Sekitar pukul 10 pagi masih belum ada kepastian kapan mobil diperbolehkan lewat. Kami cari sarapan, tapi kebanyakan hanya menyediakan kari. Akhirnya di salah satu warung, kami minta dibuatkan omelet dengan irisan cabai, makan dengan nasi. Hmmm nikmat.....
stuck at Drass for 10,5 hours |
Kami sempat mengobol, menurut petugas itu, Dras bisa sampai - 60 derajat saat musim dingin. Dras menawarkan beberapa rute trekking yang diminati.
capturing plants while waiting..... |
Sekitar pukul 5 sore, kami sampai di suatu tempat entah dimana , mobil diberhentikan lagi, jalan ke arah Srinagar ditutup. Antrian sampai beberapa kilo meter. Mungkin ada tradisi pulang mudik juga di sini, mayoritas masyarakat Srinagar memang muslim. Ini mengingatkan saya, kenapa kami tidak jalan-jalan di Indonesia selama libur lebaran, ya untuk menghindari macet dimana-mana dan harga transport dan akomodasi mahal, karena tradisi pulang kampung dan libur panjang.
Hari sudah gelap, mobil masih tidak boleh jalan. Hanya mobil dari arah Srinagar saja yang boleh jalan. Kami heran kenapa tidak dibuat bergantian. Problem toilet kembali datang. Tidak ada yang mau membantu megijinkan kami menggunakan toilet.....sangat membuat frustasi.....
Sampai akhirnya kami menemukan pemilik warung yang baik hati mengijinkan kami setelah teman saya memohon-mohon. Beberapa orang lain di warung itu sebelumnya bilang tidak ada toilet di situ. Selesai melepas hajat, setidaknya kami membeli sesuatu, kami memesan chai, tapi sewaktu membayar, pemilik warung tidak mau dibayar.
stuck again for 5 hours |
Akhirnya sekitar jam 10 malam, jalan dibuka. Ali langsung ngebut meskipun jalan sempit, berkelok-kelok, satu sisi tebing, sisi lain jurang. Kami hanya pasrah saja, yang penting selamat sampai ke Srinagar besok pagi-pagi. Kata Ali: believe Ali & Allah ;P
Sekitar jam 1.30 pagi sampailah kami di Srinagar. Problem berikutnya mencari penginapan. 5 orang dari penumpang memerlukan penginapan, 3 orang lainnya warga lokal. Ali memperkenalkan kami dengan seorang bapak yang katanya pemilik penginapan. Kami bertiga bilang kalau kami tidak mau menginap di house boat, sedang 2 orang lagi ingin di house boat.
Kami dibawa jalan menyusuri sungai. 2 orang akhirnya memutuskan menginap di house boat yang ditawarkan. Si bapak memaksa kami bertiga juga tinggal di house boat, tapi kami berkeras tidak mau, seperti yang sudah kami katakan sejak awal. Akhirnya kami di bawa ke penginapan di gang sempit yang ternyata bukan milik dia.
Kami diantar ke salah satu kamar yang hanya berisi 1 tempat tidur, terlalu sempit untuk bertiga. Si bapak memaksa kami untuk membayar INR.1.000 saat itu juga. Lalu teman saya bilang, yang kami perlukan sekarang air panas untuk mandi, kami tidak keberatan dengan kondisi kamar. Dia berkeras kalau air panas akan keluar 15 menit lagi, bayar sekarang! Teman saya jadi marah, kami sudah sangat capek, lalu mendapat perlakuan seperti itu, dan ternyata air panas memang tidak keluar. Lalu kami dipindahkan ke kamar lain yang bisa langsung dapat air panasnya, tapi kondisi kamar sangat jorok. Kami sudah tidak punya tenaga untuk berdebat lebih lanjut, sudah lewat jam 2 pagi.
Si bapak dengan marah meninggalkan kami. Lalu datanglah pemilik penginapan, kami minta bantal yang jorok ditukar. Setidaknya masih ada yang bisa kami syukuri, sudah sampai di Srinagar dengan selamat sebelum waktu penerbangan kami ke Delhi. Yang penting sekarang mandi dulu lalu tidur.....
#Good times become good memories and bad times become good lessons.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar