Keberuntungan lain menyertai dengan diberlakukannya bebas visa untuk pemegang paspor Indonesia berkunjung ke Myanmar. MOU ditanda tangani bulan Mei 2014 oleh kedua negara, namun secara resmi berlaku tanggal 9 Juni 2014, menurut keterangan yang kami peroleh dari Kedutaan Myanmar di Jakarta.
Dari Jakarta kami transit di Singapura (4 jam) sebelum ganti pesawat menuju Yangon. Mendarat di Yangon menjelang pukul 7 malam. Waktu di Myanmar lebih lambat 30 menit dibandingkan Jakarta.
Bandara di Yangon terlihat baru dan bersih. Ada papan pemberitahuan daftar negara yang bebas visa dan negara yang perlu membuat Visa on Arrival (VOA).
Form imigrasi tidak dibagikan di dalam pesawat layaknya negara lain, jadi kami harus berebut tempat untuk mengisinya sebelum keluar dari imigrasi.
Paspor distempel imigrasi, berlaku untuk 15 hari, mungkin karena kami menuliskan lama tinggal di Myanmar 11 hari.
Sebelum keluar dari bandara, ada 4 Money Changer berjajar. Beberapa blog yang saya baca menyarankan untuk menukar uang di bandara, karena rate yang bagus. Jadi kami tukar uang dari US$ ke Myanmar Kyat (MMK) yang dibaca Chat seperti kata chatting.
Kurs $ sedang tinggi saat kami pergi, dengan adanya pilpres di Indonesia. 1$ = IDR 11.665,-
1$ = 970 Kyat, jadi 1 Kyat sekitar Rp.12,- ;-( sedih ya.....
Karena sampai di Yangon sudah malam, maka kami memesan penginapan seminggu sebelum berangkat di Mother Land Inn 2 melalui website www.myanmarmotherlandinn.com dan dibalas melalui email. Alasannya terutama karena mereka menyediakan penjemputan gratis dari airport ke penginapan, disamping juga banyak yang merekomendasikannya.
Terdapat counter information sebelum keluar dari bandara, saya meminta peta dan ternyata sangat berguna sekali selama perjalanan kami, karena ternyata di kota lainnya tidak tersedia peta, kalaupun ada harus membelinya. Juga terdapat daftar harga untuk taxi, yang saya ingat untuk perjalanan 1 jam biayanya 8.000 K. Taxi di Myanmar tidak menggunakan argometer, harus tawar menawar. tidak semua taxi menggunakan AC dan tidak semua mobilnya bagus.
Di pintu keluar bandara kami menemukan penjemput kami dari penginapan. Di luar perkiraan kami, mobilnya bagus sekali, masih baru dan nyaman. Di Myanmar, kita harus berjalan di sisi kanan jalan. Namun mobil dan bus di Myanmar ada yang setir kanan maupun kiri, katanya tergantung beli dari mana....hahahaha.....
Agak berbahaya bagi penumpang untuk bus dengan setir kanan dan pintu di sebelah kiri.
Perjalanan dari bandara menuju penginapan sekitar 1 jam lebih. Kota Yangon sepertinya mulai bertambah maju, kami sempat melewati Shangri-la hotel.
Yangon Map |
Selesai berberes, hari sudah lewat dari pukul 9 malam, kami disarankan untuk makan malam di night market dengan taxi, 2.500 K, hanya sekitar 10-15 menit saja.
Kami memutuskan untuk makan mie ayam (1.500K) dan bacang (1.500K). Makanan cukup enak dengan ayam 1/4 utuh, hanya saja mie-nya terlalu lembek untuk selera kami. Porsinya cukup besar,namun karena lapar, habis juga semangkuk hehehe....
Selesai makan kami memutuskan untuk melihat-lihat pasar sambil jalan pulang. Pasar masih ramai. Berbagai barang dan buah-buahan segar dijual. Jenis buah-buahan sama dengan yang ada di Indo, seperti mangga, jambu, jeruk bali, manggis, pisang, durian, dll. Harga hampir sama dengan Jakarta.
Kami sempat kehilangan arah, mana hujan lagi. Sepanjang perjalanan bertanya ke orang-orang dengan menunjukkan kartu nama MLI2, tak ada satupun yang menunjuk ke arah yang sama, semua menyarankan kami naik taxi saja. Akhirnya kami menyerah berjalan kaki dan naik taxi balik ke penginapan. Hari menjelang pukul 12 malam, namun orang-orang Yangon masih berada di jalanan bahkan anak-anak masih bermain bola. Mungkin mereka masih ingin menikmati kebebasannya, setelah selama itu terkungkung.....
Goodnight Yangon..... see you in the morning....
TIPS:
- Tukar uang Kyat secukupnya untuk transportasi, makan, selain penginapan.
- Jika kurs Kyat kurang dari 1.000 untuk 1$, bayar penginapan dan Zone Admission Fee dengan $
- Bawa uang $ yang bagus, tidak kusut, beberapa penginapan sangat memperhatikan hal ini.
- Turis harus membayar Zone Admission Fee (entry fee) untuk Bagan ($15), Inle ($10) dan Mandalay ($10) dengan USD atau EUR. Jika membayar dengan Kyat maka dikalikan 1.000,-
- Harga penginapan dan transportasi makin meningkat pada 2014, jadi harga buku/informasi terbitan sebelumnya tidak dapat dijadikan pegangan.
- Jaringan data di Myanmar tidak terlalu bagus, jadi jangan berharap terlalu banyak dengan wifi yang tersedia.
- Pada low season, kita bisa menawar harga penginapan, jika kita go show. High season kunjungan di Myanmar pada bulan Oktober - April.
Terima kasih, infonya pas bgt buat saya dan Miswa yang mau ke Myanmar akhir Oktober ini :)
BalasHapusMemez
www.rumahmemez.com
Info yg sangat membantu... karena si bro sudah disana.. saya minta pendpt donk..rencana mau k sana oktober ini tapi bisanya 2 hari doank.. 23 okt kamis malam sampai yangon. Minggu pagi 26 okt uda pulang lagi jam 8 an. Tips donk.. selama 2 hari.. di yangon bisa ngapain saja. Kalo hotel motherland jauh dari objek wisata. Ocean pearl pernah tau gag atau royal 74? Thanks yaa.. husinpeng.blogspot.com
BalasHapusMaap salah ketik.. harusnya ses... sorry...bukan bro maksudnya.. xixixi...
HapusKalau cuma 2 hari di Yangon saja. Lebih baik menginap di sekitar Sule Pagoda, 32nd street, naik taxi 7.000K dari airport. Ngapain aja? Shwedagon Pagoda, Sule Pagoda, Bogyoke Market, Mahabandoola park dan sekitarnya banyak gedung tua, Inya lake, Kan daw gyi lake. Bila ingin ke Golden rock bisa pergi pagi-pagi sekali pulang malam.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapushallo terimakasih reviewnya :)
BalasHapusmau tanya naik pesawat dari jakarta ke yangon menggunakan tiger kan akan transit di Singapura.
apakah ketika mau ganti pesawat penerbangan ke Yangon membayar airporttax lagi ?
terimakasih
BalasHapusHai Karenina, sory baru cek blog lagi. Untuk tiket Tiger sudah termasuk airport tax, jadi tidak perlu membayar lagi.
BalasHapus