2013/05/22

Srilanka Trip - Agustus 2012 - 5

D9- Galle – Colombo - Negombo

Pagi2 kami berangkat ke Galle naik bus Rs.19. Sarapan di rumah makan dekat terminal. Lokasi terminal bersebelahan dengan stasiun kereta api dan berhadapan dengan Galle Fort, kota tua di dalam benteng, objek yang kami tuju.

Galle Fort seperti kompleks kota tua di dalam benteng, di situ ada beberapa gereja, beberapa museum, ada hotel, cafe & resto, sekolah, bank, gedung pengadilan dan mercusuar. Kami keliling dengan jalan kaki saja. Sebenarnya kalau ada waktu bisa santai di pinggir pantai, tapi kami harus melanjutkan perjalanan ke Negombo dan check out dr penginapan jam 12 siang. Kami sempat tukar uang USD kami yg terakhir di Bank dlm kompleks Galle fort. Setelah selesai keliling kami balik ke penginapan untuk check out dan balik ke Galle lagi, karena bus ke Colombo dari Galle. Kami pilih naik bus AC yang melalui highway menuju Maharagama (Rs.470), kota terdekat dengan Colombo. Dr Maharagama ganti bus ke Colombo, ganti bus lagi ke Negombo no.240 (Rs.53), tempat kami menginap hari itu.

Budaya antri orang Srilanka perlu diacungi jempol, mereka antri dengan tertib untuk naik bus AC highway yg merupakan bus eksekutif jadi hanya dijual sesuai jumlah tempat duduk.

Setelah keliling beberapa kota di Srilanka merasakan keramahan orang-orang Srilanka, Colombo terasa tidak bersahabat, beberapa kali digodain orang di jalan dan orang2nya lebih cuek, informasi suka gak benar. Jadi habis waktu untuk muter2, padahal tujuan ternyata hanya di seberang jalan ;(. Dibohongi juga sama sopir tuk2. Terminal bus di Colombo ada 2, Central bus station dan 1 lg lebih kecil. Kami salah turun, seharusnya turun di Central terminal dekat pasar kalau mau ke Negombo. Colombo-Negombo merupakan jalur macet kalau jam2 berangkat dan pulang kantor. Kalau tidak macet bisa ditempuh dlm 45 menit, kalau macet bisa sampai 2 jam.

Belakangan kami tau ada mini bus AC dg harga Rs.100 dengan nomor yang sama (240), tentunya lebih nyaman.

Sampai di Negombo kami harus naik tuk2 lagi untuk menuju ke penginapan di Lewis Place, di jalan ini banyak penginapan dari murah sampai yg mahal. Sebelumnya kami sudah pesan via telpon di Amaya dan sudah deal harga, ternyata sampai di Amaya penjaganya bilang harganya bukan seperti yg disepakati, dan bilang dengan kasar kalau mau ambil gak mau ya silahkan pergi, padahal sepanjang perjalanan pemiliknya sudah beberapa kali telpon untuk tanya kami sampai dimana. Selain karena perlakuan tsb, kami juga gak sreg dengan kondisi penginapan yang gelap karena banyak lampu dimatikan sampai2 untuk lihat buku catatan saja harus pakai senter. Akhirnya kami putuskan untuk cari penginapan lain, kami sudah lelah sekali dan hari sudah malam ketika sampai, sekitar jam 9 malam. Namum kami beruntung tidak jauh dari situ, hanya beberapa meter saja, ada penginapan yg cukup OK dan orangnya lebih ramah. Akhirnya setelah melihat kamar dan sepakat harga, kami minginap di Blumarine alamatnya 307/2 Lewis Place, Negombo telp.0774566504, www.blumarinelk.com

Kami dapat kamar AC RS.2.500 berdua, untuk fan Rs.2000. Ada free wifi, tapi di lantai 2 kadang hilang sinyal. Jadi kalau mau ya nongkrong di lantai 1.

Sesudah taruh barang, kami keluar cari makan, udah lapar berat.... Tanya ke penjaga tempat makan enak, direkomendasikan resto Spoon. Kami jalan kaki ke sana dan pesan jumbo prawn dan ginger beer. Rasanya enak, harga lumayan, patut dicoba.

Oh ya, kami sempat minta HP supir tuk2 yg antar kami ke penginapan karena bisa bahasa Inggris spy kami bisa minta antar ke airport nanti. Namanya Ranjith, dia biasa mangkal di terminal Negombo.
Tuk tuk
 

Inside Galle Fort

Lighthouse @Galle


D10 – Negombo-Colombo-Negombo

Hari ini rencana mau menjelajah Colombo seputaran Galle Road. Ada informasi kalau mau belanja murah di toko bernama No Limit jadi kami pengen lihat2 juga, mudah2an ketemu. Kami berangkat sudah agak siang, kami ingin melihat2 Negombo karena itu kami jalan kaki saja dr penginapan. Ternyata Negombo mayoritas Katholik, dan di sudut2 jalan banyak patung2 Maria, Yesus dan Rasul2, sepertinya mengadaptasi umat Budha yang banyak membuat patung2 Budha besar2 di sudut2 jalan.

Sambil jalan, kami mampir melihat2 beberapa gereja. Ada yang ternyata bekas hotel yg dijadikan gereja.  Kami mampir ke cafe untuk sarapan, kami beli sandwich isi udang tepung cukup murah dan enak hanya Rs.70. Oh ya, di Srilanka beberapa kota ada giliran mati listrik, jadi manfaatkan waktu untuk nge-charge perangkat listrik seperti HP, kamera selagi masih nyala. Soket listrik Srilanka bentuknya 3 kaki jadi jangan lupa bawa adaptornya.

Selagi makan, teman saya kenalan dengan bapak2 yang ternyata keturunan Betawi generasi ke 6 yang tinggal di Srilanka sejak perang dunia II tapi belum pernah ke Indonesia. Kami ngobrol sambil sarapan. Pak Borham ternyata supir taxi yang senang baca dan belajar, pengetahuannya cukup banyak. Dia cerita kalau ada acara kumpul2 rutin orang2 melayu, jadi mereka masih bisa berbahasa melayu. Di Colombo orang2 melayu kebanyakan tinggal di distrik Slave Island. Kami ngobrol cukup lama, sepertinya dia kangen ngobrol dengan orang Indonesia.

Akhirnya selesai sarapan, si bp menawarkan untuk antar kami sampai tujuan dia dekat Colombo, kami sudah menolak secara halus tapi dia memaksa ingin antar kami lihat2 Negombo dulu. Akhirnya kami setuju untuk lihat2 sebentar dan minta di drop di terminal bus saja. Kami  ke pasar ikan dekat laut tempat pengeringan dan lelang ikan. Di depan pasar ikan kami lihat ada patung Petrus cukup besar, mungkin karena Petrus asalnya nelayan sebelum menjadi rasul.

Dari terminal kami naik bus AC no.240 ke Colombo (Rs.100) karena hari sudah siang. Sesampai di Central terminal kami makan siang dulu di food court dalam terminal, makanan cukup lumayan dan porsi yg sangat besar, kami pesan nasi briyani, ayam goreng, telur dan ikan goreng Rs.340. Tujuan berikutnya ke Galle road, ini jalan dimana gedung2 pemerintahan berada, dan letaknya persis di depan laut. Beberapa hotel baru dibangun. Naik bus nomor 100 (Rs.20) belakangan kami tau banyak bus yang lewat Galle road. Tarif bus di Srilanka tergantung jarak tujuan, jadi waktu bayar kita harus tau mau turun dimana. Tidak usah khawatir ditipu, kalau ragu2 tanya saja dengan orang lokal berapa tarif yang harus kita bayar sampai tujuan kita.

Sesampai di Galle road kami jalan kaki sepanjang jalan sambil lihat2, foto2. Kami mampir ke tourist information office untuk tanya bagaimana caranya ke No Limit. Kami harus naik bus no.102 turun di Wellawatte (Rs.12). No Limit ternyata mengecewakan, mirip2 ramayana kalau di Jakarta dan harga juga tidak bisa dibilang murah. Hanya sebentar kami lihat2, kami putuskan untuk kembali ke terminal. Kami jalan2 sekitar terminal, ketemu 1 toko buku yang cukup besar, jadi kami masuk lihat2. Teman saya guru pre-school & SD, dia borong buku2 pelajaran yang berbahasa Inggris. Saya lihat buku2nya bagus sekali mungkin Srilanka mengikuti standar Inggris. Harga bukunya juga tidak mahal. Setelah puas beli buku, kami masih ingin beli oleh2 karena besok kami sudah pulang. Jadi kami tanya ke penjaga tokonya, dimana toko yang menjual barang2 branded dengan harga miring serta oleh2, kami diberi tahu toko House of fashion, naik bus no.100 atau 101 turun di Barobalapitya (Rs.20) kami tunjukkan saja catatan ke kondektur.

Hari sudah sore sesampainya di house of fashion, toko ini menjual segala macam barang dari teh, suvenir, pakaian, koper dsb. Kualitas barang  bagus dan harga murah. Uang sudah menipis, jadi kami putuskan belanja dulu, hitung totalnya dan nanti kekurangannya baru ambil uang dari ATM yang ada di depan toko. Toko penuh sekali dengan orang yang belanja. Belanjaan kami cukup banyak, kami dapat koper merk Celini dengan harga sangat murah, kebetulan saya tahu perkiraan harganya di Jakarta. Saya dapat koper ukuran kabin Rs.3250, kaos2 dengan bahan bagus Rs.550, beberapa bungkus teh celup untuk oleh2 Rs.250, dengan berbagai rasa seperti English Breakfast, Earl Grey, Premium Ceylon dan ternyata ada juga English Afternoon, tas kecil dengan tulisan Srilanka. Puas belanja hari sudah malam sekitar jam 7. Kami bawa belanjaan dalam koper yg kami beli. Kami naik bus no.100 untuk kembali ke terminal. Sesampai di terminal kami cari bus 240, tidak lama ada cowok yg tanya mau kemana? Negombo. Trus dia bilang sekarang sudah malam (jam 8) jadi bus tidak masuk ke terminal lagi, kami harus naik dr pinggi jalan di luar terminal. Trus dia bilang ikutin dia, kami agak ragu2, takut ditipu tapi karena sudah malam kami pikir gak ada ruginya ikutin dia, toh kami bisa balik lagi kalau salah. Eh ternyata benar, dia antar kami sampai naik busnya, bahkan bantu angkat koper teman saya yg cukup besar. Kalau dipikir2, banyak keberuntungan yang menyertai kami selama trip di Srilanka. Kami sungguh2 bersyukur.
Di dalam bus pun masih ada yang membantu kami untuk menyimpankan koper.

Jalanan tidak terlalu macet, kami sampai ke terminal Negombo dalam 1 jam. Naik tuk2 ke penginapan Rs.150. Sampai di penginapan mandi trus packing. Kami telp Ranjith supir tuk2, minta untuk jemput kami di penginapan ke airport besok pagi.
along Negombo's street
 

church @Negombo

Lunch @Bus terminal's canteen

Galle road @Colombo


D11 – Negombo – KL – Jakarta

Jam 9 pagi kami dijemput tuk2, kami minta diantar untuk beli sandwich dan kue serta cari oleh2 makanan khas Srilanka sebelum ke Airport. Kami beli di supermarket permen jahe dicampur kelapa, ada juga semacam kacang campur rasa kari. Teman saya beli beras Basmathi titipan temannya yang harganya jauh lebih murah daripada di Jakarta. Ongkos tuk2 Rs.600.

Entah karena sepi atau bagaimana, AA Srilanka ternyata sangat ketat dengan bagasi, semua ditimbang bahkan koper kabin. Teman saya memang sudah beli bagasi karena koper dia ukuran sedang dan bawa buku cukup banyak. Saya hanya bawa koper kabin, jadi saya tidak beli bagasi karena biasanya tidak ditimbang. Ternyata saya harus bayar bagasi karena lebih dari 7 kg (Rs.2.700 untuk sampai dg 15kg). Untung kami masih punya uang lokal, karena sebelumnya kami sisakan untuk bayar airport tax yang ternyata sudah dihapuskan dan sudah termasuk dalam harga tiket. Di ruang tunggu ternyata beberapa org bawaannya juga lebih. Saya anggap saja kalau kami gak boleh menyisakan uang Srilanka untuk dibawa pulang, hehehehe......
Selesailah trip kami di Srilanka dengan transit di KL lanjut ke CGK.

1 komentar:

  1. Boleh minta nomor hp nya gak nih.
    Saya ada rencana ke sri lanka ...
    Mau tanya2

    BalasHapus