Saya diberitahu untuk naik bus 31 dari halte sebrang hostel. Ternyata hari Sabtu, sebagian jalan diubah menjadi 1 jalur. Saya turun di Wushan Square, yang tenyata kompleks pertokoan, ada beberapa shopping mall dan kantor-kantor besar. Sebagian besar masih tutup, saya kepagian. Jadi saya jalan ke arah bus datang.
Saya lewat kios kecil yang menjual macam-macam bakpao. Wah sepertinya enak juga, dingin-dingin makan bakpao panas. Semuanya harganya 2 yuan. Karena tidak tahu pilihannya apa, saya menunjuk bakpao yang ada gambarnya. Ternyata isinya tahu yang ditumis, enak juga.
Bakpao 2 yuan |
Jadilah saya nonton dulu, cukup menarik juga. Lagu yang dinyanyikan dari lagu barat, lagu China juga Korea. Penyanyinya grup ataupun band. Semula saya kira ini lomba tingkat SMA tapi ada juga grup anak-anak, lucu sekali.
Saya nonton lomba sampai sekitar jam 11. Lalu jalan ke Hefang Street, membeli buah di toko kemarin. Tomat Cherry 5 yuan (turun harga) dan jeruk Kumkuat, ternyata cukup mahal, tapi saya ingin coba. Jeruk ini jeruk China, warnanya orange terang, kecil-kecil dan dimakan beserta kulitnya.
Dari Hefang street, menyeberang ke West Lake, saya jalan ke bagian West Lake yang belum sempat saya kunjungi. Dinamakan Orioles Singing in The Willows, cantik sekali.
Saya berkeliling sekitar area Willows park. Lalu dari Nanshan road saya naik bus Y2 menuju Ling Yin Temple (Temple of Soul's Retret) tarif 3 yuan.
Dari pemberhentian bus terakhir, masih harus melewati jalan dan area toko-toko penjual suvenir dan peralatan untuk sembahyang seperti hio dan sebagainya.
Ling Yin Temple merupakan salah satu kuil Budha yang tertua dan terbesar di Hangzhou. Tiket masuk 45 yuan. Info mengenai Ling Yin dapat dibaca di sini.
Hari sudah cukup sore dan pengunjung cukup banyak, jadi saya memutuskan untuk tidak masuk. Hanya jalan-jalan sekitarnya saja. Banyak pepohonan di sekitarnya, dan daun-daunnya masih banyak yang kuning dan merah, cantik sekali. Beruntung saya sempatkan datang ke sini.
Saya kembali ke hostel naik bus Y2 lagi dan turun di halte Dong Wu Yuan. Saya memesan nasi goreng di hostel. Ternyata kokinya adalah salah satu yang tidur di kamar dorm saya, walah...... Nasi goreng yang keluar tidak seperti bayangan saya, hanya nasi yang digoreang dengan mentega, diberi telur dan beberapa butir kacang kapri. Tidak ada cabenya sama sekali. Jadi saya minta cabai.
Kejadian lucu, kebetulan pegawai yang fasih berbahasa Inggris sedang libur. Jadi saya minta cabai, mereka menggunakan translator karena tidak paham maksud saya. Saya bilang chili, tapi gak ngerti, dibawakan black pepper. Lalu saya coba kata spicy, barulah keluar sambal. Rasanya hanya sedikit pedas tapi asin sekali, tapi ya lumayanlah. Saya menghargai usaha mereka memenuhi keinginan saya. Jadi kangen masakan Indonesia, memang tidak bisa tergantikan.
Selesai makan, sekitar pukul 15.30 saya memutuskan untuk berangkat menuju airport, menurut prakiraan cuaca akan hujan pukul 7 malam. Saya usahakan sebelum gelap sudah sampai di airport. Saya berencana naik airport shuttle bus, yang terdekat dengan hostel, dari Hangzhou railway station. Saya juga melihat ada di Hangzhou west bus terminal.
Dari hostel saya harus naik bus nomor 504 dari halte depan Hangzou Zoo, tapi ternyata setelah menunggu sekitar 15 menit baru sadar kalau hari ini bus tidak lewat halte itu karena jalan diubah menjadi searah. Jadi saya harus jalan ke halte sebelumnya yang letaknya cukup jauh, 15 menit jalan kaki. Bus cukup penuh, orang-orang pulang dari jalan-jalan.
Setelah turun di halte terakhir, saya harus ganti naik subway ke Hangzou Railway Station. Saya tidak melihat logo Hangzhou subway. Jadi saya mengikuti orang yang membawa koper besar, perkiraan saya mereka akan ke subway. Ternyata stasiun ada di bawah mal. Masalah berikutnya, tidak ada penjual tiket, semua loket kosong.
Dari 8 mesin tiket hanya 4 yang berfungsi, jadi penuh orang yang mengantri, antrian juga amburadul. Membeli tiket subway di Hangzhou mirip dengan Singapore, Jadi kita harus memilih stasiun tujuan, harganya tergantung jarak. Saya memilih bahasa Inggris, tapi dari nama yang tertera tidak ada Hangzhou Railway Station, saya juga tidak tahu nama stasiun setempat. Saya hanya tau 2 stasiun.
Saya agak panik karena antrian di belakang saya panjang, tidak ada yang mengerti bahasa Inggris, jadi mereka tidak bisa menjawab pertanyaan saya. Untungnya tidak ada yang marah-marah, malah saya jadi tontonan hiks.....
Lalu saya ingat, staf hostel menuliskan nama stasiun dlm huruf kanji, lalu saya tunjukkan ke orang di samping saya, ternyata nama di layar adalah Chengzhan, walah mana tahu saya kalau Hangzhou railway station itu sama dengan Chengzhan. Ongkos 2 stasiun jadi 2 yuan.
Sampai di Chengzhan, masalah belum selesai. Tidak ada petunjuk sama sekali, dimana lokasi airport shuttle bus. Dari informasi yang saya dapat dari internet, lokasinya di depan hotel Goethe. Saya tanya ke beberapa orang, mereka hanya menunjuk-nunjuk arah saja tapi tidak jelas. Hari sudah mulai gelap. Sampai saya tanya ke petugas bus. Ternyata harus jalan melewati gedung-gedung sekitar 500 meter, barulah ketemu hotel Goethe. Di depan hotel ada semacam lapangan, saya lihat beberapa bus parkir.
Lalu saya lihat ada gardu, ada orang membeli tiket. Ternyata benar disitu kita membeli tiket bus ke airport, seharga 20 yuan. Bus belum datang, saya melihat banyak orang berdiri menunggu. 10 menit kemudian bus datang.
Bus airport ada pramugarinya, penumpang wajib mengenakan sabuk pengaman. Diputarkan video tentang bus yang mengalami kecelakaan dengan kondisi penumpang tidak mengenakan sabuk pengaman. Cukup mengerikan dan menimbulkan efek penumpang patuh mengenakan sabuk pengaman....
45 menit kemudian sampailah di bandara. Di pemberhentian pertama saya turun, sukurlah ternyata memang terminal internasional. Masuk ke bandara, tidak terlalu ramai.
Sampai di bandara sekitar pukul 7 malam. Di bandara disediakan air panas, jadi kalau mau bisa menyeduh kopi, teh atau mi instan. Saya sudah melakukan web check in sebelum saya berangkat, jadi saya kira dengan print tiket saya bisa masuk. Ternyata di tolak, saya harus mengantri lagi untuk check in dan loket baru dibuka pukul 21.30. Waduh, stres... waktunya mepet sekali.
Perlu waktu 1 jam untuk check in di counter. Hampir semua penumpang membawa bagasi, bisa dihitung orang yang tanpa bagasi. Saya agak khawatir kalau ransel saya ditimbang, saya tidak membeli bagasi, ternyata tidak, hanya dilihat saja ukurannya. Saya langsung masuk, sudah pukul 22.30, waktu boarding 22.25. Kita harus melewati 3 kali pemeriksaan, 2 diantaranya harus melewati scan. Keberangkatan jadi delay sekitar 15 menit. Mendarat di KL sekitar pukul 5 pagi, saya menunggu beberapa jam untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
Selesailah trip China kali ini, ternyata bisa juga saya traveling sendirian ke negara yang saya tidak mengerti bahasanya. Kalau saya bisa, andapun bisa.....berani mencoba?
Tips traveling ke China:
- Cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai destinasi, bagaimana cara menuju ke sana, naik apa, apa yang bisa dilihat, dsb.
- Jika memungkinkan cetak nama-nama penting dalam huruf kanji.
- Minta dan simpan kartu nama penginapan, hingga kalau tersesat mudah untuk minta bantuan.
- Bawa botol minum yang bisa menampung air panas. Biasanya di penginapan, bandara, kereta jarak jauh disediakan air panas gratis. Air kran di China tidak bisa diminum. Sebotol air kemasan 500 ml, seharga 2 yuan.
- Hampir semua lokasi wisata perlu berjalan kaki, areanya luas. Jadi siap-siap saja.