Kota Tua Hoi An dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1999 sebagai contoh pelabuhan perdagangan Asia Tenggara abad ke-15 sampai abad ke-19 dengan berbagai arsitektur tua yang masih terpelihara, seperti kuil Cina, jembatan yang dirancang Jepang, pagoda, rumah toko kayu, rumah kolonial Prancis, dan kanal tua. Sebagian bangunan tua sudah beralih fungsi menjadi hotel, cafe, restoran, toko berbagai jenis barang dan suvenir, namun tetap dipertahankan bangunan tuanya. Beberapa area hanya boleh diakses oleh pejalan kaki, sepeda dan becak saja. Kota Tua ini nyaman untuk dijelajahi dengan berjalan kaki.
Hoi An tidak memiliki bandara maupun stasiun kereta api, pilihannya hanya dengan menggunakan transportasi darat. Bandara terdekat adalah Da Nang. Lokasi Hoi An hanya sekitar 30 km arah selatan dari Da Nang, 40 menit dengan mobil.
Dari bandara Da Nang menuju Hoi An, kami memesan penjemputan dari penginapan di Hoi An, $ 12 untuk 1 mobil. Sebenarnya jika ingin murah bisa naik bus no. 1, hanya saja dari info yang saya baca, bus terakhir pukul 5 sore, perkiraan saya tidak akan cukup waktu jadi opsi ini saya singkirkan. Jika menggunakan bus, maka dari Da Nang Airport kita harus ke terminal bus lebih dahulu. Tidak ada transportasi publik masal dari Airport, jadi pilihannya naik taxi baik konvensional atau online (Uber atau Grab). Dari yang saya baca taxi konvensional yang disarankan adalah Vinasun atau Mailinh. Banyak cerita scum ditulis, jadi hati-hati ya.....Ada baiknya kita punya patokan harga supaya tidak kemahalan.
Belakangan sewaktu jalan-jalan di kota tua Hoi An, saya baru tahu ada layanan antar jemput antara Da Nang dan Hoi An dan sebaliknya, dengan ongkos VND 110.000/orang.
Shuttle Service schedule & price |
Sebelum berangkat saya chatting dengan pemilik penginapan di Hoi An yang saya booking via Booking.com, Green garden house (namanya Trinh), dan kebetulan menggunakan aplikasi Whatsapp. Dengan WA, saya memesan jemputan, tanya megenai sim card provider yang bagus dan penukaran uang. Dia sangat membantu kami selama di Hoi An, dari penjemputan, penukaran uang, sewa sepeda, pesan bus ke Hue. Apa yang kita butuhkan tinggal bilang saja. Dia juga menerima jahit pakaian, kursus memasak juga.
Sesampai di bandara Da Nang, keluar melalui imigrasi, yang dibagi menjadi 4 jalur untuk crew, Vietnamese, Asean dan Foreigner (non Asean). Setelah melewati imigrasi, saya melihat ada beberapa loket berjajar, namun saya tidak melihat tempat penukaran uang (mungkin juga saya salah), yang saya lihat hanya loket yang menawarkan sim card lokal dari berbagai provider.
Biasanya selama trip ke Luar Negri, saya hanya mengandalkan wifi dari penginapan. Tapi jika di negara/kota yang transportasi publik masal tidak bisa diandalkan atau hanya sedikit, sebaiknya membeli sim card lokal, terutama untuk penunjuk arah dan translate jika perlu. Sebelum berangkat, saya tanya dulu ke teman perjalanan kali ini, apakah dia memerlukan sim card lokal? Dia bilang perlu untuk komunikasi dengan orang rumah dan kantor, kami sepakat dia saja yang pakai.
Kami membeli sim card Viettel sesuai saran dari Trinh, mengambil paket internet paling murah $5, yang menurut penjualnya cukup untuk digunakan selama trip kami di Vietnam dan ternyata memang cukup. Kami belum menukar uang lokal (VND) jadi membayar dengan USD. Kami membeli dari loket pertama yg sedang kosong dan tidak sempat membandingkan harga.
Selesai urusan sim card, kami keluar mencari yg menjemput. Mobil jemputan kami mobil sedan cukup nyaman. Melewati kota Da Nang dengan berbagai spanduk atau tulisan sambutan acara APEC yang baru lalu. Kami diantar sampai depan jalan menuju penginapan. Penginapan kami berada di jalan kecil, hanya perlu jalan kaki beberapa meter saja.
Kami diberi kamar yang luas dengan 2 tempat tidur ukuran besar dan kamar mandi dalam yang luas. Padahal saya memesan kamar standar $15/malam. Mungkin sedang penuh, jadi kami beruntung mendapat kamar yang lebih bagus walau hanya 2 malam. Pada malam ketiga kami diminta pindah ke kamar standar di lantai atas yang luasnya setengah dari kamar sebelumnya, karena akan diisi oleh sebuah keluarga.
Family room at Green garden house |
Hoi An Ancient CIty Map |
One of Hoi An Ancient CIty entrance |
- Jembatan Covered Jepang, Cam Pho Communal House, Rumah Komunal Minh Huong, Rumah Tuy Tien Duong, Kuil Quan Cong.
- Museum: Sejarah dan Budaya, Keramik Perdagangan, Budaya Sa Huynh, Budaya Rakyat.
- Rumah-rumah tua: Quan Thang, Duc An, Phung Hung, Kapel Keluarga Tran, Tan Ky.
- Ruang Perakitan: Trieu Chau, Quang Dong, Phuc Kien.
- Bengkel kerajinan tangan dan pertunjukan kesenian tradisional, XQ Hoi An.
- Makam kuno pedagang Jepang: Gu Sokukun, Tani Yajirobei, Banjiro.
Kita tak perlu membeli tiket, jika hanya berjalan-jalan saja tanpa memasuki ke bangunan yang berbayar, yang ditandai dengan adanya penjaga pemeriksa tiket.
Lampion shop |
Hoi An Ancient Town |
Chicken Pho |
Street food vendors |
Amazing folding cards |
Thu Bon Riverside |