2013/06/28

Belitung, Negri Laskar Pelangi

Belitung atau Belitong menjadi terkenal gara-gara film Laskar Pelangi yang dibuat berdasarkan buku karya Andrea Hirata berjudul sama, yang bercerita tentang masa kecilnya bersama dengan teman-temannya di pulau Belitung. Bahkan akhirnya dibuat drama musikal yang bagus sekali, saya berkesempatan menontonnya di Teater Jakarta, TIM.

Buku Laskar Pelangi

Poster film Laskar Pelangi

Poster Drama Musikal Laskar Pelangi


Pulau Belitung terletak di sebelah timur pulau Sumatra, dahulu terkenal dengan tambang timahnya, namun sekarang sudah jauh berkurang. Pulau ini di kelilingi oleh pulau-pulau kecil sehingga salah satu wisata yang ditawarkan adalah island hopping.

Akses menuju pulau Belitung dapat dicapai dengan pesawat menuju Tanjung Pandan. Menjelajahi Belitung harus menggunakan kendaraan bermotor atau mobil, jalanan beraspal dalam kondisi bagus, namun cuaca sangat panas meskipun kami ke sana pada bulan Oktober selama 4 hari 3 malam.

Ngopi di Manggar, kota seribu warung kopi merupakan salah satu yang patut dicoba, kopinya enak. Kami sempat mampir ngopi di warung milik Akiong, salah satu anggota laskar pelangi, teman Ikal/Andrea Hirata.

Mampir di replika SDN Muhammadyah, Tanjung Tinggi yang digunakan untuk syuting Laskar Pelangi. Tanpa berpanjang kata, silahkan menikmati foto-foto selama di Belitung.

Peta Pulau Belitung

Teluk Gembira

Tanjung Membalong


Pantai Penyabong

Pantai Serdang

Replika SDN Muhammadyah - Gantong

Tanjung Tinggi - Lokasi syuting LP

Tanjung Tinggi

Pulau Burung

Mercusuar Pulau Lengkuas

Our boat

Nelayan

Kampung Nelayan

Jelajah Taman Nasional Meru Betiri

Taman Nasional Meru Betiri berada dalam wilayah kabupaten Jember dan Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. TN Meru Betiri memiliki obyek wisata alam dan petualangan yang lengkap, jelajah hutan, sungai dan pantai. Juga merupakan habitat tanaman langka bunga Raflesia.

Jelajah TN Meru Betiri kami lakukan pada pertengahan Mei 2008, pada waktu itu TN baru dibuka kembali setelah ditutup selama musim hujan. Kami berenam bukan petualang sejati yang sering keluar masuk hutan, tapi kami ingin mencoba menjelajah Meru Betiri.

TN Meru Betiri
Peta TN Meru Betiri
 
Dari Jakarta menuju Surabaya dengan pesawat terakhir, kami dijemput dengan mobil menuju Jember, di tengah perjalanan mampir mencicipi rawon nguling di Pasuruan.

Sampai di Jember subuh, setelah istirahat sebentar dan berberes, perjalanan dilanjutkan dengan naik mobil bak terbuka menuju Bande Alit.

Loading
Tiba di Sumber gadung, Bande Alit, istirahat  dan sarapan nasi kotak yang sudah disiapkan. Sempat memetik jeruk bali yang ada di sekitar tempat kami makan ;p

Sarapan

Memetik Jeruk Bali
Dipandu dengan 4 orang ranger dan porter, kami mulai memasuki TN Meru Betiri. Kami hanya membawa barang keperluan kami sendiri, sedangkan tenda, bahan makanan, peralatan memasak di bawa oleh pemandu kami. Awal perjalanan masih semangat.


Perjalanan dimulai....

Tujuan hari pertama menuju teluk Meru, melewati hutan, bukit dan menyusuri pantai sepanjang 3 km. Perjalanan ternyata cukup sulit, karena kami rombongan pertama yang masuk setelah taman nasional dibuka kembali, setelah ditutup sementara. Banyak pohon tumbang, sehingga jalur yang biasa, tidak dapat dilewati sehingga kadang harus memutar, atau meniti di atas pohon yang tumbang. Sesampai di teluk Meru, kelelahan terbayar dengan keindahan dan ketenangannya, hanya rombongan kami yang ada di sana.

Menuju Teluk Meru

Telu Meru

Menyusuri Teluk Meru
Malam pertama berkemah di sekitar Teluk Meru, langsung tidur setelah makan malam yang dimasak oleh pemandu kami. Keesokan harinya setelah makan pagi, bongkar tenda dan berberes, perjalanan dilanjutkan menuju Teluk Permisan dengan masuk ke hutan lagi, melewati banyak sungai. Banyak jalan berlumpur, kadang harus merayap untuk mendaki, melewati tebing sempit untuk dilewati. Beberapa kali harus istirahat, capek tapi masih semangat. Teluk Permisan sama cantiknya dengan Teluk Meru, sempat melihat perahu tradisional lewat. Malam ke dua berkemah di sekitar Teluk Permisan. Mandi di sungai, makan malam, trus tidur kecapekan.

Istirahat dulu aaaahhhh..
Teluk Permisan

Teluk Permisan
Hari ketiga setelah melakukan ritual pagi, cuci muka, gosok gigi, sarapan, bongkar tenda, berberes, lanjut ke tujuan akhir trekking yaitu desa Sukamade. Perjalanan makin sulit, kecepatan jalan diantara kami berbeda sehingga akhirnya di bagi 2 grup. Di hari ketiga, kami beruntung sempat melihat ular yang kekenyangan berendam disungai, namun tidak beruntung harus jalan memutar, karena di atas pohon ada sarang tawon ;p
Salah seorang teman malah bilang dia melihat harimau, gak tau harimau sungguhan atau jadi-jadian karena sudah makin langka saja.

Berkemah di pinggir sungai

Sarang tawon di atas pohon


Ular kekenyangan sedang berendam

Bajing Terbang
Sulitnya perjalanan dan kecepatan jalan yang menurun membuat target mencapai desa Sukamade yang seharusnya sekitar magrib menjadi tengah malam. Semangat yang drop dan kelelahan membuat beberapa kali sempat ribut karena emosi. Kata-kata favorit sepanjang perjalanan adalah Are we there yet? seperti Donkey di film Shrek.

Karena sampai di Sukamade sudah tengah malam menjelang pagi, kami tidak sempat melihat penyu yang merupakan andalan Sukamade. Malam ini kami tidur di kasur, nikmattt..........

Sukamade
Trip jelajah Meru Betiri berakhir, kami menuju Sanggar dengan kendaraan umum. Dari Sanggar kami diantar menuju Banyuwangi, saya berdua teman akan lanjut ke Bali menyebrang dengan feri, sedang lainnya diantar kembali ke Surabaya untuk terbang ke Jakarta.




2013/06/25

Bamboo Rafting di Sungai Amandit, Loksado

Hari terakhir di Loksado, kami melakukan berakit dengan bambu (bamboo rafting) sekitar 2-3 jam menyusuri sungai Amandit. Awalnya rakit bambu digunakan sebagai angkutan hasil kebun masyarakat dayak sekitar sungai. Namun kini, dijadikan wisata menyusuri sungai sambil menikmati keindahan alam pegunungan Meratus.

Rakit bambu terdiri atas 16-20 batang bambu dengan panjang lebih dari 6 meter. Batang-batang bambu disatukan berjajar dan diikat dengan tali. Di tengah rakit tersedia tempat duduk penumpang. Rakit kami dinaiki 4-5 orang termasuk pemandu rakit (joki). Joki berdiri di depan rakit, mengendalikan rakit dengan memegang galah sepanjang 3 meter agar dapat melintasi jeram dan arus sungai dengan selamat. Kadang joki harus melompat ke sungai untuk mengarahkan ujung rakit, agar dapat melewati sela-sela bebatuan.
Terkadang joki harus memperbaiki ikatan bambu dan menjaga agar bambu tidak tercerai-berai.

Uniknya, rakit bambu yang digunakan untuk menyusuri sungai hingga ke hilir, tidak dibawa lagi ke hulu. Bambunya dijual ke warga yang ada di hilir. Kunjungan wisata di kawasan ini ramai pada bulan Agustus hingga akhir tahun.

Bamboo rafting

Bamboo rafting

Istirahat sambil berenang dulu

Bamboo rafting


Selesai rafting, kami melanjutkan perjalanan menuju Banjarmasin sebelum pulang ke Jakarta, dan singgah di Martapura untuk melihat-lihat kerajinan batu-batu alam, permata, hasil kerajinan bambu, kain-kain celup Kalimantan atau disebut juga sasirangan.

Lunch


 

Menjelajah Pegunungan Meratus

Dari Banjarmasin kami melanjutkan perjalanan menuju Loksado. Loksado terletak sekitar 40 km sebelah timur kota Kandangan di pegunungan Meratus. Pegunungan Meratus membelah Kalimantan Selatan menjadi dua, merupakan kawasan berhutan yang bisa dikelompokkan sebagai hutan pegunungan rendah.

Di Loksado kami menginap di salah satu rumah penduduk, persisnya di ruang tamunya ;p
Hari pertama kami mengunjungi perkampungan Dayak di desa Malaris, yang terletak tidak jauh dari Loksado, melewati hutan bambu.

Kami sempat masuk ke Rumah Panjang, yang merupakan rumah adat suku dayak. Di rumah ini beberapa keluarga tinggal bersama. Rumahnya sudah agak rusak, menurut penduduk setempat sedang akan diperbaiki.



Kalimantan Map
Rumah Panjang Suku Dayak


Anak Dayak
3 babi kecil
 
Mencuci di sungai
Di belakang rumah tempat kami tinggal, mengalir sungai yang airnya jernih. Sore-sore kami sempat main di sungai dan mencuci baju setelah perjalanan beberapa hari.

Esok harinya kami menjelajah melintasi hutan dan sungai pegunungan Meratus, sampai ke air terjun Haratai.

 
Jembatan gantung di Meratus

Menyeberang sungai
 
Yoga di air terjun Haratai
 
Kalimantan juga terkenal dengan anggrek hitam (Coelogyne pandurata). Dinamakan anggrek hitam karena memiliki lidah berwarna hitam dengan sedikit garis-garis berwarna hijau dan berbulu. Bunganya cukup harum semerbak dan biasa mekar pada bulan Maret hingga Juni. Sayang pada waktu kami datang, bukan musim berbunga, jadi hanya melihat daunnya saja. Supaya bisa membayangkan rupanya, saya ambil gambar dari internet.

Anggrek hitam





2013/06/24

Pasar Terapung di Banjarmasin

Usai dari Tanjung Puting, kami kembali ke Palangkaraya dan mampir di Banjarmasin sebelum melanjutkan perjalanan ke Loksado. Saat di Banjarmasin, kami sempatkan melihat pasar terapung yang menjadi salah satu andalan wisata kota Banjarmasin.

Pasar terapung di Banjarmasin adalah pasar tradisional dimana para pedagang maupun pembeli menggunakan perahu atau jukung di sungai. Dagangan berupa aneka barang, sayur-mayur, buah-buahan dan makanan. Pasar dimulai dari subuh sampai matahari terbit sekitar pukul 7 pagi. Wisatawan dapat menikmati sarapan di perahu karena ada beberapa warung terapung, menjual makanan dan minuman.

Pasar terapung Muara Kuin yang berada di muara sungai Kuin, sungai Barito, sudah ada sejak tahun 1526, kala Sultan Suriansyah mendirikan kerajaan di tepi sungai Barito. Kerajaan tersebut menjadi cikal bakal kota Banjarmasin. Masih terjadi barter antara pedagang pasar terapung.

Pasar terapung lainnya adalah Lok Baintan di sungai Martapura yang berada di tengah kota Banjarmasin, di sisi jalan Piere Tendean. Dengan menggunakan transportasi sungai dari dermaga pemberangkatan yang terletak di depan mesjid bersejarah Sultan Suriansyah, pasar terapung Lok Baintan dapat di tempuh sekitar 30 menit.

Kami mengunjungi pasar terapung Lok Baintan dengan menggunakan perahu bermotor (klotok), saat lewat di bawah jembatan, ternyata perahu tidak dapat lewat, bapak tukang perahu meminta kami berpindah dari depan ke belakang perahu sehingga perahu jadi lebih rendah hingga akhirnya bisa melewati jembatan ;p


Pasar terapung

warung terapung

Warung tatamba lapar

Warung goyang terapung

Pasar terapung

Jembatan Barito