Pagi2 kami berangkat ke Galle naik bus
Rs.19. Sarapan di rumah makan dekat terminal. Lokasi terminal bersebelahan
dengan stasiun kereta api dan berhadapan dengan Galle Fort, kota tua di dalam
benteng, objek yang kami tuju.
Galle Fort seperti kompleks kota tua di
dalam benteng, di situ ada beberapa gereja, beberapa museum, ada hotel, cafe
& resto, sekolah, bank, gedung pengadilan dan mercusuar. Kami keliling
dengan jalan kaki saja. Sebenarnya kalau ada waktu bisa santai di pinggir pantai,
tapi kami harus melanjutkan perjalanan ke Negombo dan check out dr penginapan
jam 12 siang. Kami sempat tukar uang USD kami yg terakhir di Bank dlm kompleks
Galle fort. Setelah selesai keliling kami balik ke penginapan untuk check out
dan balik ke Galle lagi, karena bus ke Colombo dari Galle. Kami pilih naik bus
AC yang melalui highway menuju Maharagama (Rs.470), kota terdekat dengan
Colombo. Dr Maharagama ganti bus ke Colombo, ganti bus lagi ke Negombo no.240
(Rs.53), tempat kami menginap hari itu.
Budaya antri orang Srilanka perlu diacungi
jempol, mereka antri dengan tertib untuk naik bus AC highway yg merupakan bus
eksekutif jadi hanya dijual sesuai jumlah tempat duduk.
Setelah keliling beberapa kota di Srilanka
merasakan keramahan orang-orang Srilanka, Colombo terasa tidak bersahabat,
beberapa kali digodain orang di jalan dan orang2nya lebih cuek, informasi suka
gak benar. Jadi habis waktu untuk muter2, padahal tujuan ternyata hanya di
seberang jalan ;(. Dibohongi juga sama sopir tuk2. Terminal bus di Colombo ada
2, Central bus station dan 1 lg lebih kecil. Kami salah turun, seharusnya turun
di Central terminal dekat pasar kalau mau ke Negombo. Colombo-Negombo merupakan
jalur macet kalau jam2 berangkat dan pulang kantor. Kalau tidak macet bisa
ditempuh dlm 45 menit, kalau macet bisa sampai 2 jam.
Belakangan kami tau ada mini bus AC dg
harga Rs.100 dengan nomor yang sama (240), tentunya lebih nyaman.
Sampai di Negombo kami harus naik tuk2
lagi untuk menuju ke penginapan di Lewis Place, di jalan ini banyak penginapan
dari murah sampai yg mahal. Sebelumnya kami sudah pesan via telpon di Amaya dan
sudah deal harga, ternyata sampai di Amaya penjaganya bilang harganya bukan seperti
yg disepakati, dan bilang dengan kasar kalau mau ambil gak mau ya silahkan
pergi, padahal sepanjang perjalanan pemiliknya sudah beberapa kali telpon untuk
tanya kami sampai dimana. Selain karena perlakuan tsb, kami juga gak sreg
dengan kondisi penginapan yang gelap karena banyak lampu dimatikan sampai2
untuk lihat buku catatan saja harus pakai senter. Akhirnya kami putuskan untuk
cari penginapan lain, kami sudah lelah sekali dan hari sudah malam ketika
sampai, sekitar jam 9 malam. Namum kami beruntung tidak jauh dari situ, hanya
beberapa meter saja, ada penginapan yg cukup OK dan orangnya lebih ramah.
Akhirnya setelah melihat kamar dan sepakat harga, kami minginap di Blumarine
alamatnya 307/2 Lewis Place, Negombo telp.0774566504, www.blumarinelk.com
Kami dapat kamar AC RS.2.500 berdua, untuk
fan Rs.2000. Ada free wifi, tapi di lantai 2 kadang hilang sinyal. Jadi kalau
mau ya nongkrong di lantai 1.
Sesudah taruh barang, kami keluar cari
makan, udah lapar berat.... Tanya ke penjaga tempat makan enak,
direkomendasikan resto Spoon. Kami jalan kaki ke sana dan pesan jumbo prawn dan
ginger beer. Rasanya enak, harga lumayan, patut dicoba.
Oh ya, kami sempat minta HP supir tuk2 yg
antar kami ke penginapan karena bisa bahasa Inggris spy kami bisa minta antar
ke airport nanti. Namanya Ranjith, dia biasa mangkal di
terminal Negombo.
Tuk tuk |
Inside Galle Fort |
Lighthouse @Galle |
D10 – Negombo-Colombo-Negombo
Hari ini rencana mau menjelajah Colombo
seputaran Galle Road. Ada informasi kalau mau belanja murah di toko bernama No
Limit jadi kami pengen lihat2 juga, mudah2an ketemu. Kami berangkat sudah agak
siang, kami ingin melihat2 Negombo karena itu kami jalan kaki saja dr
penginapan. Ternyata Negombo mayoritas Katholik, dan di sudut2 jalan banyak
patung2 Maria, Yesus dan Rasul2, sepertinya mengadaptasi umat Budha yang banyak
membuat patung2 Budha besar2 di sudut2 jalan.
Sambil jalan, kami mampir melihat2
beberapa gereja. Ada yang ternyata bekas hotel yg dijadikan gereja. Kami mampir ke cafe untuk sarapan, kami beli
sandwich isi udang tepung cukup murah dan enak hanya Rs.70. Oh ya, di Srilanka
beberapa kota ada giliran mati listrik, jadi manfaatkan waktu untuk nge-charge
perangkat listrik seperti HP, kamera selagi masih nyala. Soket listrik Srilanka
bentuknya 3 kaki jadi jangan lupa bawa adaptornya.
Selagi makan, teman saya kenalan dengan bapak2
yang ternyata keturunan Betawi generasi ke 6 yang tinggal di Srilanka sejak
perang dunia II tapi belum pernah ke Indonesia. Kami ngobrol sambil sarapan.
Pak Borham ternyata supir taxi yang senang baca dan belajar, pengetahuannya
cukup banyak. Dia cerita kalau ada acara kumpul2 rutin orang2 melayu, jadi
mereka masih bisa berbahasa melayu. Di Colombo orang2 melayu kebanyakan tinggal
di distrik Slave Island. Kami ngobrol cukup lama, sepertinya dia kangen ngobrol
dengan orang Indonesia.
Akhirnya selesai sarapan, si bp menawarkan
untuk antar kami sampai tujuan dia dekat Colombo, kami sudah menolak secara halus
tapi dia memaksa ingin antar kami lihat2 Negombo dulu. Akhirnya kami setuju
untuk lihat2 sebentar dan minta di drop di terminal bus saja. Kami ke pasar ikan dekat laut tempat pengeringan
dan lelang ikan. Di depan pasar ikan kami lihat ada patung Petrus cukup besar,
mungkin karena Petrus asalnya nelayan sebelum menjadi rasul.
Dari terminal kami naik bus AC no.240 ke
Colombo (Rs.100) karena hari sudah siang. Sesampai di Central terminal kami
makan siang dulu di food court dalam terminal, makanan cukup lumayan dan porsi
yg sangat besar, kami pesan nasi briyani, ayam goreng, telur dan ikan goreng
Rs.340. Tujuan berikutnya ke Galle road, ini jalan dimana gedung2 pemerintahan
berada, dan letaknya persis di depan laut. Beberapa hotel baru dibangun. Naik
bus nomor 100 (Rs.20) belakangan kami tau banyak bus yang lewat Galle road.
Tarif bus di Srilanka tergantung jarak tujuan, jadi waktu bayar kita harus tau
mau turun dimana. Tidak usah khawatir ditipu, kalau ragu2 tanya saja dengan
orang lokal berapa tarif yang harus kita bayar sampai tujuan kita.
Sesampai di Galle road kami jalan kaki
sepanjang jalan sambil lihat2, foto2. Kami mampir ke tourist information office
untuk tanya bagaimana caranya ke No Limit. Kami harus naik bus no.102 turun di
Wellawatte (Rs.12). No Limit ternyata mengecewakan, mirip2 ramayana kalau di
Jakarta dan harga juga tidak bisa dibilang murah. Hanya sebentar kami lihat2,
kami putuskan untuk kembali ke terminal. Kami jalan2 sekitar terminal, ketemu 1
toko buku yang cukup besar, jadi kami masuk lihat2. Teman saya guru pre-school &
SD, dia borong buku2 pelajaran yang berbahasa Inggris. Saya lihat buku2nya
bagus sekali mungkin Srilanka mengikuti standar Inggris. Harga bukunya juga
tidak mahal. Setelah puas beli buku, kami masih ingin beli oleh2 karena besok
kami sudah pulang. Jadi kami tanya ke penjaga tokonya, dimana toko yang menjual
barang2 branded dengan harga miring serta oleh2, kami diberi tahu toko House of
fashion, naik bus no.100 atau 101 turun di Barobalapitya (Rs.20) kami tunjukkan
saja catatan ke kondektur.
Hari sudah sore sesampainya di house of
fashion, toko ini menjual segala macam barang dari teh, suvenir, pakaian, koper
dsb. Kualitas barang bagus dan harga
murah. Uang sudah menipis, jadi kami putuskan belanja dulu, hitung totalnya dan
nanti kekurangannya baru ambil uang dari ATM yang ada di depan toko. Toko penuh
sekali dengan orang yang belanja. Belanjaan kami cukup banyak, kami dapat koper
merk Celini dengan harga sangat murah, kebetulan saya tahu perkiraan harganya
di Jakarta. Saya dapat koper ukuran kabin Rs.3250, kaos2 dengan bahan bagus
Rs.550, beberapa bungkus teh celup untuk oleh2 Rs.250, dengan berbagai rasa
seperti English Breakfast, Earl Grey, Premium Ceylon dan ternyata ada juga
English Afternoon, tas kecil dengan tulisan Srilanka. Puas belanja hari sudah
malam sekitar jam 7. Kami bawa belanjaan dalam koper yg kami beli. Kami naik
bus no.100 untuk kembali ke terminal. Sesampai di terminal kami cari bus 240,
tidak lama ada cowok yg tanya mau kemana? Negombo. Trus dia bilang sekarang
sudah malam (jam 8) jadi bus tidak masuk ke terminal lagi, kami harus naik dr
pinggi jalan di luar terminal. Trus dia bilang ikutin dia, kami agak ragu2,
takut ditipu tapi karena sudah malam kami pikir gak ada ruginya ikutin dia, toh
kami bisa balik lagi kalau salah. Eh ternyata benar, dia antar kami sampai naik
busnya, bahkan bantu angkat koper teman saya yg cukup besar. Kalau dipikir2,
banyak keberuntungan yang menyertai kami selama trip di Srilanka. Kami sungguh2
bersyukur.
Di dalam bus pun masih ada yang membantu
kami untuk menyimpankan koper.
Jalanan tidak terlalu macet, kami sampai
ke terminal Negombo dalam 1 jam. Naik tuk2 ke penginapan Rs.150. Sampai di
penginapan mandi trus packing. Kami telp Ranjith supir tuk2, minta untuk jemput
kami di penginapan ke airport besok pagi.
along Negombo's street |
church @Negombo |
Lunch @Bus terminal's canteen |
Galle road @Colombo |
D11 – Negombo – KL – Jakarta
Jam 9 pagi kami dijemput tuk2, kami minta
diantar untuk beli sandwich dan kue serta cari oleh2 makanan khas Srilanka
sebelum ke Airport. Kami beli di supermarket permen jahe dicampur kelapa, ada
juga semacam kacang campur rasa kari. Teman saya beli beras Basmathi titipan
temannya yang harganya jauh lebih murah daripada di Jakarta. Ongkos tuk2
Rs.600.
Entah karena sepi atau bagaimana, AA
Srilanka ternyata sangat ketat dengan bagasi, semua ditimbang bahkan koper
kabin. Teman saya memang sudah beli bagasi karena koper dia ukuran sedang dan
bawa buku cukup banyak. Saya hanya bawa koper kabin, jadi saya tidak beli
bagasi karena biasanya tidak ditimbang. Ternyata saya harus bayar bagasi karena
lebih dari 7 kg (Rs.2.700 untuk sampai dg 15kg). Untung kami masih punya uang
lokal, karena sebelumnya kami sisakan untuk bayar airport tax yang ternyata
sudah dihapuskan dan sudah termasuk dalam harga tiket. Di ruang tunggu ternyata
beberapa org bawaannya juga lebih. Saya anggap saja kalau kami gak boleh
menyisakan uang Srilanka untuk dibawa pulang, hehehehe......
Selesailah trip kami di Srilanka dengan transit di KL lanjut ke CGK.
Boleh minta nomor hp nya gak nih.
BalasHapusSaya ada rencana ke sri lanka ...
Mau tanya2