Lima hari ke depan kami akan berada di Tokyo. Trip di Tokyo agak santai, kami sudah kelelahan setelah 10 hari dengan banyak destinasi. Hari ini bangun agak siang, tujuan kami hari ini mengikuti tur gratis di Imperial Palace, yang sebelumnya harus reservasi melalui internet yang saya lakukan di Jakarta. http://sankan.kunaicho.go.jp/english/guide/koukyo.html. http://www.japan-guide.com/e/e3017.html.
Setelah sarapan di depan Sensoji temple Asakusa, kami naik subway menuju stasiun Tokyo. Kami membeli tiket point to pint, bukan pass seperti pasmo atau suica. Di dekat mesin tiket, tercantum dari Asakusa ke Tokyo harga tiket 290 yen, jadi kami membeli tiket seharga 290 yen. Ternyata kami baru tahu kalau tiket metro dan JR harus dibeli secara terpisah, jadi rugi deh.....Asakusa - Kanda dengan metro, Kanda - Tokyo dengan JR. Belajar dari kesalahan, selanjutnya kami selalu membeli tiket dengan harga paling rendah, nanti sesampai di stasiun tujuan baru cek fare adjutment, jika kurang, kami tambahkan ongkosnya.
Dengan menyerahkan print reservasi, kami mengikuti tur Imperial Palace. Kami dikumpulkan di ruangan lalu diputarkan video sekilas mengenai tur dan istana. Kami diberi audio guide berbahasa Inggris, guide akan memberitahu nomor obyek yang sedang kami lihat. Tur hanya berlangsung di luar istana, selama 75 menit. Selesai tur, kami diberi tiket untuk memasuki east garden. Cuaca sangat panas, kami sudah kegerahan, selesai melihat museum, kami keluar dan foto-foto dari halaman luar istana. Ada pesanan dari ayah Sisca untuk foto di spot yang sama dengan waktu ayahnya ke Tokyo tahun 80-an, ternyata masih sama hahaha.....
Kami mencari makan di gedung Marunochi, lokasinya di depan stasiun Tokyo. Akhirnya ketemu ramen yang uenak sekali, di food court lantai B1F namanya Hutong Chinese Deli, harganya 650 yen, namun sepadan dengan rasanya.....Ini makanan termahal yang kami beli selama di Jepang. Kami sempat di tolak masuk, karena penuh, setelah mutar-mutar sampai ke lantai 35-36 yang juga ada restonya, kami balik lagi ke situ.
Selesai makan, kami ke lantai dasar yang sedang diselenggarakan pameran mengenai dinosaurus, ada juga simulasi seolah-olah sedang berada bersama dinosaurus, anak-anak sangat menikmatinya. Lalu kami mencari tempat ikut tur gratis dengan bus, yang ternyata dimulai dari gedung Mitsubisi di sebelah Marunochi. Bus ini boleh dinaiki siapa saja, bukan hanya turis yang memanfaatkan, warga Tokyo juga ada yang naik. Rutenya mengelilingi gedung-gedung grup Mitsubishi dan Marunochi saya rasa. Dengan AC yang sejuk, kami bertiga langsung terlelap di dalam bus....sampai turun di lokasi awal kami naik hahaha......
Stasiun Tokyo sendiri merupakan obyek foto yang menarik, dengan arsitektur gaya lama, berbeda dengan stasiun Osaka dan Kyoto yang modern dengan instalasi dari besi/baja.
Hari sudah sore, kami putuskan untuk jalan-jalan seputar Asakusa, besok kami harus pindah hotel. Kami mampir di Daisho, toko yang menjual semua barang dengan harga 100 yen, sebenarnya 105 yen setelah ditambah pajak. Selama di Tokyo, tidak semua dari daftar tujuan kami tercapai, kami sesuaikan dengan sikon. Dengan berbekal Tokyo Handy Guide yang kami ambil di hotel, mudah untuk menentukan rute transportasi dengan subway atau kereta api. Namun tidak mudah menggunakan bus, tidak ada informasi mengenai rute bus, di halte bus pun hanya ada penjelasan dengan huruf kanji, tidak ada bahasa Inggrisnya, tidak seperti di Kyoto. Tarif bus di Tokyo berlaku sekali naik 200 yen, jauh dekat sama saja.
Saya menggunakan http://www.jorudan.co.jp/english/ untuk mencari rute kereta api di Tokyo, syaratnya harus tahu nama stasiun asal dan tujuan. Kita bisa memlilih yang lebih murah atau lebih cepat.
Kami mengakhiri hari dengan makan malam di resto dekat stasiun Asakusa, dengan menu yang berbeda, paket nasi dengan sayuran, serta ramen. Dalam perjalanan menuju hotel, kami melewati kuil Sensoji, kami foto-foto sebentar suasana malam, sudah sepi, toko-toko sepanjang jalan sudah tutup. Suasananya berbeda sekali dengan waktu siang hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar