2013/05/29

Cappadocia, negri para peri

Cappadocia terletak di Anatolia timur, di tengah-tengah Turki. Lokasinya di pedalaman dan dataran tinggi lebih dari 1000 m, Cappadocia memiliki iklim yang kering dan panas pada musim panas dan musim dingin bersalju.

Cappadocia merupakan tujuan wisata yang populer, termasuk dalam situs world heritage UNESCO karena memiliki kondisi geologi, sejarah, dan budaya yang unik. Keunikan alamnya dengan bebatuan berbentuk fairy chimney (cerobong peri) seperti di negri dongeng.

Cappadocia memiliki beberapa kota bawah tanah, sebagian besar digunakan oleh umat Kristen awal sebagai tempat persembunyian sebelum agama Kristen menjadi agama yang diterima. Kota-kota bawah tanah memiliki pertahanan dan banyak perangkap di dalamnya terutama digunakan melawan Romawi. Perangkap ini sangat kreatif, termasuk perangkat seperti batu bulat besar untuk memblokir pintu dan lubang di langit-langit.

Wilayah ini terletak barat daya dari Kayseri, yang memiliki jalur penerbangan, kereta api dan bus dari dan ke Ankara serta Istanbul.

Pagi jam 5.30 teman saya dijemput untuk Balloon Tour, suhu masih dingin sekitar 5 derajat.

Dia beruntung balloon nya hanya berisi 16 orang. Biasanya untuk harga EUR100, keranjang diisi antara 20-30 org.


Hot balloon @Cappadocia

Diantar kembali ke hostel lagi sekitar jam 7.30, kami sarapan yang disediakan hostel sepiring isinya sebutir telur rebus, sepotong sosis besar, 2 jenis keju, 2 jenis olive (hitam & hijau), potongan tomat, timun, jeruk, selai, madu, butter, rame banget. dan sekeranjang roti untuk 1 meja. Kopi, teh, susu boleh ambil sesukanya. Madu saya campur dengan air panas dan diminum paling tidak bisa menambah stamina. Karena perjalanan panjang dan suhu udara yg dingin, kita perlu jaga stamina supaya tidak sakit.



breakfast

9.30 kami dijemput untuk Green Tour (TL80) dengan rute Goreme panorama- fairy chimney/ cerobong para peri memang bentuk batuannya unik seperti cerobong asap, disitu cuma sebentar diberi kesempatan foto2.


Fairy chimney rocks

Lanjut ke Derinkuyu yg merupakan underground city terbesar, terdalam dan masih dalam kondisi terawat, ada 7 level ke bawah. dengan ruang tidur, dapur, ruang ibadah, ruang pembuatan wine, istal untuk binatang peliharaan, ruang pertemuan dll. ventilasi masih berfungsi dengan baik dan ada saluran komunikasi yg digunakan jaman dulu.



Derinkuyu underground city


Part of underground city

Perjalanan dilanjutkan ke Ilhara Valey, treking kira-kira 4 km, alam yang indah hawa yg nyaman, cukup menyenangkan untuk treking. Dalam perjalanan mampir ke bekas bangunan gereja, msh ada beberapa lukisan di dindingnya. Konon bahan untuk melukis dari campuran kotoran burung ;p.



Trekking along Ilhara valley

Diujung rute treking sampailah di desa Belisirma, untuk makan siang di resto di atas sungai yg namanya juga Belisirma. makan siang sudah termasuk dalam paket tour. Makan boleh pilih diantara 4 : daging, ayam, ikan trout atau vegetarian (jamur). Saya pilih ikan trout. Minum harus beli karena tidak termasuk dlm paket makan siang. Nasi cuma hiasan, dikitttt banget untuk ukuran kita pemakan nasi.



Trout for lunch

Selesai makan siang, kita dibawa ke Selime monastery, bekas biara, diberi waktu untuk jelajah sendiri, harus mendaki cukup tinggi. Sebelum pergi kami foto bareng di depannya, dan semua berebut nitip kamera ke penjaga yg baik hati motretin kami.


Selime monastery

Perjalanan menuju destinasi terakhir Pigeon Valey memakan waktu 1 jam, hampir semua ketiduran. Disebut Pigeon Valey karena dulunya banyak burung merpati yg bersarang di batu2 yg ada di lembah itu. bekasnya masih terlihat, mungkin juga masih ada merpati di situ. Sudah sore sewaktu sampai di situ, tidak bagus untuk foto2. Berkahirlah tour, kami di antar ke otogar yg merupakan city center juga, kalau mau bisa diantar ke hotel masing-masing.


Green tour route






2013/05/28

Turkey Trip - Itinerary

Turkey Trip itinerary @March 2013 for 12 days.

D1 - Jakarta (00:25 GMT+7) - Doha - Istanbul (11:30 GMT+2) by Qatar Airways (USD.776)
       VOA USD25
       Istanbul (14:00) - Kayseri (15:15) by Atlasjet TL.77
       Kayseri Airport - Kayseri city center by bus TL.1,7
       Kayseri city center - Kayseri Otogar (bus terminal) by bus TL.1,7
       Kaysery otogar to Goreme by Metro bus TL.10 (1 hour)
       Stay @ Dormcave female dorm TL.45 for 2 nights.

