Mengakhiri tahun 2017 yang baru lalu, kali ini saya beredar di Jakarta, tidak pulang kampung.....Sabtu terakhir Desember, saya ingin mencoret salah satu dari wish list saya, yaitu mengunjungi Perpustakaan Nasional Indonesia yang baru di Medan Merdeka Selatan, Jakarta yang baru diresmikan oleh Presiden Jokowi tanggal 14 September 2017.
Gedung baru Perpusnas ini diklaim sebagai gedung perpustakaan tertinggi di dunia, dengan 24 lantai dan 1 basement. Gedung ini berada di belakang gedung perpusnas yang lama, di area Monas, sederetan dengan Kantor Gubernur DKI Jakarta.
Sebenarnya dulu saya sudah menjadi anggota perpusnas yang lama, lalu sempat ditutup karena pembangunan gedung baru, dan keanggotaan saya sudah berakhir.
Jam layanan & Direktori Perpusnas |
Jam layanan Perpusnas Medan Merdeka Selatan
Senin - Kamis : 08.30 - 16.00 WIB, jam istirahat 12.00 - 13.00
Jumat : 08.30 - 16.00 WIB, jam istirahat 11.30 - 13.00
Sabtu : 09.00 - 16.00 WIB, jam istirahat 12.00 - 13.00
Direktori per lantai sbb:
- Lantai 1 : Lobby & ruang display
- Lantai 2 : Layanan keanggotaan & Penelusura informasi
- Lantai 3 : Zona promosi budaya gemar membaca
- Lantai 4 : Area pameran & kantin
- Lantai 5 : Perkantoran
- Lantai 6 : Data Center & Musholla
- Lantai 7 : Layanan koleksi anak, lansia & disabilitas
- Lantai 8 : Layanan koleksi audiovisual
- Lantai 9 : Layanan koleksi naskah nusantara
- Lantai 10 : Penyimpanan koleksi deposit
- Lantai 11 : Penyimpanan koleksi monograf tertutup
- Lantai 12 : Ruang baca koleksi deposit
- Lantai 12A : Ruang baca koleksi monograf tertutup
- Lantai 14 : Layanan koleksi buku langka
- Lantai 15 : Layanan koleksi buku referensi
- Lantai 16 : Layanan koleksi foto, peta dan lukisan
- Lantai 17 : AIPI
- Lantai 18 : AIPI
- Lantai 19 : Layanan multimedia
- Lantai 20 : Layanan koleksi berkala mutakhir & ilmu perpustakaan
- Lantai 21 : Layanan koleksi monograf terbuka (klas 000 - 499)
- Lantai 22 : Layanan koleksi monograf terbuka (klas 500 - 999)
- Lantai 23 : Layanan koleksi mancanegara & majalah terjilid
- Lantai 24 : Layanan koleksi budaya nusantara & eksekutif lounge
Menuju ke gedung perpusnas yang baru, saya memasuki gedung perpusnas yang lama terlebih dahulu, saat ini fungsinya diubah menjadi semacam ruang pameran. Ada 4 ruang, salah satunya adalah ruang Aksara, menjelaskan tentang sejarah Aksara yang ada di Nusantara, lalu di ruang sebelahnya dipajang contoh media tulis mulai dari tulisan pada bambu, daun lontar, kertas Eropa juga kertas China. Di seberangnya ada 2 ruangan lagi tapi sepertinya belum selesai sepenuhnya. Sedang di sepanjang lorong yang memisahkan antara ruangan juga masih dalam pengerjaan.
Ruang Pameran di Gedung Perpusnas Lama |
Ruang Pameran di Gedung Perpusnas Lama |
Keluar dari gedung lama, tampak megah gedung Perpusnas yang baru. Memasuki loby, mata kita akan langsung tertuju pada deretan buku yang disusun tinggi sampai ke langit-langit, mengingatkan saya pada perpustakaan di Edinburgh yang pernah saya kunjungi, hanya dalam skala yang jauh lebih kecil karena hanya 1 lantai saja. Loby ini keren sekali sehingga menjadi spot selfie pengunjung ;p.
Perpusnas yang baru, tampak depan & loby |
Display di loby |
Di kiri kanan pintu masuk, dipajang lukisan/foto hitam putih ke 7 Presiden Indonesia dari mulai Sukarno sampai Jokowi. Di depannya dipajang dalam kotak, buku-buku mengenai presiden tersebut. Lalu ada juga foto/lukisan beberapa pahlawan, kali ini berwarna. Tersedia ruang loker tapi saya lihat masih belum difungsikan, lalu ada tangga berjalan, lift, toilet (tersedia di setiap lantai).
Saya memilih eskalator untuk naik ke lantai 2. Suasananya ramai sekali dengan pengunjung, padahal hari masih sekitar jam 10 pagi. Di lantai 2 ini, kita membuat kartu keanggotaan langsung jadi, menitipkan barang di ruang loker sebelum naik ke lantai yang lain, dan tersedia deretan komputer untuk registrasi dan pencarian koleksi perpusnas.
Perpusnas Lantai 2 |
Prosedur keanggotaan & Loker |
Saya menuju ke salah satu komputer dan mengisi data untuk registrasi keanggotaan. Masa berlaku keanggotaan 10 tahun. Selesai registrasi, maka akan tercetak nomor antrian untuk pencetakan kartu dair printer kecil dari masing-masing komputer. Saya mendapat nomor antrian 104. Di layar antrian tertera nomor 60, waduh masih 40an lagi. Sambil menunggu panggilan, saya mencoba komputer pencarian koleksi perpusnas yang di letakkan di pinggir mengelilingi ruangan, komputer untuk registrasi berada di tengah ruangan. Tersedia banyak tempat duduk yang nyaman untuk menunggu.
Hari itu hanya dibuka 4 meja pencetakan kartu, tapi ternyata tidak perlu menunggu lama dipanggil, karena prosesnya cepat sekali. Setelah dipanggil, petugas akan memverifikasi data, jika ada data yang kurang akan diminta informasi untuk dilengkapi. Bawalah KTP, sedangkan untuk keanggotaan anak-anak diminta Kartu keluarga. Setelah itu difoto, petugas akan menyerahkan kartu keanggotaan kita dan selesailah proses pendaftaran.
Titipkan barang bawaan ke ruang loker, jika ingin membawa barang ke lantai di atasnya maka akan dipinjamkan tas transparan. Kita boleh membawa laptop ke ruang perpustakaan.
Menggunakan eskalator saya naik ke lantai 3 lalu ke lantai 4. Di lantai 4 tersedia kantin, tapi hanya 1 penjual saja yang buka, lalu ada toko koperasi yang menjual makanan kecil dan minuman. Tersedia meja-meja untuk makan. Di sisi lain ada ruang pameran dan kita bisa keluar menuju balkon. Dari balkon lantai 4, sudah terlihat Monas tapi hanya sebagian saja.
Untuk anak-anak dapat membaca dan bermain di lantai 7. Buku-buku untuk anak sekolah dan dewasa ada di lantai 21 dan 22. Eskalator berakhir di lantai 4, lalu saya menuju lantai 21 menggunakan lift. Di lantai 21, masih banyak sekali rak-rak kosong. Beberapa meja disediakan untuk membaca dan saya lihat beberapa orang bekerja dengan laptop.
Dari lantai 21 ada tangga menuju lantai 22, hanya saja masih ditutup. Menurut satpam yang berjaga, lantai 22 belum dibuka. Dari koleksi perpusnas yang lama saja masih belum semuanya ditata di rak, dahulu saya pernah beberapa kali berkunjung ke perpusnas lama.
Awalnya saya hanya ingin meminjam buku-buku ringan saja, masuk dalam kategori buku yang seharusnya ada di lantai 22. Beberapa hari sebelumnya saya sudah meminjam 2 buku di perpusda yang ada di Taman Ismail Marzuki (TIM). Saya rutin meminjam buku di perpusda TIM karena lokasinya dekat dengan kantor, jadi bisa jalan kaki. DKI Jakarta punya 2 perpusda, selain di TIM juga ada di Nyi Ageng Serang (Rasuna Said), dulu saya sering ke sini hari sabtu tapi keanggotaan saya sepertinya sudah kadaluarsa ;p. Di Perpusda TIM tersedia tempat bermain anak-anak di lantai 2. Alternatif lain, kita bisa meminjam dari Perpustakaan Digital Jakarta, dengan menggunakan aplikasi iJakarta.
Perpusnas Lantai 21 |
Penampakan Monas dari Perpusnas lantai 4 & 21 |
Batal meminjam buku, saya menuju ke lantai 24 menggunakan lift. Dari lantai teratas ini seharusnya kita bisa melihat Monas dengan lebih baik lagi, tapi ruang di mana kita bisa melihat Monas ditutup. Lantai 24 ini mewah sekali, namanya juga executive lounge ya.... Di salah satu sudut terdapat rak-rak dengan koleksi buku-buku tentang budaya nusantara. Itupun belum banyak dan tidak ada buku baru.
Perpusnas lantai 24 |
Saya kembali ke lantai 2 untuk mengambil barang di loker, sebelum mengakhiri kunjungan di Perpusnas. Mungkin baru beberapa bulan lagi saya akan kembali ke Perpusnas ini, setelah koleksi bukunya lebih lengkap. Saat ini Indonesia mempunyai 2 perpusnas, yaitu di jalan Salemba dan di Medan Merdeka Selatan. Informasinya bisa di akses di sini.
Sudah waktunya makan siang, dari Perpusnas saya berjalan kaki menuju jalan Sabang. Sebelum pulang saya makan dulu nasi gandul khas Pati di jalan Sabang, mengobati kangen.....
Nasi Gandul Khas Pati |
Perpusnas emng mantap apalagi di lantai 19 bisa internetan sepuasnya
BalasHapusBagaimana cara booking untuk rombongan sekolah apakah ada tour guide nya
BalasHapusCoba email ke layanan_informasi@perpusnas.go.id atau telpon call centernya 1500-914
Hapus