2015/09/10

India Trip July'15 - Leh to Pangong Lake

8.30 kami minum teh di Amigo sekalian pesan Kimbab & Gyeran Mari dibungkus untuk makan diperjalanan. 8.20 kami berangkat, saya berikan copy PAP ke supir. Pak supirnya agak tua, bawa mobilnya santai, gak bikin pusing. Kami menjemput 2 pesrta lainnya, orang Jerman. 

Dalam perjalanan keluar dari kota Leh, kami melewati Shey Monastery & Thiksey Monastery tapi tidak berhenti. Pemberhentian pertama di Karu check point, kami berikan passport ke supir, dia yang mengurusnya.

First check point

Pemandangan sepanjang jalan menuju Pangong lake hampir sama, pegunungan batu atau pasir, dari jauh ada terlihat puncaknya berselimut salju. Sesekali berpapasan dengan motor atau mobil lainnya.
view along the way to Pangong Lake

Sekitar pukul 11, sampailah di Chang La, pada ketinggian 5.360 m menjadikan Chang La sebagai the third highest motorable road in the world. Kami tidak mengalami gangguan lagi, badan sudah beradaptasi dengan ketinggian.Chang La diambil dari nama kuil yang didedikasikan kepada pertapa Changla Baba. Chang La terletak pada National Highway 21 atau juga dikenal sebagai Leh–Manali Highway.

Chang La, the the third highest motorable road in the world (5.360m)
Di Chang La kami beristirahat sambil makan yang kami bawa dari Leh. Di sini juga ada beberapa kedai untuk minum teh dan makan.

Pemberhentian selanjutnya sekitar 12.45 di Tangtse yang merupakan check point kedua.
Pukul 14.30 sampailah di Pangong Lake, cuaca mendung, air danau juga tidak terlalu biru. Tidak terlihat banyak pengunjung. Di pinggir danau ada beberapa warung makan dengan tulisan atau poster "3 idiot". 

lunch @ Pangong lake
Kami makan siang di warung tepi danau Pangong. Harga dan rasanya tidak sesuai tapi lumayanlah buat mengganjal perut. Selagi makan, kami ditegur oleh seseorang, masih ingat saya? ternyata dia supir di Srinagar yang pertama kali menawarkan taxi share ke kami. Dia cerita kalau dia pergi mengambil taxi dan menunggu kami selama 2 jam tapi tidak kelihatan lagi. Kami tidak tahu kenapa akhirnya bukan mobil dia yang kami pakai, karena transaksi dilakukan oleh pemilik Al Sammad. Supir ini, namanya Ramesh Tamang, cerita kalau orang Srinagar itu jahat, dia minta bagian dari ongkos yang kami bayar, hal ini mengkonfirmasikan kalau omongan supir yang membawa kami benar. Pengalaman kami selama di India memang hanya orang Ladakh yang jujur dan ramah tanpa pamrih. Bahkan di Leh, kami kena tipu, asumsi kami jika sudah lama tinggal di Ladakh setidaknya menjadi seperti orang Ladakh, tidak benar juga ;(

Pangong Tso dalam bahasa Tibet berarti danau panjang, sempit yang mempesona, ada pada ketinggian 4.350m. Panjangnya 134 km, titik terlebar 5 km, keseluruhan luasnya 604 km2. 60% luasnya berada di Tibet, sisanya di India. Air danau berubah sesuai cuaca. Air danau sedikit asin, payau. Tidak ada aktifitas apapun di danau, mungkin daerah ini belum dikembangkan, misalnya untuk berlayar, memancing atau kegiatan air lainnya. Tapi dengan demikian danau ini masih asri terjaga.

changes color according to the weather
  
Sekitar pukul 16, kami diantar sampai area camping. Kami menginap di Nomadic Life Camp, di desa Spangmik. Tenda kami berisi 1 tempat tidur besar & 1 single, 1 meja kecil lalu disekat untuk memisahkan area berisi toilet dan wastafel di belakang tempat tidur. Nyaman sekali. Supir mengantar kedua orang Jerman yang semobil, mereka menginap di guest house, areanya berbeda dengan area camping.

Kami disambut dan dilayani pemiliknya dengan baik sekali. Diantar lemon tea panas, lalu diberitahu kalau listrik baru akan menyala jam 19.30, jadi dia akan kembali mengambil HP & baterai yang perlu di-charge. 

Hari masih terang, kami sempat foto-foto sampai hampir gelap. Istirahat sebentar sambil menunggu makan malam.

Tak lama setelah listrik menyala, pemilik camp datang ke tenda, mengambil barang yang akan di charge. Dia juga mengisi botol-botol kami dengan air. Di tempat yang tinggi sebaiknya banyak minum air putih.

Makan malam di tenda makan akan tersedia jam 20.30. Kami dipersilahkan mengambil makanan & minuman sendiri, makanannya seperti biasa kari. 

Kembali ke tenda setelah makan, nyaman sekali tidur dengan selimut tebal. Kami diantar botol penghangat berisi air panas. Wah benar-benar prima layanannya......top banget deh
Saking nyamannya, rencana untuk melihat langit dengan banyak bintang terkalahkan dengan hangatnya tempat tidur hahaha.....

comfortable and excellent services

Tidak ada komentar:

Posting Komentar