2017/10/02

Spain Trip 2017 - One Day in Seville

Dari Granada ke Sevilla kami naik bus Alsa pukul 7 pagi. Sebenarnya dari depan penginapan kita bisa naik bus ke terminal bus dengan bus yang sama seperti waktu datang. Tapi karena bus baru ada jam 6.30, mau tidak mau kami harus naik taxi. Kami berangkat jam 5.30, hari masih gelap, jalanan sepi hanya satu dua mobil yang lewat. Saya sudah pamit pemilik flat tadi malam via whatsapps karena dia sedang tugas malam hari. 

Setelah menunggu beberapa saat, kami tidak melihat ada taxi lewat, kami berjalan sampai menemukan taxi sedang parkir. Supir taxi tak bisa bahasa Inggris, untung saya masih ingat bahasa spanyolnya terminal bus yang kami tuju (estación de Autobuses). Taxi menggunakan argo, tapi saat sampai ternyata ada biaya tambahan, mungkin karena masih pagi, total ongkos jadi €8. 

Kami mendapat tempat duduk paling depan, jadi bisa melihat pemandangan di luar dengan jelas, melewati kebun zaitun dan bunga matahari. Sepanjang perjalanan, bus sering berhenti untuk mengambil penumpang. Kami sampai di Seville jam 11.30, sudah setengah hari habis di perjalanan. Tapi untungnya saat itu musim panas, jadi matahari maih ada sampai sekitar pukul 9 malam. 
OTW to Seville

Sunflower Field

Sampai di terminal bus Seville, agak bingung arah keluar, tapi kami ikuti saja arah yang diambil banyak orang. Ternyata bus berhenti di bawah gedung terminal, jadi harus naik tangga untuk menuju pintu keluar. Sebelum keluar, saya melihat meja informasi turis. Saya meminta peta Seville dan menanyakan arah halte bus 21. Halte bus di Seville, tertulis nomor bus yang berhenti di halte tersebut. Jadi bisa saja ada 2 halte yang bersebelahan tapi nomor busnya beda. 
Seville Map

Malam sebelumnya saya google bagaimana menuju ke penginapan kami Pensión Javier (kami memesan melalui booking.com) dari stasiun bus Plaza de Armas. Naik bus 21 lalu turun di Menéndez Pelayo (Puerta de La Carne). Tapi setelah turun dari bus saya tidak tahu arah menuju ke penginapan, ke kiri atau ke kanan atau menyeberang jalan atau arah sebaliknya. Tidak ada yang bisa ditanya dengan bahasa Inggris. Saya menanyakan ke beberapa orang dengan menunjukkan kertas booking yang ada alamatnya, tapi tak ada yang tahu. Kami sempat tersesat, sampai saya memutuskan, sebaiknya kembali ke arah kami turun dari bus. Sebab seharusnya menurut google hanya sekitar 172 meter saja. 

Saya masuk ke toko penjual ikan, mencoba tanya arah menuju penginapan. Lalu dengan baik hati, dia membuka smartphone-nya. Ternyata penginapan berada di seberang jalan. Kami menyeberang dan masuk ke jalan kecil, sesudah itu bingung lagi....😭  tak tahu harus lurus, belok kanan atau kiri. Tak ada tanda-tanda alamat yang kami cari, sedangkan jalan-jalan makin sempit. Tak lama kemudian, saya melihat 2 orang petugas sedang memeriksa meteran entah gas atau air. Mereka memegang denah area di situ. Saya tunjukkan kertas booking dan mereka berbaik hati menunjukkan arahnya. 

Sesampai di penginapan, pintu depan dikunci. Lama kami membunyikan bel tapi tak ada yang keluar. Hampir 20 menit kemudian baru ada yang datang. Hari sudah semakin siang. Kamarnya cukup nyaman, toilet dan kamar mandi terpisah. Yang agak menjengkelkan adalah pengurus penginapan tidak ada yang bisa berbahasa Inggris (tidak sesuai dengan yang tertulis di website) dan tarif kamar ternyata sudah dibebankan ke kartu kredit 1 minggu sebelum kedatangan kami, padahal biasanya jika booking melalui booking.com, hanya akan didebet ke kartu jika kita tidak datang atau atas permintaan kita. 

Kota Seville/Sevilla terletak di tepi Sungai Guadalquivir, yang membagi kota menjadi dua bagian Sevilla dan Triana. Setelah penemuan Amerika, Seville menjadi salah satu pusat ekonomi Kekaisaran Spanyol karena pelabuhannya memonopoli perdagangan trans-samudra. Pada 1519, Ferdinand Magellan berangkat dari Sevilla untuk mengelilingi bumi yang pertama kali.

Menjelajah kota tua Seville dengan berjalan kaki tidak mudah jika hanya berbekal peta turis yang kita dapat. Banyak lorong-lorong kecil yang tidak ada di peta, sering kali juga tidak tercantum namanya. Luas kota tua Seville sekitar 4 KM persegi, terdapat tiga Situs Warisan Dunia UNESCO yaitu Alcázar Palace, Cathedral of Seville dan General Archive of the Indies, ketiganya berada di sekitar Plaza del Triunfo. Di sini tersedia kereta kuda yang bisa disewa, jika malas berjalan kaki.

Seville Narrow Aisle
Sekitar pukul 2 siang kami mulai penjelajahan kami ke kota tua, yang tidak jauh dari penginapan kami. Seville sangat panas tapi kami hanya punya waktu sisa hari ini. Besok pagi-pagi sudah harus pindah ke Barcelona, kota terakhir yang kami kunjungi sebelum pulang ke Jakarta. Karena waktu yang terbatas dan peta yang tidak jelas, tidak semua destinasi yang saya inginkan dapat terkunjungi, memang sehari tidak cukup. 

Jika hanya punya waktu setengah hari seperti kami, paling tidak sempatkan kunjungi   Alcázar Palace, Cathedral of Seville, General Archive of the Indies dan Plaza de España. 
Plaza del Triunfo
Alcázar Palace (Royal Alcazars of Seville)
Merupakan salah satu istana yang terindah di Spanyol, dianggap sebagai salah satu contoh arsitektur mudhjar yang paling menonjol ditemukan di Semenanjung Iberia.  Istana peninggalan era pemerintahan raja-raja Muslim Arab.

Tingkat atas Alcázar masih digunakan oleh keluarga kerajaan sebagai kediaman resmi yang dikelola oleh Patrimonio Nacional. Termasuk istana kerajaan tertua yang masih digunakan di Eropa, dan terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1987 bersama dengan Cathedral of Seville dan General Archive of the Indies

Pada tahun 1962 Alcázar digunakan sebagai satu set untuk film Lawrence of Arabia, Kingdom of Heaven pada tahun 2005 dan Game of Thrones season 5. 

Royal Alcázar
Archive of the Indies 
Merupakan gedung arsip yang menyimpan dokumen sejarah Kekaisaran Spanyol di Amerika dan Filipina. Bangunan dirancang oleh Juan de Herrera dengan arsitektur Renaisans Spanyol.
Archive of the Indies 

La Giralda 
Adalah menara lonceng megah Katedral dan simbol Sevilla. Awalnya dibangun pada tahun 1195 sebagai menara masjid Aljama, merupakan bangunan tertinggi di kota ini selama lebih dari 800 tahun, dengan tinggi 103 meter. 

La Giralda

Cathedral of Seville
Katedral abad kelima belas menempati lokasi bekas masjid besar yang dibangun pada akhir abad ke-12. Merupakan tempat peristirahatan terakhir Christopher Columbus.  Katedral Seville menggantikan Hagia Sophia sebagai katedral terbesar di dunia, yang telah berlangsung selama hampir seribu tahun. Merupakan gereja Gothik terbesar dan gereja terbesar ketiga di dunia. 
Cathedral of Seville
Kami melanjutkan perjalanan mengarah ke Plaza de España yang tidak boleh dilewatkan jika mengunjungi Seville. Kami melewati  Híspalis Fountain, Hotel Alfonso XIII dan Palacio de San Telmo sebelum sampai ke Plaza de España yang terletak di dalam Maria Luisa Park. 

Hotel Alfonso XIII
Hotel bintang 5 bergaya Neo-Mudéjar. Dirancang oleh arsitek José Espiau y Muñoz, hotel ini dibangun antara tahun 1916 dan 1928, dan diresmikan pada tanggal 28 April 1929. Letaknya tak jauh dari Híspalis Fountain.

Híspalis Fountain

Hotel Alfonso XIII

Palacio de San TelmoPalacio de San Telmo merupakan salah satu bangunan dengan arsitektur Spanish Baroque yang dibangun tahun 1682. Beberapa kali berubah fungsi dari mulai Universitas Maritim, Seminari, sekarang menjadi gedung Pemerintahan Otonomi Andalusia.

Palacio de San Telmo
Plaza de España
Plaza de España dirancang oleh Aníbal González, perpaduan antara Art Deco dan gaya Neo-Mudéjar. Kompleks Plaza de España berbentuk setengah lingkaran besar dengan jembatan yang mewakili empat kerajaan kuno Spanyol. Pada dinding Plaza berderet ceruk keramik, yang mewakili provinsi yang ada Spanyol, berurutan secara alfabet dari A sampai ZPlaza de España digunakan sebagai lokasi syuting, film Lawrence of Arabia tahun 1962, film Star Wars Star Wars: Episode II - Attack of the Clones (2002), ditampilkan sebagai  eksterior Kota Theed di Planet Naboo dan film The Dictator (2012).

Plaza de España

Plaza de España

Plaza de España

Plaza de España

Plaza de España

Plaza de España

Plaza de España

Puas foto-foto di Plaza de España kami lanjut mencari lokasi halte bus bandara (EA) yang ada di Avenida Carlos V (Prado San Sebastián), supaya tidak kesasar besok pagi-pagi menuju bandara. Setelah ketemu, kami kembali ke penginapan untuk istirahat. 

Sekitar jam 7 malam, kami keluar lagi untuk mencari Metropol Parasol, bangunan dengan struktur kayu terbesar di dunia yang terletak di Plaza La Encarnación. Dirancang oleh arsitek Jerman Jürgen Mayer dan selesai pada bulan April 2011, memiliki dimensi 150 sampai 70 meter dengan ketinggian sekitar 26 meter. Strukturnya terdiri dari enam payung berbentuk jamur raksasa, hingga disebut juga Incarnation's mushrooms. Kami tidak menemukannya, setelah lelah keluar masuk jalan-jalan sempit, kami menyerah dan kembali ke penginapan karena esok hari harus bangun pagi-pagi. 

Metropol Parasol, photo from wikipedia

Dalam perjalanan kami menemukan patung gadis kecil membaca buku yang menarik. Patung Reading Girl dibuat oleh pematung Swedia Anna Jonsson (2007), didedikasikan untuk Clara Campoamor (Madrid, 12 Februari, 1888-Lausanne, 30 April, 1972), seorang  politikus dan feminis Spanyol. 

Reading Girl Statue
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar