Pagi-pagi setelah sarapan, kami keluar dari hotel menuju stasiun JR Namba, sempat tersesat, tapi akhirnya ketemu juga. Mulai hari ini, kami menghitung jumlah langkah kami berjalan sepanjang hari, dari mulai keluar hotel sampai masuk ke hotel lagi. Sisca membawa ipod yang ada aplikasi penghitung langkah, jadi ukuran langkah sesuai ukuran dia, 42. Ukuran sepatu saya 37 jadi seharusnya langkah lebih banyak hahaha....
Kami sudah tidak punya subway pass, jadi kami memanfaatkan JR pass kami, karena itu harus melalui stasiun JR Namba - Imamiya - Osaka loop line sampai stasiun Osaka. Dengan menggunakan JR special rapid menuju Kyoto, ditempuh dalam waktu 29 menit, sekitar jam 9 pagi. Untuk transportasi di Kyoto, paling mudah menggunakan bus, jadi kami membeli Kyoto city bus 1 day pass, seharga 500 yen. Ongkos bus di Kyoto untuk sekali naik sebesar 220 yen,jadi lebih menguntungkan membeli 1 day pass.
Kami akan menginap di Piece Hostel Kyoto selama 3 malam, dengan kamar dorm untuk 8 orang. 2.600 yen per orang per malam. Waktu chek in jam 15:00, jadi kami belum bisa masuk ke kamar, titip koper di reseptionis lalu keluar lagi. Kami diberi onigiri dan barley tea oleh pegawai hostel, mungkin sisa sarapan. Hostel ini menyediakan sarapan, namun selama 3 hari kami tidak pernah dapat sarapan karena baru jam 8 disediakan, biasanya kami sudah keluar hotel jam 7.30.
Seperti biasa hostel tidak mudah dicari karena petunjuknya tidak jelas, kami dibantu oleh 2 orang jepang yang kebetulan lewat. Sebenarnya tidak sulit dan tidak jauh letaknya dari stasiun Kyoto, dekat sekali. Hanya berjalan kaki 10 menit saja.
Terminal bus berada di depan stasiun kereta Kyoto. Petunjuk arah transportasi sangat mudah dimengerti. Kami naik bus 110 menuju Kinkakuji - Golden temple, tiket masuk 400 yen. Tidak diperbolehkan memotret dengan tripod, karena ramai. Kami sempat berfoto dengan gadis Jepang yg memakai Yukata. Hari sangat terik, tapi seputar kuil banyak pohon-pohonan jadi lumayan nyaman untuk jalan-jalan. Oh ya, kami sempat membeli green tea ice cream di toko depan halte bus tempat kami turun. Enak sekali, apalagi cuaca panas....hmmmm....yam...yam... rekomen deh...
Tujuan selanjutnya Ryoanji - rock temple, beraliran zen. Dari Kinkakuji naik bus no.59. Kami sempat salah kuil hahaha....tiket masuk 500 yen.
Selesai menikmati kuil, tujuan selanjutnya adalah Kyoto Manga Museum. Kami jalan balik ke halte di dekat Kinkakuji untuk naik bus no.12, turun di halte Nijojo. Dari situ menuju Manga museum tidak ada bus, hanya subway saja, maka kami jalan kaki sambil lihat-lihat kota Kyoto, mampir ke toko yang sedang sale hehehe....ternyata masih mahal juga untuk kantong kami. Kyoto sangat nyaman bagi pejalan kaki, tersedia pedestrian yang lebar, pejalan kaki berbagi dengan pengendara sepeda. Kotanya lebih bersih dan nyaman dibandingkan Osaka. Di Osaka sepertinya semua orang sibuk dan banyak berada di bawah tanah, kami menjuluki orang-orang Osaka, manusia tikus hehehe....memang di Osaka lebih nyaman dan mudah menggunakan transportasi subway atau kereta.
Setelah jalan beberapa blok, akhirnya ketemu juga Manga museum, dari jalan raya harus berbelok sedikit, tapi spanduknya sudah terlihat dari jauh. Tiket masuk Manga museum 800 yen, tutup setiap hari rabu. Tidak boleh memotret di area museum. Museum terdiri dari beberapa lantai dan ruang-ruang, asalnya memang bangunan sekolah yang diubah menjadi museum. Saat masuk ada beberapa animator yg sedang menggambar, ada area untuk anak-anak membuat kerajinan tangan. Ada lorong yang memamerkan berbagai karya animator tentang wanita Jepang berkimono, semuanya diberi nama, dan ada selembar kertas survey untuk pengunjung, wanita mana yang merupakan favorit, ada-ada aja....tapi cukup kreatif.
Koleksi manga sangat lengkap, semuanya bebas untuk dibaca baik di dekat rak ataupun dibawa ke halaman. Karena itu banyak sekali anak-anak, remaja maupun orang dewasa yang sedang membaca sambil duduk atau bahkan tidur-tiduran, nyaman bukan....
Di salah satu ruang, dipamerkan komik dari berbagai negara, ada juga dari Indonesia, komik si buta dari gua hantu....padahal banyak juga yg lebih bagus gambarnya...tapi lumayanlah ada di situ.
Manga menjadi salah satu budaya Jepang, digunakan untuk berbagai tujuan seperti pendidikan, penyampaian peraturan, hiburan tentunya. Karena itu di kereta sangat biasa orang membaca manga, bahkan orang dewasa dan terkadang bukunya setebal buku telpon hihihi.......
Banyak juga orang yang datang di museum dengan menggunakan cosplay, mereka memotret dan dipotret. Kami sempat berfoto dengan mereka. Ini sebagian fotonya.
Hari sudah sore, kami ada janji ketemu dengan teman Sisca yang tinggal di Kyoto bersama suami dan anaknya. Kami berjalan beberapa blok menuju City Hall. Kebetulan anjing mereka semua serupa, mungkin satu induk ya....memang nyaman bersosiali sasi di taman.
Setelah ngobrol kangen-kangenan, kami diajak jalan-jalan ke Teramachi yang letaknya tidak jauh dari City Hall. Teramachi adalah kawasan pertokoan, mirip dengan Namba di Osaka. Kami ditraktir makan malam udon yang enak dan murah. Namanya tidak tahu tapi cabangnya ada dimana-mana, jadi kami ingat-ingat gambarnya saja. Di kemudian hari kami beberapa kali makan udon ini lagi, bahkan di Tokyo juga.
Selesai makan malam, kami diantar ke daerah Gion, berharap bisa melihat geisha. Gion berupa lorong panjang yang remang-remang, akhir lorong berada di tepi sungai. Kami duduk-duduk sebentar untuk istirahat, banyak orang yang bersantai di pinggir sungai.
Hari sudah malam waktu kami mencari halte bus yang benar untuk kembali ke stasiun Kyoto, sempat bingung, namun akhirnya ketemu juga. Di halte kami berkenalan dengan nenek bernama Misako, usianya 66 tahun. Dia belajar bahasa Ingris secara otodidak, penggemar the Beatles. Nenek Misako ternyata, nenek gaul. Dia tidak takut berbicara dengan orang asing dengan bahas Inggris, kenalannya cukup banyak dan berbagai negara. Dia minta orang-orang sing yang ditemuinya untuk menulis di bukunya. Kami ikut menulis juga, ternyata koleksinya sudah banyak. Katanya dia bertemu mereka di stasiun kereta dan mengajak kenalan, hebat bukan..... Kami masing-masing diberi origami berbentuk burung. Kami naik bus yang sama sampai stasiun Kyoto, sepanjang jalan nenek mengajak kami bernanyi lagu-lagu yang dikenalnya, sambil ketawa-ketawa, tidak peduli dengan penumpang lainnya hahahaha.....Hari sudah jam 11 malam lewat sewaktu kami sampai di stasiun. Kami masih harus mencuci baju kotor kami di hotel. Baru selesai lewat jam 1 pagi....uhhh....capeknya....
Hallo. Saya berencana nginap di piece hostel kyoto bulan mei nanti. Boleh info kesulitan untuk menemukan hostel ini? Karena saya akan pergi bersama ibu saya. Takut salah jalan
BalasHapusTerima kasih
Hai Ichaa, maaf baru sempat balas. Lokasi hostel tidak jauh dari stasiun kereta hanya saja letaknya di jalan kecil. sekali sudah tahu tempatnya, gampang sekali. Saya sudah coba dengan menggunakan google map cukup jelas. Kamu coba saja dengan start dari Kyoto Train Station ke Piece hostel Kyoto, pilih dengan jalan kaki.
BalasHapus