2013/09/12

Jalan-jalan ke Solo yukkk.....

Kali ini saya jalan berdua teman yang lagi kuliah di Jogya. Kami janjian ketemu di bandara Adisutjipto, Jogya.  Saya naik pesawat dari Jakarta. Bandara Adisucipto terintegrasi dengan jalur kereta api dan trans Jogja. Jika ingin ke Malioboro, bisa menggunakan Trans Jogja.

Tujuan kami ke Solo atau Surakarta. Dari bandara kami naik kereta api Prambanan Express (PramEx), yang ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit, waktu itu harga tiket rp.7.000 mungkin sekarang sudah naik. Jalur yang dilalui oleh KA Pramex di mulai dari stasiun Kutoarjo - Jenar - Wates - Tugu Jogjakarta - Lempuyangan - Maguwo (bandara Adisucipto) - Klaten - Purwosari - Solo Balapan - Solo Jebres.

Kami turun di stasiun Purwosari, karena kami menginap di jl. Slamet Riyadi yang bisa ditempuh dengan jalan kaki, dibandingkan turun di Solo Balapan. Sambil jalan kaki, kami cari penginapan yang cocok dengan kantong kami ;p Akhirnya kami memutuskan menginap di Putri Sari. Bangunannya sudah tua tapi masih ok lah, karena lainnya kemahalan untuk kami.

Berikut ini beberapa obyek yang sempat kami kunjungi.
  • Candi Ceto
Untuk menuju ke Candi Ceto, dari purwosari naik bus 3/4 turun di perempatan Jebres. Lalu naik bus jurusan Tawangmangu, turun di terminal Karang Pandan. Sambung naik angkutan pedesaan jurusan Kemuning, turun di simpang lima tempat pangkalan ojek. Dari ini kami naik ojek dengan rute candi ceto - candi sukuh - terminal Karang Pandan. Tukang ojeknya mau nunggu kami, malah ikutan jadi penunjuk jalan.

Candi Ceto merupakan candi Hindu, peninggalan Majapahit abad ke-15. Sampai saat ini masih digunakan untuk beribadah masyarakat sekitarnya. Terletak di lereng gunung Lawu pada ketinggian 1.400 m dpl,jadi udara cukup dingin. Terdapat gapura menjulang tinggi yang mengingatkan kita pada gapura di pulau Bali, dengan teras berundak.
Di belakang candi terdapat patung Dewi Saraswati yang berdiri anggun. Tidak jauh dari situ, dengan melewati sungai kecil terdapat candi Kethek (kera), bangunannya jauh lebih kecil.

Candi Ceto dibuka untuk umum Senin - Minggu mulai pukul 09.00 - 17.00.



 
 
  • Candi Sukuh
Candi Sukuh letaknya tidak jauh dari Candi Ceto, biasanya jadi satu paket kunjungan. Terletak di ketinggian 910 m dpl di lereng gunung Lawu. Candi ini juga merupakan peninggalan jaman Majapahit, abad 15. Berbentuk trapesium mirip dengan piramida suku Maya, Chichen Itza di Mexico. Tema candi inipun tidak lazim, kehidupan sebelum lahir dan pendidikan seks, dapat terlihat pada relief dan patung-patung di sekitar candi.
Candi Sukuh dibuka untuk umum Senin - Minggu mulai pukul 08.00 - 17.00.



  • Keraton Surakarta Hadiningrat
Keraton ini merupakan istana terakhir kerajaan Mataram, didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II, pada 1744 di tepi barat Bengawan Solo. Kami tidak masuk karena ternyata tutup pada hari Jumat, jadi hanya melihat-lihat dari luar saja. bagunan didominasi dengan warna putih dan biru.
Bangunan keraton Kasunanan Surakarta terdiri dari bangunan inti, gapura (pintu gerbang) yang disebut Gladag pada bagian Selatan, dua Alun-alun di sebelah Utara dan Selatan kompleks Keraton, juga terdapat Masjid Agung dan Pasar Batik yang terkenal yaitu Pasar Klewer.
Keraton dibuka untuk umum setiap hari jam 08.30-14.00, dan hari Minggu jam 08.30-13.00, tutup pada hari Jumat.


  • Pura Mangkunegaran
Pura Mangkunegaran dibangun pada tahun 1757 oleh Raden Mas Said yang kemudian menjadi  Pangeran Mangkoe Nagoro I. Dua tahun setelah dilaksanakannya Perjanjian Giyanti yang isinya membagi pemerintahan Jawa menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta oleh VOC (Kompeni) pada tahun 1755.
Istana Mangkunegaran terdiri dari dua bagian utama : pendopo dan dalem yang diapit oleh tempat tinggal keluarga raja. Hal yang menarik adalah keseluruhan istana dibuat dari kayu jati yang bulat utuh.
Dibuka untuk umum setiap hari jam 09.00-14.00, Jumat jam 09.00-12.00, Minggu jam 09.00-14.00.


  • Museum Batik Danar Hadi
Museum ini terletak di jl. Slamet Riyadi 261, Solo. Museum ini menyimpan koleksi kain batik yang mencapai 10,000 helai dan diakui oleh MURI( Museum Rekor Indonesia) sebagai museum dengan koleksi batik terbanyak. Kain batik yang dipajang di museum ini berasal dari periode dan pengaruh kultur serta lingkungan yang berbeda-beda.

Batik Belanda, dengan dominasi pola bunga, daun, binatang terutama burung dan kupu-kupu, dengan warna terang seperti merah, hijau, oranye dan pink.

Batik Kraton (Royal Batik) dari Surakarta, Mangkunegaran, Yogyakarta, dan Pakualaman. Polanya hampir sama hanya cara memakainya yang berbeda. Didominasi warna coklat, hitam dan putih.

Batik Tiga Negeri  dengan warna merah, biru dan coklat. Merah dibuat di Lasem, biru di Pekalongan dan coklat di Solo.

Koleksi lainnya berupa batik China, batik Jepang, batik Pesisir (Kudus, Lasem, Pekalangon, Cirebon), batik Sumatra, batik Saudagaran, batik Petani, batik kontemporer, dan lainnya.

Museum buka dari Senin - Minggu, pukul 9.00 - 16.30 dengan harga tiket rp.25.000,- Tidak diperbolehkan memotret koleksi batik, namun kita dapat melihat proses pembuatan batik.



  • Museum Radya Pustaka
Museum Radya Pustaka terletak di Jalan Slamet Riyadi 275, bertempat didalam kompleks Taman Wisata Budaya Sriwedari merupakan museum tertua di Indonesia. Dibangun pada 28 Oktober 1890 oleh Kanjeng Adipati Sosroningrat IV, pepatih dalem pada masa pemerintahan Pakoe Boewono IX dan Pakoe Boewono X.

Di museum ini tersimpan koleksi benda-benda kuno yang mempunyai nilai seni dan sejarah tinggi, antara lain berbagai macam arca, pusaka adat, wayang dan buku-buku kuno serta berbagai benda pemberian dari manca negara, terdapat juga maket Imogiri.

Jam buka museum Selasa-Kamis 08.30-14.30, Jumat 08.30-11.30, Sabtu 08.30-14.30,
Minggu 09.00-14.30.





5 komentar:

  1. Mba. Candi sukuh kan di lereng gunung gitu katanya. Dan harus naik mobil. Disana ada angkutan khusus apa gimana ya mba? Hehe

    BalasHapus
  2. Kami naik angkutan umum dari purwosari (karena nginap di jl. Slamet Riyadi) naik bus 3/4 turun di perempatan Jebres. Lalu naik bus jurusan Tawangmangu, turun di terminal Karang Pandan. Sambung naik angkutan pedesaan jurusan Kemuning, turun di simpang lima tempat pangkalan ojek. Dari ini kami naik ojek dengan rute candi ceto - candi sukuh - terminal Karang Pandan.
    Bisa saja naik ojeknya dari terminal Karang Pandan, waktu itu blm tau....

    BalasHapus
  3. Mba waktu itu bayar ojeknya brp? Rencananya mau kesana kayaknya keren deh. Makasih mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah udah lama, kalo gak salah 25 ribu ke ceto, sukuh lalu balik ke terminal karang pandan, ditungguin sama supir ojeknya.

      Hapus
  4. Mas, boleh nggak kalo bermala di Stasiun Purwosari?

    BalasHapus