2017/07/24

UK Trip 2017 - London Day 1

Pesawat Thai Airways kami mendarat tepat waktu di Heathrow Airport, London Terminal 2. Kami tidak memasukkan ransel saya dan koper Sisca ke bagasi, karena ingin cepat keluar. Tapiiii ternyata antrian imigrasi saaangat panjang, mengular....perlu waktu 1 jam untuk melewatinya. Sambil mengantri saya perhatikan, ternyata pemlik e-pasport dari beberapa negara bisa mendaftar secara online dan punya antrian tersendiri, lebih cepat pastinya.....sayang Indonesia belum masuk daftar. Lalu ada beberapa orang yang diminta untuk duduk di area bangku yang disediakan di depan loket, sepertinya bermasalah sehingga tidak boleh lewat, entah mengapa. Akhirnya giliran kami menuju loket, bersama-sama. Kami hanya ditanya berapa lama akan berada di UK dan setelah dari UK mau kemana, itu saja. 

Kami keluar dari Heathrow Airport, London Terminal 2, disebut juga Queen's Terminal. Udara cukup dingin.....berangin...padahal sedang musim panas. 20 meter di atas tanah, tergantung karya Richard Wilson yang diberi nama Slipstream, bentuknya mirip burung dari aluminium seberat 77 ton, panjang 78 meter, begitu keterangan yg saya baca.


LHR Terminal 2 - The Queen's Terminal
Kami mengantri lift menuju underground terminal yang juga berada di Terminal 2, untuk menuju ke penginapan Airbnb yang sudah saya booking untuk 4 malam. Transportasi umum menuju ke kota London dari LHR, dapat menggunakan kereta, bus atau taxi. untuk kereta sendiri ada 3 pilihan:

  • Heathrow Express yang tercepat, non stop dengan waktu tempuh 15 menit sampai di Stasiun Paddington. Tersedia setiap 15 menit.
  • Heathrow Connect, kereta dengan tujuan Stasiun Paddington, berhenti di beberapa stasiun London Barat, tersedia setiap 30 menit, dengan waktu tempuh 31 menit.
  • London Underground Piccadily Line (Blue Line), kereta paling ekonomis, dengan waktu tempuh 50 - 60 menit.
Kami memilih naik underground, dari Piccadilly kami ganti jalur Central/Red Line menuju penginapan kami yang berada di zona 4. Sebelum naik kereta, kami membeli kartu Oyster, semacam e-money yang kita gunakan di Jakarta, kita tap ketika masuk dan keluar, saldo akan dipotong sesuai tarif perjalanan saat keluar. Kita bisa membelinya di mesin, £5 dari saldo akan ditahan tapi akan dikembalikan saat kita refund, jika sudah tidak kita gunakan lagi. Saya membeli £25, jadi hanya bisa digunakan £20. 

Saat membeli Oyster, uang £5 yang saya bawa dari Indonesia, tidak diterima oleh mesin....rupanya sudah tidak berlaku lagi mulai 5 Mei 2017 dan sudah digantikan dengan yang baru. Selain membayar secara tunai, bisa juga dengan kartu kredit ataupun debit. Setelah saya pulang, saya baca berita tentang uang £10 juga diganti baru, mulai 14 September 2017. Seperti inilah uang pecahan £5 yang lama & baru.

Old & New £5
Oyster Card
OYSTER CARD
Dengan menggunakan Oyster Card, kita membayar sesuai tarif dan lebih murah. Tarif transportasi di London dihitung berdasarkan zona, jarak dan daily capping juga tipe pengguna. Oyster Card dapat digunakan pada Tube/Underground, DLR, London Overground, TfL Rail dan sebagian besar jalur National Rail, juga bus dan tram. Info tarif selengkapnya baca disini. Masih banyak pilihan selain menggunakan Oyster, baca disini. Namun setelah saya pelajari, yang paling cocok untuk perjalanan kami adalah Oyster. Perhatikan sisa saldo dan lakukan top-up saldo Oyster, jika diperkirakan akan kurang sebelum perjalanan. Saldo yang dapat di-refund tidak lebih dari £10, belum termasuk saldo yang ditahan £5. Tidak semua mesin di stasiun kereta bisa refund. 



Selama di London, kami lebih sering menggunakan Tube, hanya 2 kali naik bus. Peta transportasi London yang perlu kita ketahui ada disini.  

TIPS naik Tube London:  
  • Jalur dibedakan dengan nama dan warna, misalnya Central Line dengan warna merah.
  • Perhatikan nama stasiun terakhir dari arah kereta yang akan kita naiki. Terkadang pada jam-jam tertentu rute lebih pendek. Terkadang juga jalur bercabang.
  • Cari stasiun transit, jika tidak ada rute langsung ke tujuan kita.
  • Jika memungkinkan hindari jam-jam padat (peak hours). Tarif off-peak lebih murah dibandingkan peak hours. Hal ini juga berlaku untuk tarif bus/kereta antar kota di UK. 
Singkat cerita, sampailah kami di flat host kami yang tidak jauh dari stasiun Tube Gants Hill (Central/Red Line). Kebetulan masih bulan puasa dan host kami muslim. Kasihan puasanya panjang sekali......buka puasa sekitar 9.30 malam dan sahur sekitar 1.30 pagi. Disinilah kami menginap selama 4 malam. 

Penginapan di London
Sekitar pukul 13.00 kami mulai menjelajah London. Tujuan pertama ke lokasi Greenwitch Mean Time (GMT) Line yang berada di Royal Observatory. Garis GMT merupakan garis bujur NOL dunia yang memisahkan antara barat dan timur. 

Kami naik Tube dari Gants Hill (Central/Red line), lalu transit di stasiun Stratford platform 13 menuju stasiun North Greenwich (Jubilee/Grey Line).  Stasiun Stratford merupakan stasiun transit yang besar, jadi perlu tahu kita naik kereta di jalur/platform nomor berapa. Dari stasiun North Greenwich, ganti naik bus dari halte stop C, keluar dari stasiun ambil arah ke kiri. North Greenwich punya beberapa halte bus, jadi jangan salah. Naik bus 188 turun di halte National Maritime Museum stop G. 

Royal Observatory berada di lokasi yang sama dengan National Maritime Museum di dalam Greenwich Park. Kita harus mendaki untuk mencapai Royal Observatory. Untuk masuk Royal Observatory, kita harus membayar. Tapi saya membaca bahwa GMT Line juga bisa di lihat dari luar Royal Observatory, tanpa membayar.  

Royal Observatory Greenwich
Jika melihat Jam dengan putaran 24 jam, bukan 12 seperti jam normal, di sebelah kanannya ada pintu besi kecil seperti foto di atas, masuklah melalui pintu itu. Kita akan menemukan GMT Line pada dindingnya, kelajutan dari GMT Line yang ada di dalam Royal Observatory. Sayang foto-foto kami di GMT Line menggunakan kamera Sisca, SD Card-nya bermasalah, dan belum bisa dipulihkan sampai saat tulisan ini saya buat.

City View from Greenwich Park Hill
Greenwich Park luas sekali, banyak orang datang untuk bersantai, berkumpul, piknik, olah raga.....menikmati musim panas. Senangnya punya taman yang cantik dan luas.

Selesai foto-foto di GMT Line, kami turun menuju National Maritime Museum, yang diklaim merupakan museum maritim yang terbesar di dunia. Museum ini menyajikan kehidupan di laut, petualangan, peperangan, keberanian dan penemuan. Pada lantai 2 terdapat peta dunia yang besar sekali juga tentang Haenyeo atau "wanita laut" yaitu wanita penyelam yang berasal dari pesisir Korea, khususnya di Pulau Jeju, Korea Selatan. Di luar museum terdapat replika di dalam botol, kapal Nelson HMS Victory yang digunakan pada Battle of Trafalgar. Kami tidak lama di sini, karena masih banyak yang harus kami lihat hari ini sedang hari sudah sore. Beruntung sedang musim panas, jadi langit terang sampai sekitar 9.30 malam.

National Maritime Museum, Greenwich, London
Kembali kami naik bus 188 arah Russel Square, kami turun Druid Street stop C, untuk menyusuri sungai Thames. Disepanjang sungai banyak orang berkumpul bersama teman-teman, di bar dan cafe, mungkin karena hari Jum'at ya..... Ini rute dan yang kami lihat di sepanjang perjalanan hari pertama kami di London.

          Stasiun tube terdekat adalah Tower Hill yang berada pada District/Green dan 
        Circle/Yellow Line.

Tower Bridge, London

        Berlokasi di tepi selatan Sungai Thames, antara London Bridge dan Tower 
        Bridge. Bentuk gedungnya lucu seperti telur yang dibangun tahun 2002. Merupakan
        kantor pusat the Greater London Authority. Gedung ini muncul pada salah satu 
        adegan awal film Harry Potter and the Half-Blood Prince.

London City Hall
         
View from London Bridge
         Gedung runcing yang menjulang tinggi itu adalah the Shard yang diresmikan sebagai 
         bangunan tertinggi di Eropa pada tanggal 5 Juli 2012. Bangunan ini setinggi 1.016 
         kaki atau 310 meter, terdiri 95 lantai menawarkan pemandangan 360 derajat kota 
         London sejauh 40 mil Menara gedung The Shard dirancang oleh Renzo Piano. 
  • Queenhitthe Mosaic
        Kami melewati jalan kecil dengan tembok dihiasi mosaic cantik yang menggambar-
        kan sejarah London dari era Romawi sampai masa 50 tahun pemerintahan Ratu 
        Elisabeth II (Her Majesty's Diamond Jubilee) yang diperingati tahun 2012. Sepanjang
        jalan kami juga menemukan tanda Jubilee Walkway.

Queenhitthe Mosaic

Jubilee Walkway Sign

  • Saint Paul's Cathedral
        Adalah katedral Anglikan, merupakan bangunan tertinggi (365 kaki/111 m) di London
        dari tahun 1710 sampai 1967. Dibangun pada tahun 604 M dan dibangun kembali   
        setelah Kebakaran Besar London tahun 1666 dan selesai pada tahun 1677. Kubahnya 
        juga termasuk salah satu kubah tertinggi di dunia. 
        
        Peristiwa-peristiwa penting yang pernah diselenggarakan di Katedral Santo Paulus 
        antara lain: pemakaman Horatio Nelson, Arthur Wellesley dari Wellington dan Sir               Winston Churchill, perayaan Jubilee Ratu Victoria, pelayanan perdamaian yang 
         menandai berakhirnya Perang Dunia I dan II, pernikahan Pangeran Charles dan Putri 
        Diana, peluncuran Festival Britania serta perayaan Golden Jubilee, Ulang Tahun ke-           80 dan Diamond Jubilee Ratu Elizabeth II. 

Saint Paul's Cathedral

  • Millennium Bridge
       Jembatan gantung baja yang menghubungkan antara St Paul's Cathedral di sebelah
       utara sungai Thames dengan Tate Modern & Shakespeare's Globe di selatan. 
       Konstruksi jembatan dimulai akhir 1998 dan dibuka pada Juni 2000. Jembatan terasa
       bergoyang jika angin kencang saat melewatinya. Adengan dramatis runtuhnya                    jembatan Millennium ini, membuka film Harry Potter and The Half-Blood Prince.

Millennium Bridge & St Paul's Cathedral

        Bekas pembangkit tenaga listrik yang telah diubah menjadi pusat seni modern dan 
        kontemporer di London. Terdapat tuba raksasa berdiameter 30 meter tingginya dari           lantai sampai atap. Gratis. Stasiun Tube terdekat London Bridge.

Tate Modern, London
 

  • National Theatre
National Theater

        Merupakan bianglala atau roda putar raksasa dengan struktur setinggi 443 kaki dan
        diameter roda 394 kaki. Sejak Januari 2015 dinamakan sebagai Coca-Cola London
        Eye. Saya lihat antrian panjang sekali, sebaiknya membeli tiket online jika berniat 
        menaikinya. Kami hanya melihat dan mengaguminya saja hehehe......

London Eye from below
London Eye from Westminster Bridge

  • Big Ben & House of Parliament
        Tepat pukul 7 malam, saat jam Big Ben berdentang, kami sampai di sana. Gedung 
        Parlemen dan Menara Elisabeth yang lebih dikenal sebagai Big Ben merupakan ikon 
        kota London yang harus dikunjungi. Secara teknis, Big Ben adalah nama yang 
        diberikan pada bel besar di dalam menara jam, yang memiliki berat lebih dari 13 ton
        (13.760 kg). Menara jam terlihat spektakuler di malam hari saat empat jam wajah
        diterangi. 

Big Ben, House of Parliament & Westminster Bridge from London Eye
Churchill Statue & Big Ben 
House of Parliament with Richard the Lionheart Statue

  • Parliament Square
        Pada Parliament Square berjajar bendera negara-negara Commenwealth dan                     beberapa patung tokoh dunia, diantaranya Winston Churchill, Gandhi, Nelson 
        Mandela.

Parliament Square, London

        Westminster Abbey telah menjadi gereja penobatan sejak tahun 1066 dan 
        merupakan tempat peristirahatan terakhir dari tujuh belas raja dan lebih dari 100 
        penyair dan penulis dikuburkan atau diperingati di Poets 'Corner. 


Westminster Abbey, London

Lelah sudah seharian berjalan kaki, hari pertama kami di London, setelah perjalanan panjang dari Jakarta. Tak jauh dari Westminster Abbey, kami melewati KBRI dalam perjalanan kembali ke penginapan melalui Victoria Station Underground dan sampai sekitar pukul 22.00 sambil terkantuk-kantuk....untung tidak kelewatan turunnya. Setelah mandi, langsung tidur tapi pukul 2 pagi sudah terbangun, tubuh masih mengikuti jam Jakarta yang sudah pukul 8 pagi, ini berlangsung sampai beberapa hari ;)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar