a |
Hot Spring Chiang Rai |
Bentuk bangunan dengan ukiran yang sangat rumit, sangat cantik, apalagi dengan latar belakang langit biru. Untuk masuk ke kuil, kita melewati jembatan, dimana seolah-olah kita melewati ladang kengerian, dimana tangan-tangan muncul dari bawah menggapai.
Dinding di dalam kuil dipenuhi lukisan, anehnya terdapat karakter Doraemon, Superman, Spiderman, Ultramen, dll. Dalam salah satu tulisan, beliau mengatakan bahwa beliau ingin menyampaikan bahwa sebenarnya superhero itu tidak ada untuk menyelamatkan dunia namun kita memang membutuhkan pahlawan karena kemerosotan moralitas. Sayangnya kita tidak diperbolehkan memotret sisi dalam kuil.
Wat Rong Khun - White Temple |
Wat Rong Khun - White Temple |
Boat trip dimulai dengan melewati Chiang Saen border (Thailand) dimana terdapat patung Budha besar, lalu perbatasan Myanmar dimana terdapat kasino pertama yang didirikan di Golden Triangle. Di tengah-tengah terdapat pulau kecil yang tidak dimiliki oleh negara manapun (no man's land), disinilah tempat perdagangan opium. Perjalanan berlanjut menuju perbatasan Laos melewati kasino Romans King yang baru diresmikan. Kami berlabuh di Donesao Island, pasar yang menjual suvernir, kami harus membayar pajak 30 thb. Transaksi disini menggunakan thb meskipun mata uang Laos adalah Kip, 1 thb = 250 kip. Saya membeli beberapa kaos dengan gambar peta Golden Triangle di sini, saya penggemar peta ;p. Ternyata kaosnya buatan Thailand. Penjual kaos, seorang bisu namun tidak menghalangi komunikasi kami yang menggunakan bahasa tangan dan kalkulator hahaha.....
Kami hanya diberi waktu 30 menit, jadi tidak lama harus kembali ke perahu. Perjalanan kembali ke dermaga selama 30 menit, jadi total 1,5 jam kami habiskan di sini.
Golden Triangle |
Golden Triangle |
Donesao Market, Laos |
Mae Sai, perbatasan Thailand dengan Myanmar (Tachilek) yang dipisahkan oleh sebuah jembatan merupakan tujuan kami selanjutnya. Separuh jembatan milik Thailand, separuh lagi milik Myanmar, hanya selompatan saja kita bisa mengunjungi 2 negara ;D.
Disini kami hanya diberi waktu 30 menit untuk melihat-lihat. Jika ingin menyeberang ke Myanmar, harus melewati imigrasi dan membayar visa 500 thb.Saya dan teman saya tidak menyebrang, karena waktu yang singkat, selain teman saya juga tidak membawa paspornya yang masih ditahan di tempat sewa motor. Namun kami dapat melihat jembatan dari sisi Thailand melalui jalan kecil di pasar. Toh nantinya kami akan mengunjungi Myanmar, jika ada kesempatan. Semoga....
Mae Sai (Thailand-Myanmar Border) |
Penduduk di perbatasan Mae Sai sepertinya menikmati kesejahteraan yang sama dengan kota lainnya. Saya berharap kota-kota perbatasan kita juga bisa demikian, bukan hanya berita menyedihkan saja yang terdengar. Thailand sangat pandai mengemas pariwisatanya, kita bisa belajar dari mereka.
Destinasi terakhir trip adalah mengunjungi suku Akha, Palong dan Karen yang terkenal dengan leher dan telinga panjang. Saya kira lokasi masing-masing suku di tempat yang berbeda, ternyata berada di satu tempat saja, jumlah mereka tidak terlalu banyak tapi untung saya masih melihat bayi dan anak-anak, artinya mereka belum akan punah. Mereka menjual kerajinan tangan. Suku Karen berasal dari Burma/Myanmar, mereka menjual kain hasil tenunan. Semua orang sepertinya sadar kamera, siap untuk difoto.
Karen Tribe (long neck, big ears) |
Di jual berbagai macam kerajinan tangan, suvenir, makanan dari seafood sampai serangga. Sempatkan mengunjunginya, meskipun hanya melihat-lihat, nikmati berjalan-jalan di malam hari sambil mencoba cicipi makanan lokal. Kami sempat mencoba sate cumi bakar dan salad mangga yang asam pedas.
Wualai road - Saturday Walking Market |
Bersambung...... Day 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar