2013/07/17

A week in Norway - 1

Susahnya warga negara Indonesia, mau jalan-jalan ke Eropa perlu visa dengan persyaratan yang cukup ribet. Saya iri dengan warga negara Asia lainnya, yang kalau mau pergi tinggal berangkat, tanpa harus mengurus visa dan persyaratannya beberapa minggu sebelumnya. Namun kesulitan ini tidak cukup menyurutkan niat dan minat orang Indonesia untuk traveling ke luar negri.

Setelah transit selama 9 jam di Bangkok, dengan menggunakan Thai Airways, sampailah kami (saya berdua teman) mendarat di Gardermoen Airport, Oslo jam 7:25 waktu setempat (GMT+2). Sewaktu antri di imigrasi, kami diminta dokumen macam-macam, semua dokumen kami perlihatkan, dari mulai guarantee letter, hotel booking, tiket pesawat, tiket eurail, tapi si petugas masih belum puas, kami disuruh ke kator kepala imigrasinya. Kami heran apa masalahnya, visa sudah ditempel di passport. Kami jadi tontonan, mungkin gak dipercaya, orang Indo bisa sampai di Eropa, aneh.

Di kantor kepala imigrasi, kami di tanya tahu gak kalau biaya di Norway lebih mahal daripada Singapore. Hah! tentu saja kami tahu. Sepertinya si Bapak mencoba menelpon pengundang kami, Brox, yang mestinya sudah ada di airport menjemput kami. Kami ditanya setelah dari Norway, siapa yang membayar perjalanan kami. Kami heran, seharusnya proses verifikasi kemampuan finansial sudah dilakukan oleh pihak kedutaan sewaktu memberikan visa. Tak lama kemudian masuk 2 orang sepertinya dari Vietnam, mengalami hal yang sama dengan kami. Kasian sekali ya, orang Asia :-(

Akhirnya dapat juga tuh stempel imigrasi, begitu kami keluar airport sudah sepi. Kami dijemput oleh Brox, tanya kenapa lama sekali. Trus kami ceritakan kejadiannya, dia ikutan sebel. Tapi ya sudahlah, dinikmati aja.

Hari itu hari minggu, jalanan sepi sekali, hanya bertemu mobil lain satu dua saja. Katanya masih pagi, biasanya orang-orang pada keluar rumah setelah tengah hari kalau hari minggu. Jalanan mulus beraspal, kanan-kiri banyak pohon dan sebagian hutan, katanya sih masih ada beruang, rusa, serigala, dll. Udara bersih sekali dan cukup dingin. Dari Oslo menuju Hamar, rumah Brox sekitar 1 jam.

Setelah menyimpan tas di kamar yang telah disediakan, kami diajak ke Norway Forest Museum. Museumnya bagus sekali, berbagai binatang diawetkan, kemudian ada sejarah berburu, memancing, dan kehidupan hutan. Di dalam museum juga ada galeri lukisan, perpustakaan, kantin, toko. Di luar museum ternyata areanya masih luas, ada kabin untuk menginap, area hutan yang dihubungkan dengan jembatan karena dipisahkan sungai yang cukup lebar. Orang Norway akrab dengan kehidupan alam, karena itu mereka sehat-sehat.
Kalau saja di Indonesia punya museum hutan yang representarif ya.

Beruang di Museum Hutan

Area luar Museum Hutan

Selesai melihat-lihat Museum Hutan, kami diajak ke pabrik pembuatan lilin Loiten Lys yang menempati bekas pabrik aquavit (minuman beralkohol lokal yang terbuat dari hasil fermentasi gandum dan kentang). Lilin-lilinnya cantik sekali, berbagai macam warna dan bentuk, sebagian bertemakan natal, meskipum masih bulan September. Banyak orang datang membeli, kami hanya melihat-lihat saja.

Loiten Lys
 
Lilin putih


Lilin merah

Kami diajak mengunjungi situs bagunan bekas terkena bom saat perang dunia kedua, karena ingin melidungi situs ini jadi mereka menutupnya dengan bagunan kaca berbentuk piramid di atasnya. Reruntuhan itu masih difungsikan, kadang digunakan untuk konser, dan menurut Brox, sering orang menunggu aurora di sekitar situ.


Tiga hari pertama di Norway, kami tidur cepat karena perbedaan waktu, tapi terbagun sekitar jam 2-3 pagi.

Hari kedua, kami jalan-jalan sendiri sekitar rumah. Ternyata hari itu hari pemilihan wali kota serta DPRD. Pemunggutan suara diadakan di balai kota sampai jam 9 malam, jadi hanya di satu tempat saja, tidak ada TPS seperti di Indo. Kami main ke rumah mamanya Brox, yang masih sehat dan kemana-mana naik sepeda. Beliau senang sekali, kami diajak keliling rumah dan diceritakan setiap detil sejarah rumahnya. Makan malam dimasakin sama Brox, kami hanya boleh membantu menyiapkan meja saja. Sebenarnya kami diajak untuk melihat proses perhitungan suara dan pesta kemenangan, tapi karena masih jetlag jadi jam 7 sudah ngantuk sekali.

@Hamar

Our dinner

Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar