Pukul 5 pagi kami di jemput teman India kami, Radha. Hanya perlu 15 menit jalan kaki menuju NDLS pintu Paharganj. Kereta kami Bhopal Shatabdi (12002) AC Chair, ada di platform 1, berangkat lewat 7 menit dari jadwal.
Kereta cukup bagus, mirip dengan kereta eksekutif di Indonesia. Tak lama setelah kereta berangkat, dibagikan teh dalam termos, roti dan kue serta 1 liter air. OK juga layanannya. Delhi ke Agra memerlukan waktu 2 jam perjalanan dengan kereta ini.
Train to Agra |
Agra Cantt |
Destinasi pertama ke Fatehpur Sikri (city of victory) yang terletak sekitar 40 km dari Agra. Mobil tidak diperbolehkan mendekati obyek wisata. Supir memberitahu kami untuk naik auto. Ternyata jaraknya hanya sekitar 300 m saja. Lalu kami putuskan untuk menggunakan guide. Sepanjang jalan menuju bagunan, di kiri kanan banyak penjual makanan & minuman. Pengunjung cukup ramai. Sebelum masuk ke pintu gerbang Fatehpur, kita harus melepas alas kaki dan menumpuknya per grup. Guide kami menjamin sepatu kami tidak hilang. Menurut guide kami Fatehpur dan Sikri merupakan 2 tempat yang berbeda. Untuk memasuki Fatehpur, tidak dikenakan biaya, sedang untuk Sikri harus membayar INR 250.
Fatehpur Gate |
Konon kabarnya didirikan untuk menghormati orang suci bernama Salim Christi. Sultan Akbar yang mempunyai 4 istri dengan agama yang berlainan, Muslim, Katholik, Hindu dan Budha tidak mempunyai keturunan. Setelah bertemu dengan Salim Christi, kemudian baru lahir anak-anaknya. Karena itu makam Salim Christi dapat ditemui di sana, berdiri megah bangunan marmer putih, berbeda dengan bangunan lainnya yang berwarna merah.
Fatehpur sekarang merupakan tempat ziarah dan wisata, terdapat area makam, tapi ramai pedagang di dalamnya sehingga berkurang kesan sakralnya. Salah satu pedagang memaksa kami untuk membeli bunga. Kami sudah menolak dengan halus tetapi masih memaksa, bahkan guide kami ikut juga.
Area pemakaman |
Langit-langit dan lorong cantik |
pasar di kompleks Fatehpur |
Kami makan siang di restoran dekat pintu keluar kompleks, yang juga menawarkan ice cream. Selesai makan, kami menuju Agra Fort, kami ingin melihat Taj Mahal waktu senja.
AGRA FORT
Agra Fort, juga dikenal sebagai Lal-Qila adalah puncak dari kota Agra, ibukota Kesultanan Mughal. Sebuah simbol kekuasaan, kekuatan dan ketahanan, masih berdiri sampai hari ini.
Pintu masuk utama benteng Agra benteng adalah Gerbang Delhi. Benteng dikelilingi parit lebar untuk keamanan, dahulu dilengkapi dengan pintu yang bisa dinaik-turunkan.
Kami membeli tiket Agra Fort (INR 250) dan Taj Mahal (INR 750) di sini supaya tidak perlu antri lagi nantinya. Harga untuk warga India, jauh lebih murah. Tenyata dibalik tiket tertulis "valid for single entry on same day visit at following monuments (Asi's adminission fee to be purchased separately except at Taj Mahal)". Dibawahnya ada kolom-kolom Taj Mahal, Agra Fort, Fatehpur Sikri, Akbar's Tomb, Etimad-Ud-Daula. Mungkin kalau kita membeli tiket di Taj Mahal, bisa masuk gratis ke tempat yang disebutkan.
Masih dengan arsitektur Mughal dengan dominasi warna merah, terdapat juga bagunan dari marmer putih. Di beberapa spot kita bisa memandang Taj Mahal dari kejauhan.
Terdapat sebuah ruang kecil di menara dengan balkon marmer dengan pemandangan Taj Mahal, tempat dimana Shah Jahan (cucu Akbar, yang membangun Taj Mahal untuk istrinya Mumtaz Mahal) dipenjarakan oleh anaknya, Aurangzeb.
Pintu gerbang Benteng Agra yang megah |
Bisa melihat Taj Mahal dari kejauhan |
Agra Fort Diwan I Am (Hall of Public Audience) |
Di restoran ini kami juga mendapat perlakuan kurang ramah dari pelayan. Mungkin karena kami hanya pesan minuman dan snack untuk dimakan bersama, entahlah.
TAJ MAHAL
Pukul 4 sore, kami bergerak ke Taj Mahal. Dari tempat parkir sampai loket pembelian tiket saja cukup jauh. Antrian tiket dipisah antara laki-laki, wanita, warga lokal & orang asing. Lalu antrian masuk juga dipisah. Kita harus melalui pemeriksaan badan dan barang-barang bawaan dibongkar. Pengunjung cukup ramai. Untuk naik ke bagunan Taj harus menitipkan alas kaki atau memakai pelindung alas supaya tidak mengotori bagunan marmer putih.
Sejarah Taj Mahal tentunya sudah banyak yang tahu, jadi tidak perlu saya tuliskan. Sebenarnya dilarang memotret di dalam bagunan Taj Mahal tapi teman saya beruntung diperbolehkan memotret oleh petugas.
Taj Mahal |
Tombs inside Taj Mahal |
Twilight at Taj |
Kami keluar dari Taj sekitar 18.30 menuju Agra Cantt. Kereta kami seharusnya pukul 21.15 datang terlambat. Kami sampai di Delhi tengah malam. Sebelum tidur packing dahulu karena besok kami pulang ke Jakarta. Kami sempatkan belanja di sekitar Pahargaj dan Karol Bagh sebelum berangkat ke airport.
Selesailah trip India kali ini. Meski mengalami kejadian buruk tapi kami puas dengan trip selama di Ladakh. Satu destinasi lagi yang bisa kami coret dari wish list kami ;p.