2013/06/03

Konya, Kota Rumi & Whirling Dervish

Maulana Jalaludin Rumi adalah seorang penyair Persia, ahli hukum, teolog dan sufi abad 13. Lahir 30 September 1207 di Balkh, Afganistan. Meninggal 17 Desember 1273 di Konya.

Whirling dervish disebut juga Sema, menyatukan tiga komponen dasar manusia: pikiran (pengetahuan dan pemikiran), hati (ekspresi, perasaan, puisi, dan musik), dan tubuh (mengaktifkan hidup dengan berputar). Ritual ini merupakan perjalanan rohani, sebuah pendakian dengan kecerdasan dan cinta, menuju "kesempurnaan ilahi."

Dalam simbolisme ritual Sema, topi wol semazen melambangkan batu nisan ego, rok putih lebar mewakili kain kafan. Dengan melepaskan jubah hitam, secara spiritual terlahir kembali ke kebenaran Allah.

Pada awalnya mereka melipat tangan secara melintang, untuk merepresentasikan keesaan Allah. Sementara berputar, lengan terbuka: lengan kanan diarahkan ke langit, siap untuk menerima kemurahan Tuhan, dan tangan kiri mengarah ke bumi untuk menyalurkan karunia rohani Tuhan kepada mereka yang menyaksikan Sema. Berputar dari kanan ke kiri semazen merangkul umat manusia dengan cinta.



Whirling Dervish @Museum
Selesai menjelajah Goreme Open Air Museum, kami buru-buru balik ke otogar karena sudah hampir waktunya berangkat ke Konya. Kami naik bus Suha, satu-satunya bus ke Konya yang jalan pagi hari, bus lain di atas jam 18.00. Bus datang lewat 5 menit. Konya ditempuh dalam 4 jam termasuk berhenti untuk makan siang selama 20 menit.

Sampai di Konya sudah jam 15 lewat, kami cari tiket dahulu untuk ke Denizli malam itu juga. Kami beli tiket bus Kontur jam 23.00 (TL45). Kami titip tas dahulu di locker yg ada di otogar. Tas kami berdua bisa masuk locker ukuran kecil TL5 untuk 12 jam.

Lalu keluar cari tahu bagaimana caranya ke Mevlana Museum. Susah sekali cari org yg bs berbahasa Inggris. Akhirnya kami keluar otogar dan tanya ke supir dolmus (angkot minibus) dan diantar sampai ke angkotnya dan bilang ke supir angkotnya untuk antar kami sampai Mevlana Museum. Kami diturunkan tepat di depan pintu masuk museum, ongkosnya TL1,7.

Antri beli tiket TL3, waktu sudah jam 16 lewat. Museum berupa kamar2 yg diisi dengan koleksi sesuai tema yg dicantumkan di depannya, misalnya musik, pemusik, baju yg digunakan dan lain sebagainya.

Terakhir ada makam Mevlana (saya tidak sempat masuk karena sudah keburu tutup tapi teman saya masih sempat) dan di sampingnya ada kotak yang berisi janggut Nabi Muhammad. beberapa org terlihat berdoa di sekeliling kotak kaca itu.

Kami keluar dengan diusir-usir, ternyata museum tutup jam 17.00, waktu kami kurang dari 1 jam. Kami cari mesjid karena teman saya mau sholat dulu. Ternyata wudhu untuk wanita harus jalan agak jauh, ada 1 tempat yg menyediakan toilet dan tempat wudhu gratis, uhh tumben2an nih........Selesai sholat, kami masih punya waktu untuk jalan2 di Konya, liat2 suvenir yg berhubungan dengan Rumi, whirling dervish. Kami sebenarnya pengen nonton whirling dervish di Konya, tempat aslinya tapi ternyata hanya ada hari Sabtu saja, dan gratis. Ini hari minggu, jadi ya sudahlah kami tunda nontonnya di Istanbul saja.
 
Mevlana Museum


Tujuan selanjutnya adalah Alaaddin Tepesi (Bukit Aladin) yg ada di pusat kota Konya. Di jalan, kami tanya2 arah ke Aladin tapi tidak ada yg ngerti bhs Inggris, sampai ada 1 cewek menawarkan bantuan. Dia mau mengantar kami sampai Aladin, katanya dia mau mempraktekkan bhs Inggrisnya yg lama gak dipakai. Sekalian kami tanya cara balik ke otogar. Dia sarankan naik tram saja karena tidak mungkin kesasar, pasti sampai otogar, dan tram bisa dinaiki dari sekeliling bukit Aladin itu. Untuk naik tram harus punya kartu yg dijual perdananya seharga TL4, nanti akan dipotong ongkos tram seharga TL1,7 per org per trip, jd harga jauh dekat sama. Kami dibantu membeli kartu tram di toko.

Kami makan malam di RM namanya Urfa Lahmacun, letaknya tidak jauh dr Mc D dpn Aladin Tepesi. Paket ayam, nasi, salad & cola TL6,5. Enak dan puas karena makan nasi hehehe......
Dinner@Konya
 
Setelah makan, kami menjelajahi bukit Aladin, yg sebagian ternyata lagi direnovasi, sepertinya low season semua di renovasi ya......
Ada mesjid Aladin thn 1155-1220 dengan arsitek orang Damaskus. Hanya foto2 di depannya saja, karena sudah tutup.

Kami kembali ke otogar naik tram. Sampai di otogar sekitar 8.30 malam. Kami ke Kontur untuk minta diubah keberangkatan menjadi jam 10 malam, ternyata masih bisa. Kami ambil tas di loker dan menunggu bus menuju Denizli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar