Kami membeli tiket bus AC ke Sukhothai pukul 8 pagi, 239 thb. Diperlukan waktu 5 setengah jam untuk sampai di terminal Sukhotai, sekitar pukul 13.30.
Terminal bus Sukhothai sangat sepi, kami bertanya ke information bagaimana menuju penginapan kami, sekalian mencari info bus menuju Phitsanulok untuk esok hari. Kami hanya tinggal semalam di Sukhothai, ingin mengunjungi Sukhothai Historical Park.
Akhirnya semua penumpang naik songthaew dengan tarif jauh dekat 40 thb. Ternyata kami yang pertama turun, letak penginapan tidak jauh dari terminal bus, sekitar 10 menit saja.
Kami menginap di EZ House, kamar terletak di lantai 3 di atas cafe EZ. Kamar untuk berdua dengan AC dan kamar mandi di dalam, 400 thb. Namun diminta uang jaminan kunci 200 thb yang akan dikembalikan saat kami check out. Bagian luar kamar memang tidak bagus, namun kamar cukup nyaman dan bersih, ditambah wifi yang cukup kencang. Masuk melalui samping cafe dengan pintu di bagian belakang cafe.
Hari sudah sore jadi tidak cukup waktu untuk menjelajah Sukhothai Historical Park (SHP). Kami memutuskan untuk istirahat dan memanfaatkan wifi.
Kami berkenalan dengan Pegy dari Kuala Lumpur yang menginap di EZ House juga. Sekitar magrib kami bertiga keluar jalan-jalan sambil cari makan. Direkomendasikan untuk makan Sukhothai noodle, kami diberitahu kalau rumah makannya tidak jauh dari penginapan. Tenyata hanya tersedia pork noodle saja, kami akhirnya makan padthai di pinggir jalan, rasanya lumayan, hanya 20 thb saja. Hari ke-4 kami habiskan jalan-jalan sekitar penginapan saja.
Hari ke-5
Sukhothai terbagi menjadi 2 area, New Sukhothai dan Old Sukhothai, dimana Sukhothai Historical Park berada. Kami check out pagi-pagi pukul 6.30 karena batas waktu check out pukul 11. Ternyata cafe belum buka jadi kami titip kunci dan tas kami di kamar Pegy yang tinggal semalam lagi.
Dari seberang penginapan kami menunggu angkutan ke Old City, berupa truk kayu tua dengan bangku panjang berhadapan. Kami jalan perlahan-lahan, sambil menunggu truk lewat, akhirnya truk datang juga. Beberapa anak sekolah dan ibu-ibu juga naik truk.
Kami diturunkan persis di depan salah satu pintu masuk SHP bagian tengah, Kamphaeng Gate, kami membayar 30 thb. Kami membeli tiket masuk 100 thb. Kita boleh masuk dengan sepeda, motor, tuk-tuk atau mobil dengan harus membayar tambahan 20/30/50 thb lagi. Belakangan baru kami lihat ada beberapa tempat penyewaan sepeda di seberang pintu masuk.
Waktu kami terbatas, paling lambat pukul 11.30 kami sudah harus sampai di penginapan lagi untuk ke Phitsanulok, dimana kami akan naik pesawat Nok Air menuju Bangkok.
Dengan waktu terbatas, maka kami harus memilih yang akan kami lihat. Kami memutuskan paling tidak melihat King Ramkhamhaeng Monument, Wat Mahathat, Wat Saphan Hin dan Wat Si Chum.
SHP terbagi menjadi 5 area: tengah, barat, timur, utara dan selatan. Kami mulai dari bagian tengah. King Ramkhamhaeng Monument dan Wat Mahathat ada di bagian tengah. Hari masih pagi, jadi cukup nyaman untuk berjalan kaki. Ternyata kami bukan yang pertama datang, ada yang lebih pagi lagi, mungkin mereka menginap di area Old City.
Sukhothai Historical Park Map |
Kami keluar dari area tengah melalui Or Gate. Ternyata masing-masing area harus membayar 100 thb. Kami memutuskan untuk menuju Wat Saphan Hin lebih dahulu, yang termasuk area Barat, menurut penjaga sekitar 3 km. Kami pikir masih cukup waktu.
Area Barat SHP tidak berpagar, beberapa rumah penduduk terlihat disepanjang perjalanan kami. Area ini bagus untuk trekking, karena sepanjang jalan, akan terlihat Wat, ladang, hutan dan rumah penduduk. Wat Saphan Hin berada di kaki bukit dan merupakan Wat terakhir di area Barat. Kami sampai setelah berjalan sekitar 1,5 jam dari Or Gate.
Sepertinya rencana ke Wat Si Chum harus dibatalkan, karena waktu sudah menunjukkan lewat pukul 10. Kami berjalan kembali area Tengah untuk kembali naik truk. Sebenarnya diperjalanan kami melewati Wat Si Chum namun jalan masuk dari jalan raya cukup jauh untuk jalan kaki.
Rupanya keputusan kami salah, harusnya kami ke Wat Si Chum lebih dahulu dari Or Gate. Menurut foto Wat Si Chum sangat spektakuler patung Budha-nya. Ini foto yang saya ambil dari internet.
Wat Si Chum Budha |
Saran saya, jika anda hanya punya waktu setengah hari, sewa sepeda lalu jelajahi area Wat Si Chum baru ke area tengah. Jika punya waktu seharian bisa ditambah area barat.
Kami sampai di penginapan lagi sekitar pukul 11. Mengambil tas kami di kamar Pegy, minta jaminan kunci. Ternyata pemilik penginapan berbaik hati mengantar kami ke teminal bus bersama 2 orang lainnya, dan kami diberi kue sagu ;p.
Keberuntungan masih menyertai kami, sesampai di terminal, ada van ke Phitsanulok yang langsung berangkat. 1 jam kemudian sampailah kami di terminal bus Phitsanulok.
Kami keliling terminal untuk cari makan siang, namun rupanya tidak ada yang cocok. Akhirnya kami makan ayam bakar, ketan dan salad pepaya. Berdua 100 thb, sudah termasuk 3 potong ayam dan 1 sate hati ayam bakar.
Kami diskusi dahulu apakah akan jalan-jalan di kota Phitsanulok atau langsung ke airport. Di kota Phitsanulok ada Phitsanulok Tour Tramway (PTT), yang merupakan cara cepat melihat kota. Dengan durasi 45 menit, dimulai dari Wat Yai akan berhenti di 15 lokasi dan kembali ke tempat semula.
Pesawat Nok Air kami dari Phitsanulok ke Bangkok (DMK) pukul 18.10. Jam menunjukkan waktu jam 1 lewat. Kami memutuskan untuk langsung ke airport saja. Tidak ada angkutan umum dari terminal ke airport. Kami harus naik taxi atau sewa van/tuk-tuk.
Tidak banyak yang bisa berbahasa Inggris, namun akhirnya ada seorang ibu tua bertanya kami mau kemana. Airport, kami bilang. Lalu dia bilang 150 thb berdua. Dia menunjuk mobil pick-up yang parkir berjajar. Kami tawar tapi dia bilang tidak bisa. Akhirnya kami setuju, dan ternyata......dia sendiri menyetir mobilnya.....keren gak sih....hehehehe....
Sekitar 30 menit sampailah di airport Phitsanulok. Disambut oleh petugas Nok Air di pintu masuk, dia siap dengan troli, tapi kami hanya membaya ransel jadi tidak perlu troli.
Dengan komputer tabletnya, dia minta tiket kami untuk di-check in, wah.....baru kali ini nih dapat layanan seperti ini.
Booking kami tidak ditemukan, ternyata.....pesawat kami jam 18.10 batal terbang. Kami dibawa ke loket dan ditawari untuk penerbangan jam 14.40.....hahaha....kami memang berniat untuk minta seperti itu, untung malah ditawari. Dengan begitu sampai di Bangkok masih sore. Penerbangan hanya 1 jam saja. Kami dapat tiket promo Nok Air melalui internet, sebulan sebelumnya dengan harga 1.142 thb. Kurs saat kami pergi 1 thb = Idr 370. Layanan Nok Air memuaskan, wifi di bandara sangat kencang, cukup memasukkan kode booking saja. Di pesawat dibagikan roti Auntie Anne's, enak....
Di DMK, kami mendapat informasi bahwa akan sulit mengakses Khaosan karena demonstrasi di sekitar Democracy Monument. Kami sudah booking kamar di Green House yang berada di jalan Rambuttri, letaknya di sebelah jalan Khaosan. Jadi kami nekat naik bus menuju ke sana. Dengan bus AC nomor 59, kami tunjukkan print booking hotel kami ke kondektur bus, seorang ibu agak tua. Kami tidak tahu harus turun dimana, pasrah saja. Ibu kondektur juga bingung, bus tidak sampai ke Khaosan karena demo. Tarif bus 59 tergantung jarak, jadi si ibu harus tahu kami akan turun di mana. Akhirnya kami dikenakan 19 thb/orang. Kami diturunkan di Chatuchak, si ibu menulis di kertas booking hotel kami nomor bus 524 dan tempat turun kami dengan tulisan Thai.
Kondektur bus 524 seorang perempuan muda, dia mengangguk saat saya tunjukkan tulisan ibu tadi, kami berasumsi bahwa dia akan memberitahu kami jika sudah sampai tujuan sesuai tulisan. Tarif bus 15 thb. Dengan menembus kemacetan kota Bangkok, kami melihat banyak demontran di jalan-jalan, kabarnya demonstrasi sudah terpecah di beberapa titik, bukan hanya di Democracy Monument. Hari sudah gelap, kami bertanya-tanya kapan sampainya ya..... Ternyata oh ternyata di mbak kondektur lupa kepada kami sampai di pemberhentian bus terakhir, sepertinya tidak jauh dari Grand Palace. Tempat kami turun terlewatkan, jadi kami harus naik 524 lagi arah sebaliknya.
Kali ini kondekturnya ibu tua, dia memberitahu kami dimana kami harus turun. Ongkos bus 11 thb. Total perjalanan dari DMK sampai kami turun dari bus, sekitar 2 jam.
Kemana arah menuju hotel, kami tidak tahu. Beruntung kami menemukan Tourist Information. Kami harus jalan sampai perempatan lalu belok kanan, kami harus tanya orang lain lagi.
Setelah orang ke-4 barulah kami sampai di Green House, penginapan kami.
Lokasinya jadi satu dengan restoran. Kamar-kamar ada di atas restoran dan cafe. Kamar AC untuk berdua dengan kamar mandi dalam, untuk 2 malam 998 thb. Uang jaminan kunci 500 thb, yang akan dikembalikan saat check out. Kamar cukup lumayan, lebih kecil dari kamar kami sebelumnya, untung hingar-bingar dari luar tidak terdengar sampai kamar.
Pelayanan Green House sangat buruk, kami tidak diberitahu arah kamar sampai kami tersesat karena lokasi kamar terpencar-pencar di dalam restoran dan cafe, air minum di kamar hanya diberikan hari pertama saja, air AC di kamar bocor, wifi tidak bisa diakses dari kamar. Wah gak lagi-lagi deh menginap disitu.
Kami menghabiskan malam dengan jalan-jalan di seputaran Rambuttri dan Khaosan yang penuh dengan turis. Suasananya hingar bingar mirip Kuta, Bali. Kami makan chicken noodle yang enak sekali di ujung jalan Rambuttri, semangkuk 40 thb.
Bersambung.......Day 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar