo terkenal koridor saljunya, namun hanya bisa dilihat April sampai Juni saja, kami tidak kebagian. Pemandangan spektakuler, kami sempat main salju, bayangkan musim panas tetap ada salju. Susah diceritakan, silahkan menikmati foto-fotonya saja....



Kurobe dam merupakan bendungan tertinggi di Jepang dengan 15 ton air per detik. Ini merupakan lokasi terakhir sebelum mencapai Ogizawa. Dengan menyeret-nyeret koper, sampai naik bus menuju Ogizawa. Pukul 16:30 dari Ogizawa kami naik bus menuju Shinano Omachi, tiket 1.330 yen. Berganti naik JR Shinano Omachi menuju kota Matsumoto, 650 yen, 52 menit. Dari Matsumoto naik bus menuju Shinjuku, Tokyo, memakan waktu lebih dari 3 jam. Tiket untuk 1 orang 3.400 yen, 2 orang 5.950 orang, jadi kami beli untuk 1 dan 2 orang lalu dibagi 3, lebih murah dibanding membeli perorangan.


Kami sampai di Shinjuku hampir jam 11 malam. Lalu bertanya pada petugas bus, bagaimana cara mencapai penginapan kami di Asakusa Hotel Wasou, kami ingin mencoba capsule hotel.
Dari Shinjuku harus naik subway Marunochi line lalu ganti Ginza line sampai di Asakusa.
Turun dari stasiun sbway Asakusa, kami bingung harus kemana, akhirnya bertanya di pos polisi yang berada di depan Sensoji Asakusa yang terkenal dengan lampion merah besarnya. Kami harus jalan melalui jalan yang gelap, sempat tersesat padahal sudah lelah sekali. Akhirnya ketemu juga. Kami menginap 2 malam di capsule hotel ini. Harga booking di booking,com ternyata jauh lebih mahal daripada go show yang hanya 1.800 yen. Begini gambaran hotel kapsul kami.....


Japan Trip - Day 9 - Kanazawa - Shirakawa Go - Toyama (14.770 steps)

Pagi-pagi check out dari hotel, menuju stasiun Kyoto naik JR Thunderbird menuju kota Kanazawa, waktu tempuh 133 menit, sampai jam 10.24. Tujuan kami adalah Shirakawa Go, termasuk Unesco world herritage untuk rumah-rumah pertanian yang telah berusia lebih dari 250 tahun. Malam ini kami akan menginap di Toyama, jadi koper kami titip di loker stasiun Kanazawa. Koper ukuran kabin saya, bisa masuk di loker ukuran S, 300 yen. Sedang Ssca dan Lany berbagi loker XL untuk 2 koper sedang dan 1 ransel, 600 yen. Kami makan siang di stasiun, restoran udon dan ramen yang menggunakan sistem kupon yang dibeli di mesin. Kupon diserahkan dan tunggu udon siap disajikan. Karena sempit, sebagian harus makan sambil berdiri. Stasiun Kanazawa sendiri cukup menarik, terminal bus berada di depan stasiun JR. Kami membeli tiket bus Kanazawa - Shirakawa Go PP 3.200 yen. Jadwal bisa dilihat di http://www.japan-guide.com/bus/shirakawago.html.


Perjalanan dari Kanazawa (12:35) sampai Shirakawa Go (13:50) sendiri pemandangannya sangat menarik. melewati beberapa terowongan menembus gunung, melewati hutan, sungai, danau, sawah-sawah.

Shirakawa Go juga sesuatu yang berbeda. Beberapa rumah pertanian dibuka untuk umum dengan membayar tiket. Cuaca terik, namun air sangat dingin, bahkan digunakan untuk mendinginkan minuman yang dijual. Ikan-ikan bebas berkeliaran di selokan yang airnya bening sekali. Kami berjalan dan mengambil foto sampai lokasi dimana kita bisa melihat desa 360 derajat.



Bus kami kembali ke Kawazawa jam 16:50. Setelah mengambil koper-koper, kami naik JR menuju kota Toyama. Hari ini JR Pass kami habis masa berlakunya. Kami menginap di Hotel Prime Toyama, 10.000 yen untuk kamar bertiga, termasuk sarapan. Ini hotel kami termahal selama kami di Jepang. Seperti biasa, sempat tersesat, padahal letaknya tidak terlalu jauh dari stasiun. Makan malam kami beli di Lawson. Hari ini tidak terlalu banyak jalan kaki,hanya 14.770 langkah.




Japan Trip - Day 8 - Arashiyama (29.500 steps)

Rencana semula kami akan ke Nara, namun atas usul teman Sisca, maka kami sepakat untuk mengunjungi Arashiyama, bisa ditempuh dengan menggunakan JR Pass. http://www.japan-guide.com/e/e3912.html

Pagi kami ke Fushimi Inari dahulu, foto-foto sebentar. Hari masih pagi, namun beberapa orang sudah datang berdoa.


Dari stasiun Inari, kembali ke stasiun Kyoto lalu ganti kereta menuju Arashiyama, JR Sagano line. Apa hubungan piano dan lokomitif? entahlah, kami mampir melihat museum lokomitif dan piano abad 19. Tidak perlu membayar untuk melihatnya. Letaknya persis di depan stasiun JR Saga Arashiyama. Areanya sendiri cukup menarik untuk di lihat. Kami putuskan untuk naik Sagano Scenic Railway, 600 yen sekali jalan. Pemandangan sangat menarik, namun gerimis. Di bawah terlihat sungai dan sempat melihat orang rafting. Boleh dicoba kalau lain kali bisa kembali kesitu....semoga....
Kalau musim gugur, mungkin akan lebih cantik lagi, dengan daun yang berwarna warni.



Sesampai di ujung perjalanan, terlihat sawah hijau cantik. Kami makan siang dahulu dengan bekal yangkami beli sebelumnya. Kembali ke stasiun awal dengan menggunakan JR. Perjalanan selanjutnya menuju bamboo groves, hutan bambu yang merupakan salah satu spot foto yang cantik juga, namun hujan, jadi foto-foto tidak terlalu bagus. Selama perjalanan kami di Jepang, belum pernah melihat cowok cakep, ternyata ngumpul di sini sebagai penarik rickshaw hahaha.....mereka juga bertindak sebagai guide dan berhenti di spot-spot foto terbaik, dan memotret penumpangnya.


Kami mengunjungi Tenryuji garden yang cantik, meskipun masih hujan. Kami makan udon yang enak dan green & brown tea ice cream di ujung jalan sebelum masuk ke hutan bambu. Kami kembali ke Kyoto, area Teramachi. Belanja di Uniqlo yang lagi sale dan makan malam di tempat udon kemarin.



Kembali ke hostel dengan bus setelah sempat salah jalan, untung saya tidak dimarahi teman-teman....maaf ya.....Ini malam terakhir kami di Kyoto, jadi kami packing untuk destinasi kami berikutnya, Kanazawa....