D2 - Goreme, Capadocia
       Ballon tour EUR100
       Green tour TL.80 (from 9 to 16)
       Stay @ Dormcave

D3 - Goreme Open Air Museum TL15
       Goreme - Konya by Suha bus TL45 (4 hours)
       Melvana museum TL3
       Konya - Denizli (for Pamukkale) overnight bus by Kontur TL45 (6 hours)

D4 - Denizli - Pamukkale by minibus TL3 (1 hour)
       Ticket Hierapolis Pamukkale TL.20
       Stay @Artemis Yoruk TL50 room for 2

D5 - Pamukkale - Denizli by minibus TL3 (1 hour)
       Denizli - Selcuk by Pamukkale bus TL22 (4 hours)
       Ticket St. John Basilica TL8
       Isa Bay mosque & Temple of Artemis --> free
       Stay @AnZ Guesthouse TL65 room for 2

D6 - Selcuk - Ephesus by minibus TL2,5 oneway
       Ticket Ephesus TL25
       Selcuk - Sirince village by minibus TL3 oneway
       Stay @AnZ Guesthouse TL65 room for 2

D7 - Selcuk - Izmir by minibus TL9 (1 hour)
       Izmir - Bergama/Pergamon by metro bus TL10 (2  hours)
       Akropolis cable car TL10 return
       Ticket Akropolis TL20
       Stay @Citi hostel TL60 room for 2

D8 - Bergama - Canakkale by Truva bus TL30 (4,5 hours)
       Canakkale - Troya by minibus TL5 (oneway) about 45 minutes
       Ticket Troya TL15
       Cannakkale - Istanbul overnight bus by Metro TL50 (6 hours)

D9 - Istanbul tram TL3
       Ticket Basilica Cistern TL10
       Ticket Topkapi PalaceTL25
       Ticket Harlem (inside Topkapi) TL15
       Stay @Subrosa Sultanahmed, room for 2 TL160 (2 nights)

D10 - Ticket Aya Sophia TL25
         Ticket Whirling Dervish @Hodja Pasha TL60
         Spice bazaar, Grand bazaar

D11 - Blue Mosque - free entry
         Tram & Metro Sultanahmed - Airport TL6 (TL3 each)
         Istanbul - Doha by Qatar Airways

D12 - Doha - Jakarta by Qatar Airways


Turkey trip route

 
Ballon tour @Capadocia

Blue mosque-Istanbul

Library of Celcus - Ephesus

Ephesus

Roman theater - Hierapolis Pamukkale

Melvana Museum

Trojan Horse - Canakkale
   
      
      

2013/05/23

Eagle's Nest (Kehlsteinhaus), sebuah warisan sejarah

Pertamakali melihat Eagle’s nest waktu nonton film seri TV Band of Brothers yang dibuat oleh Steven Spielberg berdasarkan buku Stephen Ambrose dengan judul yang sama. Pemandangannya wow banget (breathtaking).
 
Eagle’s nest dirancang oleh Martin Bormann sebagai hadiah ulang tahun Adolf Hitler ke-50 (20 April 1939) atas nama partai Nazi (NSDAP). Konon kabarnya Hitler sendiri jarang ke sana, salah satunya karena punya phobia ketinggian.
Pembangunan diselesaikan dalam 13 bulan pada musim panas 1938. Berada di puncak gunung Kehlstein 1.834 meter, yg harus ditempuh dengan menggunakan bus khusus serta berjalan melalui terowongan yg menembus gunung sepanjang 124 meter, disambung dengan naik lift kuningan yang masih asli setinggi 124 meter. Bangunan ini selamat dari pemboman Sekuti pada akhir Perang Dunia II.

Dibuka untuk umum mulai 1952. Saat ini difungsikan sebagai restoran puncak gunung dengan pemandangan spektakuler. Karena ketinggiannya, hanya dibuka antara pertengahan Mei sampai Oktober saja.
Begitu ada kesempatan melakukan trip ke Eropa, Mengunjungi Eagle’s nest saya masukkan ke itinerary. Berlokasi di Obersalzberg, kota Berchtesgaden, Jerman yang berbatasan dengan kota Salzburg, Austria. Saya berdua teman menuju Salzburg dari Munich/Munchen dengan menggunakan Eurorail. Sesampai di stasiun kereta, setelah pintu keluar menuju terminal bus terdapat beberapa agen tur yang menawarkan tur ke Eagle’s nest. Kami ambil tur karena tidak ada transportasi umum ke sana. Alternatif lain dengan sewa mobil.
Tur Eagle’s nest seharga EUR 50 (September 2011), pagi dijemput di hotel tempat kita menginap dengan bus kecil, lalu ganti dengan bus besar. Bus tur hanya diperbolehkan sampai tempat parkir saja. Untuk menuju lokasi harus ganti bus khusus yg sudah disediakan, tidak perlu bayar lagi, sudah termasuk dalam harga tiket.
Sambil foto-foto, eksplor sekitar bagunan harus hati-hati, karena licin dengan banyaknya salju yg mencair. Dalam perjalanan kembali ke Salzburg, kami mampir ke kota Berchtesgaden di kaki gunung. Kota kecil nyamandan cantik, banyak cafe di sepanjang jalan. Tur selesai sekitar jam 2 siang. Kami lanjutkan dengan jelajah kota Salzburg yg salah satunya lokasi pembuatan film Sound of Music.






2013/05/22

Srilanka Trip - Agustus 2012 - 5

D9- Galle – Colombo - Negombo

Pagi2 kami berangkat ke Galle naik bus Rs.19. Sarapan di rumah makan dekat terminal. Lokasi terminal bersebelahan dengan stasiun kereta api dan berhadapan dengan Galle Fort, kota tua di dalam benteng, objek yang kami tuju.

Galle Fort seperti kompleks kota tua di dalam benteng, di situ ada beberapa gereja, beberapa museum, ada hotel, cafe & resto, sekolah, bank, gedung pengadilan dan mercusuar. Kami keliling dengan jalan kaki saja. Sebenarnya kalau ada waktu bisa santai di pinggir pantai, tapi kami harus melanjutkan perjalanan ke Negombo dan check out dr penginapan jam 12 siang. Kami sempat tukar uang USD kami yg terakhir di Bank dlm kompleks Galle fort. Setelah selesai keliling kami balik ke penginapan untuk check out dan balik ke Galle lagi, karena bus ke Colombo dari Galle. Kami pilih naik bus AC yang melalui highway menuju Maharagama (Rs.470), kota terdekat dengan Colombo. Dr Maharagama ganti bus ke Colombo, ganti bus lagi ke Negombo no.240 (Rs.53), tempat kami menginap hari itu.

Budaya antri orang Srilanka perlu diacungi jempol, mereka antri dengan tertib untuk naik bus AC highway yg merupakan bus eksekutif jadi hanya dijual sesuai jumlah tempat duduk.

Setelah keliling beberapa kota di Srilanka merasakan keramahan orang-orang Srilanka, Colombo terasa tidak bersahabat, beberapa kali digodain orang di jalan dan orang2nya lebih cuek, informasi suka gak benar. Jadi habis waktu untuk muter2, padahal tujuan ternyata hanya di seberang jalan ;(. Dibohongi juga sama sopir tuk2. Terminal bus di Colombo ada 2, Central bus station dan 1 lg lebih kecil. Kami salah turun, seharusnya turun di Central terminal dekat pasar kalau mau ke Negombo. Colombo-Negombo merupakan jalur macet kalau jam2 berangkat dan pulang kantor. Kalau tidak macet bisa ditempuh dlm 45 menit, kalau macet bisa sampai 2 jam.

Belakangan kami tau ada mini bus AC dg harga Rs.100 dengan nomor yang sama (240), tentunya lebih nyaman.

Sampai di Negombo kami harus naik tuk2 lagi untuk menuju ke penginapan di Lewis Place, di jalan ini banyak penginapan dari murah sampai yg mahal. Sebelumnya kami sudah pesan via telpon di Amaya dan sudah deal harga, ternyata sampai di Amaya penjaganya bilang harganya bukan seperti yg disepakati, dan bilang dengan kasar kalau mau ambil gak mau ya silahkan pergi, padahal sepanjang perjalanan pemiliknya sudah beberapa kali telpon untuk tanya kami sampai dimana. Selain karena perlakuan tsb, kami juga gak sreg dengan kondisi penginapan yang gelap karena banyak lampu dimatikan sampai2 untuk lihat buku catatan saja harus pakai senter. Akhirnya kami putuskan untuk cari penginapan lain, kami sudah lelah sekali dan hari sudah malam ketika sampai, sekitar jam 9 malam. Namum kami beruntung tidak jauh dari situ, hanya beberapa meter saja, ada penginapan yg cukup OK dan orangnya lebih ramah. Akhirnya setelah melihat kamar dan sepakat harga, kami minginap di Blumarine alamatnya 307/2 Lewis Place, Negombo telp.0774566504, www.blumarinelk.com

Kami dapat kamar AC RS.2.500 berdua, untuk fan Rs.2000. Ada free wifi, tapi di lantai 2 kadang hilang sinyal. Jadi kalau mau ya nongkrong di lantai 1.

Sesudah taruh barang, kami keluar cari makan, udah lapar berat.... Tanya ke penjaga tempat makan enak, direkomendasikan resto Spoon. Kami jalan kaki ke sana dan pesan jumbo prawn dan ginger beer. Rasanya enak, harga lumayan, patut dicoba.

Oh ya, kami sempat minta HP supir tuk2 yg antar kami ke penginapan karena bisa bahasa Inggris spy kami bisa minta antar ke airport nanti. Namanya Ranjith, dia biasa mangkal di terminal Negombo.
Tuk tuk
 

Inside Galle Fort

Lighthouse @Galle


D10 – Negombo-Colombo-Negombo

Hari ini rencana mau menjelajah Colombo seputaran Galle Road. Ada informasi kalau mau belanja murah di toko bernama No Limit jadi kami pengen lihat2 juga, mudah2an ketemu. Kami berangkat sudah agak siang, kami ingin melihat2 Negombo karena itu kami jalan kaki saja dr penginapan. Ternyata Negombo mayoritas Katholik, dan di sudut2 jalan banyak patung2 Maria, Yesus dan Rasul2, sepertinya mengadaptasi umat Budha yang banyak membuat patung2 Budha besar2 di sudut2 jalan.

Sambil jalan, kami mampir melihat2 beberapa gereja. Ada yang ternyata bekas hotel yg dijadikan gereja.  Kami mampir ke cafe untuk sarapan, kami beli sandwich isi udang tepung cukup murah dan enak hanya Rs.70. Oh ya, di Srilanka beberapa kota ada giliran mati listrik, jadi manfaatkan waktu untuk nge-charge perangkat listrik seperti HP, kamera selagi masih nyala. Soket listrik Srilanka bentuknya 3 kaki jadi jangan lupa bawa adaptornya.

Selagi makan, teman saya kenalan dengan bapak2 yang ternyata keturunan Betawi generasi ke 6 yang tinggal di Srilanka sejak perang dunia II tapi belum pernah ke Indonesia. Kami ngobrol sambil sarapan. Pak Borham ternyata supir taxi yang senang baca dan belajar, pengetahuannya cukup banyak. Dia cerita kalau ada acara kumpul2 rutin orang2 melayu, jadi mereka masih bisa berbahasa melayu. Di Colombo orang2 melayu kebanyakan tinggal di distrik Slave Island. Kami ngobrol cukup lama, sepertinya dia kangen ngobrol dengan orang Indonesia.

Akhirnya selesai sarapan, si bp menawarkan untuk antar kami sampai tujuan dia dekat Colombo, kami sudah menolak secara halus tapi dia memaksa ingin antar kami lihat2 Negombo dulu. Akhirnya kami setuju untuk lihat2 sebentar dan minta di drop di terminal bus saja. Kami  ke pasar ikan dekat laut tempat pengeringan dan lelang ikan. Di depan pasar ikan kami lihat ada patung Petrus cukup besar, mungkin karena Petrus asalnya nelayan sebelum menjadi rasul.

Dari terminal kami naik bus AC no.240 ke Colombo (Rs.100) karena hari sudah siang. Sesampai di Central terminal kami makan siang dulu di food court dalam terminal, makanan cukup lumayan dan porsi yg sangat besar, kami pesan nasi briyani, ayam goreng, telur dan ikan goreng Rs.340. Tujuan berikutnya ke Galle road, ini jalan dimana gedung2 pemerintahan berada, dan letaknya persis di depan laut. Beberapa hotel baru dibangun. Naik bus nomor 100 (Rs.20) belakangan kami tau banyak bus yang lewat Galle road. Tarif bus di Srilanka tergantung jarak tujuan, jadi waktu bayar kita harus tau mau turun dimana. Tidak usah khawatir ditipu, kalau ragu2 tanya saja dengan orang lokal berapa tarif yang harus kita bayar sampai tujuan kita.

Sesampai di Galle road kami jalan kaki sepanjang jalan sambil lihat2, foto2. Kami mampir ke tourist information office untuk tanya bagaimana caranya ke No Limit. Kami harus naik bus no.102 turun di Wellawatte (Rs.12). No Limit ternyata mengecewakan, mirip2 ramayana kalau di Jakarta dan harga juga tidak bisa dibilang murah. Hanya sebentar kami lihat2, kami putuskan untuk kembali ke terminal. Kami jalan2 sekitar terminal, ketemu 1 toko buku yang cukup besar, jadi kami masuk lihat2. Teman saya guru pre-school & SD, dia borong buku2 pelajaran yang berbahasa Inggris. Saya lihat buku2nya bagus sekali mungkin Srilanka mengikuti standar Inggris. Harga bukunya juga tidak mahal. Setelah puas beli buku, kami masih ingin beli oleh2 karena besok kami sudah pulang. Jadi kami tanya ke penjaga tokonya, dimana toko yang menjual barang2 branded dengan harga miring serta oleh2, kami diberi tahu toko House of fashion, naik bus no.100 atau 101 turun di Barobalapitya (Rs.20) kami tunjukkan saja catatan ke kondektur.

Hari sudah sore sesampainya di house of fashion, toko ini menjual segala macam barang dari teh, suvenir, pakaian, koper dsb. Kualitas barang  bagus dan harga murah. Uang sudah menipis, jadi kami putuskan belanja dulu, hitung totalnya dan nanti kekurangannya baru ambil uang dari ATM yang ada di depan toko. Toko penuh sekali dengan orang yang belanja. Belanjaan kami cukup banyak, kami dapat koper merk Celini dengan harga sangat murah, kebetulan saya tahu perkiraan harganya di Jakarta. Saya dapat koper ukuran kabin Rs.3250, kaos2 dengan bahan bagus Rs.550, beberapa bungkus teh celup untuk oleh2 Rs.250, dengan berbagai rasa seperti English Breakfast, Earl Grey, Premium Ceylon dan ternyata ada juga English Afternoon, tas kecil dengan tulisan Srilanka. Puas belanja hari sudah malam sekitar jam 7. Kami bawa belanjaan dalam koper yg kami beli. Kami naik bus no.100 untuk kembali ke terminal. Sesampai di terminal kami cari bus 240, tidak lama ada cowok yg tanya mau kemana? Negombo. Trus dia bilang sekarang sudah malam (jam 8) jadi bus tidak masuk ke terminal lagi, kami harus naik dr pinggi jalan di luar terminal. Trus dia bilang ikutin dia, kami agak ragu2, takut ditipu tapi karena sudah malam kami pikir gak ada ruginya ikutin dia, toh kami bisa balik lagi kalau salah. Eh ternyata benar, dia antar kami sampai naik busnya, bahkan bantu angkat koper teman saya yg cukup besar. Kalau dipikir2, banyak keberuntungan yang menyertai kami selama trip di Srilanka. Kami sungguh2 bersyukur.
Di dalam bus pun masih ada yang membantu kami untuk menyimpankan koper.

Jalanan tidak terlalu macet, kami sampai ke terminal Negombo dalam 1 jam. Naik tuk2 ke penginapan Rs.150. Sampai di penginapan mandi trus packing. Kami telp Ranjith supir tuk2, minta untuk jemput kami di penginapan ke airport besok pagi.
along Negombo's street
 

church @Negombo

Lunch @Bus terminal's canteen

Galle road @Colombo


D11 – Negombo – KL – Jakarta

Jam 9 pagi kami dijemput tuk2, kami minta diantar untuk beli sandwich dan kue serta cari oleh2 makanan khas Srilanka sebelum ke Airport. Kami beli di supermarket permen jahe dicampur kelapa, ada juga semacam kacang campur rasa kari. Teman saya beli beras Basmathi titipan temannya yang harganya jauh lebih murah daripada di Jakarta. Ongkos tuk2 Rs.600.

Entah karena sepi atau bagaimana, AA Srilanka ternyata sangat ketat dengan bagasi, semua ditimbang bahkan koper kabin. Teman saya memang sudah beli bagasi karena koper dia ukuran sedang dan bawa buku cukup banyak. Saya hanya bawa koper kabin, jadi saya tidak beli bagasi karena biasanya tidak ditimbang. Ternyata saya harus bayar bagasi karena lebih dari 7 kg (Rs.2.700 untuk sampai dg 15kg). Untung kami masih punya uang lokal, karena sebelumnya kami sisakan untuk bayar airport tax yang ternyata sudah dihapuskan dan sudah termasuk dalam harga tiket. Di ruang tunggu ternyata beberapa org bawaannya juga lebih. Saya anggap saja kalau kami gak boleh menyisakan uang Srilanka untuk dibawa pulang, hehehehe......
Selesailah trip kami di Srilanka dengan transit di KL lanjut ke CGK.

Srilanka Trip - Agustus 2012 - 4

D7 – Horton’s Plain Park-World’s End - Ella

Pagi2 kami dijemput oleh teman baru kami dari Perancis (Isabelle dan Khahol). Disarankan sampai sebelum jam 10 karena kabut akan turun dan kita tidak bisa lihat apa2. Sepanjang perjalanan berkabut, hujan dan udara dingin sekali. Sampai di HPP hujan sudah berhenti tapi angin kencang dan masih berkabut.

Kami harus beli tiket masuk Rs.1.895/org, mobil Rs.125 kemudian ada tambahan service charge dan pajak, total per org jadi Rs.2.465. Sebelum masuk label botol minum harus dilepas dahulu.

Trekking di HPP ditempuh dalam waktu 3 jam dan beberapa objek pemberhentian yaitu Mini Worl’d End, World’s End dan Baker Waterfall. Kita cukup mengikuti arah petunjuk, dan tidak akan tersesat. Pemandangan Mini Worl’d End dan World’s End spektakuler (berupa tebing drop-off langsung jurang yang tinggi sekali) sedangkan Baker fall tidak sebanding dengan upaya menuju kesananya. Taman nasional ini bebas dari sampah, terpelihara dan masih asri, patut dicontoh.

Sekitar jam 11.30 kami cabut dr HPP dan minta di-drop ke stasiun KA terdekat yaitu Ambewela daripada harus balik lagi ke Nuwara Eliya.

KA ke Ella baru datang jam 14.00 sambil nunggu KA, kami diperbolehkan untuk masuk ke ruang masinis, melihat2 peralatan di stasiun yang ternyata jadul peninggalan Inggris. Kepala stasiun menggunakan seragam putih ala Inggris juga. Tiket KA masih spt tiket KA jabodetabek yg lama dari bahan karton kecil. Karena sudah pasti tidak bakalan dapat tempat duduk maka kami beli tiket kelas 3 Rs.60 dg waktu tempuh 2 jam. Sampai di Ella sudah sore jam 16.00.

Sampai di Ella, teman kami yg bawa buku perancis semacam LP, maka menelpon beberapa guesthouse yg direkomendasikan. Ternyata yg sesuai budget kami sudah penuh semua. Jadi kami jalan kaki sambil lihat2 kalau ada kamar. Akhirnya di ujung jalan stasiun KA ada rumah yg menyewakan kamar, di depannya ada tokonya Nanda Store. Belakangan kami tahu kalau si ibu pemilik rumah memilih tamunya, terutama perempuan karena suaminya kerja di Arab, jadi mungkin lebih aman.

Setelah menawar kami dapat 1 kamar berdua Rs.1.500 dengan kamar mandi dalam dan fan. Ella cukup dingin jadi tidak perlu AC. 2 teman Perancis kami ambil kamar di lantai atas.

Ella merupakan kota kecil dengan 1 jalan utama, kami keluar jalan2 dan menemukan spice garden yang tadinya kami kira gratis ternyata harus bayar Rs.100. Areanya sangat kecil dan hanya mengkhususkan rempah2 untuk masakan. Produksi bermacam-macam jenis bubuk kari, dan bumbu masakan tradisional Srilanka. Ada juga beberapa macam teh, bahkan ada yg rasa kari ;p

Kami diseduhkan teh. Oh ya ada juga tusuk gigi dari kayu manis yang berkasiat bisa menyembuhkan sakit gigi, cukup kreatif ya..... Diselenggarakan juga kursus masak masakan Srilanka, termasuk kari tentunya setiap hari ada 2 kelas, pagi dan sore dengan biaya Rs.2000/org. Bahan disediakan dan hasil masakan boleh dimakan. Kedua teman kami ikut kursusnya karena akan tinggal 2 hari sedang kami besok pagi harus cabut karena waktu tidak memungkinkan. Suasana jalanan Ella terlalu turis menurut saya, banyak cafe dan penginapan sepanjang jalan dan lebih banyak orang asing yang berkeliaran.

Makan malam kami putuskan untuk makan di salah satu cafe yg direkomendasikan oleh buku.

Oh ya ada minuman lokal yang harus dicoba, namanya ginger beer ini bukan bir tapi minuman bersoda rasa jahe, mirip dengan ginger ale tapi lebih enak. Harga per botol Rs.80 tapi kalau di cafe, resto pasti akan lebih mahal. 1 lagi minuman merek Bliss yang rasa mangga, mirip jus mangga rasanya, tapi saya perhatikan hanya beredar di daerah tertentu saja, sedang di daerah lain ada dengan merek lain tapi rasanya terlalu manis jadi saya kurang suka. Bliss is the best (bukan promo ya....cuma patut dicoba), enak diminum selagi dingin.

Ella ada beberapa spot menarik seperti Ella gap, Ella rock, Rahwana fall (konon tempat Rahwana menyembunyikan Dewi Shinta), juga ada kebun dan pabrik teh. Sayangnya kami tidak punya waktu untuk explore.


Horton’s Plain Park


Horton’s Plain Park


World’s End


World’s End


World’s End

Baker's fall


D8- Ella-Matara-Unawatuna

Pagi2 kami disediakan teh oleh ibu yg punya rumah, tehnya enak jadi minta tambah dan tanya dimana belinya. Si Ibu bilang belinya di pabrik teh dekat situ tapi baru buka jam 9, kami tidak punya waktu karena harus ke Unawatuna, yang cukup jauh letaknya.

Dengan baik hati si ibu menyuruh anaknya pergi beli untuk kami. Harganya Rs.200 untuk teh kemasan 500gr.

Selesai sarapan dan beres2, kami menunggu bus ke Matara yang lewat depan rumah, sekitar jam 9.30 bus datang. Untuk ke Unawatuna, kami harus naik bus ke Matara dulu karena tidak ada transportasi langsung, harus ganti bus lagi. Bus non AC ke Matara ditempuh dalam 4,5 jam dengan harga Rs.345, selama 1,5jam pertama harus berdiri ;(

Sampai di Matara sudah jam 2 siang, jadi kami beli makan dulu sandwitch isi telur Rs.40. Cukup kenyang.  Terminal Matara terletak di depan pantai dan di pantai ada seperti kuil cantik di atas laut. Kami tidak sempat jalan2 karena takut kemalaman sampai ke Unawatuna.

Lanjut naik bus ke Unawatuna selama 1 jam, Rs.55.

Turun di bus stop, kami menelpon penginapan yg saya catat dari buku Isabelle. Setelah sepakat dengan harga kami tanya arah menuju ke sana, katanya harus naik tuk2 Rs.100. Belakangan kami selalu jalan kaki kalau mau keluar/masuk jalan raya naik bus, karena tidak terlalu jauh.

Suasananya mirip jalan popies Kuta Bali. Di sini tempat orang snorkling, diving, surfing, tapi kalau itu tujuannya lebih disarankan untuk tinggal di Mirissa, lokasinya sebelum Matara, pantai lebih sepi dan tidak terlalu turis. Kami pilih Unawatuna karena tujuan kami melihat Galle, sedang

penginapan di Gale lebih mahal. Unawatuna – Galle bisa ditempuh dalam 15-20 menit dengan bus. Malam itu kami tinggal di Rock House, 213A yaddehimulla rd, telp. 091-2224948 dengan harga 1 kamar berdua Rs.1.500, setelah menawar. 

Kamar kami besaaarrr sekali dan dibagun menempel batu gunung sesuai namanya Rock house.

Setelah mencuci baju dulu, kami keluar menuju laut (tidak jauh) sekalian cari makan malam. Menurut info Unawatuna termasuk arena yang terkena tsunami tahun 2004, tapi tidak banyak kerusakan di sini tapi cukup banyak yang meninggal.

Kami putuskan makan di resto Unawatuna Beach Resort, agak mahal memang hanya kami memutuskan sekali2 gak apa2, toh udah tinggal beberapa hari lagi pulang.

Kami pesan catch of the day untuk hari itu ikan blue marlin dan salad, minum ginger beer, total plus tax & service jadi Rs.2.250 untuk berdua. Yang agak aneh di resto ini, semua pelayan bapak2 tua bukan mbak2 cantik hehehehe, entah apa alasannya.

Selesai makan hari sudah gelap, arah balik ke penginapan kami lewat resto pinggir pantai yg menyediakan  seafood segar kiloan dan dimasak sesuai pilihan pembeli. 1 kg udang yg cukup besar dijual Rs.1.500,- murah dibanding dengan makanan kami tadi.

Di Unawatuna ada tempat yg dipercaya merupakan lokasi Hanoman mencari Dewi Shinta, tapi kami tidak ada waktu melihatnya, besok akan explore Galle.
inside headmaster of train station
 
equipment @train station.....masih jadulll....

with our householder

bus ticket's machine

Bersambung............D9- Galle – Colombo - Negombo

Srilanka Trip - Agustus 2012 - 3

D5- Anuradhapura-Mihintale

Hari ini kami sewa sepeda Rs.500, minta tolong penginapan. Oh ya kami menginap di Holiday Home, 560 godage mawatha, Anuradhapura, telp 0715821000, 0714731031. Makan pagi di rumah makan depan terminal, ayam goreng dan bihun goreng tapi rasanya beda dengan yg kemarin. Karena hari ini ultah Susan, maka dia traktir makan paginya.

Tujuan berikutnya menuju kawasan Sacred City melihat Sri Maha Bodhi,untuk masuk harus bayar tiket Rs.200. Tanpa kunci sepeda kami parkir, namum tenyata aman.Pohon bodhinya sudah tua dan tidak terlalu rindang, sudah banyak tiang2 penyangga supaya pohon tidak rubuh. Banyak sekali orang2 yg datang beribadah. Sempat juga melihat prosesi upacara mengelilingi kuil sambil membunyukan beberapa alat musik.

Kami sempat melihat2 bangunan stupa yg besar sekali, sambil mencari pintu masuk kawasan Sacred city yang tiketnya $25. Tapi setelah keliling2 gak ktemu juga, maka saya usulkan ke Mihintale aja, lokasinya sekitar 13 km dari Anuradhapura, menurut info yg saya dapat tempatnya menarik. Cuaca panas sekali, jadi kami nongkrong dulu di warung untuk minum dan nyamil. Ternyata ada panganan mirip dengan dodol betawi, namanya dodol juga tapi rasanya lebih enak dodol kita. Ada juga yg mirip dengan kue cubit bentuk dan warnanya hanya rasanya asin bukan manis.
 
Sri Maha Bodhi
 

Sacred city

Sacred city


Kami kayuh sepeda menuju Mihintale, saat itu sudah jam 1 siang, panas terik. Jalannya naik turun, kami sempat berhenti untuk makan siang, ketemu dengan mobil penjual roti. Kami beli sandwitch isi sosis Rs.50. sempat juga berhenti istirahat sebentar, tidak tahan panasnya dan capek juga.  Perjalanan memakan waktu kira-kira 1,5 jam.

Mihintale merupakan bukit yang harus ditempuh dengan mendaki ratusan tangga, namun sepadan dengan pemandangan sesampainya di puncak. Ada patung Budha besar sekali di puncak yang lain. Tiket untuk ke puncak Rs.500. kami tidak tinggal lama di puncak karena harus balik naik sepeda lagi sebelum gelap, karena sepeda tidak ada lampu dan jalan yang kami lewati banyak dilewati bus2 besar arah luar kota. Perjalanan pulang tidak seberat berangkat. Kami sempat mampir ke warung karena tertarik untuk makan pepaya. Hebatnya meski warung, punya timbangan digital, buah dijual dengan harga per kilo seperti di supermarket. Pepayanya manis, kami minta langsung dikupas untuk makan di tempat.

Sebelum kembali ke hotel, kami mampir makan malam dulu, kali ini makan salad (sayuran rebus sebenarnya ;p) dengan tambahan sambel serta paha ayam yg dijual Rs.100 per potong.

Kami bereskan pembayaran hotel dan sewa sepeda sambil minta tolong untuk pesan tuk2 besok pagi ke terminal Old Town.
Mihintale monkey
 

Big Budha @ Mihintale


D6 – Nuwara Eliya

Pagi2 kami check out untuk ke destinasi berikutnya. Kami berpisah dengan Susan yang mau belajar surfing ke arah pantai selatan, saya lupa namanya. Ada beberapa lokasi surfing, snorkling dan diving yang direkomendasikan antara lain Tricomale, Mirissa, Hikkaduwa, Unawatuna.

Susan naik bus dari terminal New Town, jadi dia jalan kaki dari hotel sedang kami naik tuk2 yg sudah kami pesan menuju terminal Old Town (Rs.150).

Untuk ke Nuwara Eliya kami harus naik bus dulu ke Kandy, kemudian naik KA jadi kami harus sampai di Kandy sebelum jam 11. Kalau sampai ketinggalan KA, masih bisa naik bus. Naik KA ke NE sangat direkomendasikan karena pemandangannya.

Kami naik bus AC yang berangkat jam 6.30, tiket Rs.340 sampai di Kandy jam 10. Kami langsung ke stasiun KA yang berada di depan terminal bus, jadi hanya perlu jalan sedikit.

Ternyata tiket kelas 1 (ber AC dan tempat duduk terbatas) sudah habis. Jadi kami beli klas 2, tapi tiket baru dijual 20 menit sebelum keberangkatan. Kelas 2 & 3 dijual melebihi tempat duduk dan tanpa nomor. KA berangkat dari Colombo jadi kami tidak kebagian tempat duduk.

Sambil menunggu loket buka, kami ke kantin dan kenalan dengan Max, orang jerman tapi tinggal di India, dia musisi yang baru konser di Colombo. Dia juga mau ke NE, jadi kami tanya apa sudah dapat penginapan. Dia bilang akan menginap di Victoria Inn dan katanya penginapan di NE banyak yang sudah penuh. Jd kami minta no telponnya, dan book. Beruntung masih ada 1 kamar untuk berdua Rs.2500. Jadilah kami dapat teman perjalanan yang baru ;p

Menurut orang2 perjalanan ke NE ditempuh 3-4 jam, kenyataannya sampai 5,5 jam ;( mana kami berdiri sepanjang perjalanan. Pemandangan memang bagus dan menarik, lewat kebun teh, hutan pinus dan udara dingin sekali.

Untuk ke NE turun di stasiun Nanu Oya dan harus naik bus kecil menuju NE. Tiket KA klas 2 Rs.160, bus Rs.23.  Di NE harus hati2 banyak orang yang tidak jujur. Teman kami Susan pernah diganggu sampai harus berantem, untung badan dan nyalinya besar jadi dia selamat.

Dari teminal kami naik tuk2 ke Victoria Inn bertiga dengan Max teman baru kami. Udara dingin sekali dan angin kencang.

Setelah taruh barang2 di hotel kami pergi cari makan malam, masuklah kami ke salah satu restoran. Sambil menunggu makanan, di meja sebelah ada 2 orang cewek dari Perancis menawarkan apa kami mau sharing sewa mobil ke World’s End besok pagi. Pucuk dicinta ulam tiba, kami memang mau kesana hanya masih belum tahu naik apa. Penginapan menawarkan harga yg agak mahal, jadi kami belum mengiyakan. Sewa mobil Rs.3000, jadi kami bagi ber4. Jadilah kami sepakat besok pagi2 akan dijemput di penginapan jam 5.30.

Max tidak mau ikut, jadi besok kami akan ganti teman perjalanan yang baru ;D.

NE disebut juga little England, dulunya merupakan tempat orang2 Inggris menghabiskan summer. Memang di perjalanan sempat kami lihat bangunan2  victorian.

NE juga tempat perkebunan teh Lipton yang bisa dikunjungi. Sayangnya kami tidak sempat explore NE karena sampai sudah malam dan kami hanya tinggal semalam.
Train station
 



Bersambung........D7 – Horton’s Plain Park-World’s End - Ella

Srilanka Trip - Agustus 2012 - 2

D3 - Dambulla, Golden & Cave Temple

Setelah sarapan kami check out dengan tujuan ke Dambula. Dari Hill House naik bus ke city center Rs.16. Dari city center (terminal bus good sheed) naik bus ke Dambula (Rs.98) sekitar 2 jam. Tujuan kami adalah Golden temple & Cave Temple, yg letaknya di pinggir jalan, jadi bisa minta turun dari bus di depan temple. Tiket masuk Rs.1.300 termasuk museum, keduanya berada dalam 1 area. Kami makan siang dulu di kantin yg ada di area, fish curry 1 porsi berdua Rs.250.

Ada Patung Budha emas mungkin sekitar 30 meteran di atas bukit. Sedang dekat pintu masuk terdapat stupa besar warna emas. Jalan menuju Cave temple cukup melelahkan, dengan tangga2 menanjak. beberapa kali harus istirahat, mana cuaca panas sekali. saat jalan menuju ke cave, ada tempat dimana kita bisa melihat Sigiriya rock.

Sebelum masuk ke area Cave temple, harus melepas alas kaki dan tutup kepala, disediakan tempat penitipan alas kaki Rs.25, tapi biasanya kami masukkan aja ke dlm tas.

Ada 5 gua (cave) di dalamnya banyak patung2 Budha dan murid2nya, dalam banyak posisi: sleeping Budha, lotus dll

Ceritanya jaman dulu raja dalam masa pelarian mebangun kuil2 di dalam gua di bawah gunung batu. Sampai saat ini masih terawat karena masih digunakan sebagai tempat ibadah. Dia kompleks tsb, Ada juga 1 ruangan yang digunakan untuk kuil Hindu, kelihatannya belum terlalu lama. Setelah puas melihat2 kami turun dan menuju ke museum di dekat pintu masuk.

Saat sarapan pagi kami sempat ngobrol dengan Susan, backpacker dr Swiss dan kami mendapatkan no telp penginapan di Dambula yaitu Robert Inn. Maka kami telp pemiliknya bernama Robert, ternyata dia mau jemput kami dengan mobilnya di Cave temple itu. Jadilah kami naik mobil menuju rumahnya (penginapan jadi 1 dengan rumahnya) yang memang agak jauh dari jalan utama. Ternyata sore harinya Susan juga datang menginap di situ.

Penginapan tidak terlalu bersih dan berantakan serta banyak nyamuk, memang Dambula daerah panas dan banyak nyamuk karena itu pasang kelambu yg tersedia sebelum tidur. Karena hanya menginap semalam dan dapat harga murah Rs.700 sekamar berdua. Makan malam, kami minta dimasakin sama istri Robert, masakannya enak mirip makanan Indo dan bukan kari. Kami bayar per org Rs.200 karena Robert tidak mau menentukan harga, terserah katanya.

 
Golden Temple - Dambulla

Cave Temple - Dambulla


D4- Dambula-spice garden, Sigiriya-Pituragala, Annuradhapura.

Kami bertiga (dengan Susan) sepakat untuk menggunakan jasa Robert dengan mobilnya untuk antar keliling2, Rs.4000 sharing bertiga, belakangan saya tau kalau harga tsb kemahalan seharusnya kami tawar.

Tujuan pertama ke spice garden di sini diajak keliling dan di jelaskan pohon2 dan manfaatnya serta produk akhir yang mereka buat seperti cream, obat, minyak dsb semua herbal. setelah itu diberikan jasa massage, semuanya free tp untuk massage kami berikan tips ke org yg massage.

Di akhir trip kami dijelaskan semua produk mereka dan dipersilahkan melihat2 tokonya kalau mau beli. Ada produk untuk obat seperti cream, sirup, minyak, ada juga untuk kesehatan dan kecantikan, misalnya obat darah tinggi, darah rendah, anti wrinkle dll. Semua produk dijual dalam USD. Jangan lupa minta diskon sampai 20% kalau mau beli. Kami beli cream untuk pegal2 dan capek yang ternyata berguna sekali selama trip kami di Srilanka.

Tujuan berikutnya ke Sigiriya. Mampir di warung dulu untuk makan. Sandwich Vegie Rs.250 dan lasy Rs.125. oh ya harga air botolan (biasanya harga tercantum pada kemasan botolnya) : 500 ml Rs.35, 1 liter Rs.50 dan 1,5liter Rs.70. Biasanya kami beli yang besar baru dibagi dua dipindah ke botol kecil, jd lebih murah ;p. Kadang2 ada tambahan Rs.5-10 untuk air dingin.

Tiket masuk ke Sigiriya Rock cukup mahal $30, jadi kami putuskan untuk tidak ke sana tp ke tempat lain (Pituragala) dimana bisa lihat Sigiriya pada level ketinggian yang sama. Letaknya tidak jauh dari Sigiriya Rock. Kami hanya perlu beri donasi ke kuil Rs.500/org dan tips ke pemandunya. Jalan menuju ke atas cukup melelahkan namun terbayar dengan pemandangan dari atas. Angin kencang sekali jadi harus hati2.


Sigiriya Rock View from Pituragala

Jalan arah pulang kami mampir untuk minum jus, saya coba buah yg tidak ada di Indo. namanya Belly fruit, kulit buahnya keras, rasanya manis. 1 gelas Rs.150 karena tempatnya cukup bagus spt cafe. Kembali ke penginapan, packing kemudian kami bertiga diantar ke terminal oleh Robert. Naik bus ke Anuradhapura Rs.98 sekitar 2 jam.

Anuradhapura punya 2 terminal bus yaitu new town dan old town. Kami turun di old town karena kami pikir dekat dengan objek yg mau kami lihat yaitu Ancient city, terdapat peninggalan bekas kerajaan dan Sri Maha Bodhi (dipercaya sebagai pohon bodhi dimana Sidarta Gautama mendapatkan pencerahan). Kami belum tau mau menginap dimana, jadi kami jalan saja. Kami tanya pada seseorang yg sedang berdiri di pinggir jalan, tahu penginapan murah yg cukup bagus tidak. ternyata cowok itu manager hotel tapi hotel mahal, dan dengan baik hatinya dia telp ke temannya yg baru 2 bulan buka penginapan sesuai dengan budget kami. Akhirnya kami dapat kamar AC bertiga untuk RS.1100/org, ini kamar kami paling mewah selama trip di Srilanka. Setelah semalam gak bisa tidur karena banyak nyamuk, kami benar2 beruntung. Kami memutuskan untuk tinggal 2 malam.
oh ya cowok tadi juga menawarkan tuk2 untuk kami dan pesan kemana harus mengantar kami, ternyata lokasinya dekat New town bus station.

Hari sudah malam sekitar jam 9 waktu kami selesai beres2, lapar sekali tapi tidak tau tempat makan. Jadi kami turun (kamar ada di atas), tanya ke pengurus penginapan. Keberuntungan belum berakhir, ternyata pemilik penginapan sedang berkunjung dan menawarkan untuk mengantar kami ke tempat makan dengan mobilnya. ;D. Kami di drop dan pulang jalan kaki sekitar 20 menit hanya harus belok kanan kiri beberapa kali.

Makan malam dengan bihun goreng (Rs.220/porsi) dan udang kecap (Rs.200/porsi). kami pesan masing2 2 porsi untuk makan bertiga. Letak rumah makannya pas di depan terminal New Town, disitu ada 3 rumah makan dengan masakan yang berbeda. Ketiganya enak dan rekomen sekali.


Bersambung..............D5- Anuradhapura-Mihintale