2014/08/11

Myanmar Trip 2014 - Day 7 - Mandalay Hill

Jalan di Mandalay menggunakan penomoran dari utarake selatan dan dari timur ke barat yang berpusat di Mandalay Palace. Di Kota ini banyak angkutan umum yang berupa truk dengan bagian belakang diberi 2 bangku kayu panjang. Namun tidak banyak orang di Mandalay yang mau memberitahu turis jika ditanya jurusan angkutan umum. Kebanyakan orang menyarankan naik taxi. Sepertinya mereka akan mendapatkan komisi jika berhasil membujuk turis untuk naik taxi, yang tawar menawarnyapun menggunakan US Dolar ;( 

Mandalay City Map
Sekitar pukul 5.30 pagi kami keluar hotel menuju Mandalay Hill. Tidak berapa lama jalan kaki kami sudah sampai di Mandalay Palace. Banyak orang berolah raga di sekeliling Mandalay Palace. Beberapa alat gym sederhana dari besi, tersedia di sepanjang jalan yang dimanfaatkan oleh warga kota. Kami juga berpapasan dengan serombongan biksu.

around Mandalay Palace in the morning
Mandalay Palace dibentengi dengan tembok segi 4 sempurna yang masing-masing panjangnya 2 kilometer. Masing masing sisi, mempunyai 3 pintu gerbang, sehingga total ada 12 gerbang, yang menyimbolkan12 tanda zodiak. Di luar tembok dikelilingi parit selebar 64 meter. Tersedia 5 jembatan untuk menyeberangi parit. Untuk masuk ke Mandalay Palace dipungut biaya $10. Kami memutuskan untuk tidak masuk, hanya melihat dr ketinggian Mandalay Hill....;) 

Hari makin siang, kami memutuskan untuk naik angkot saja ke Mandalay Hill, 500K. Ternyata angkot hanya sampai di kaki bukit. Untuk naik ke puncak bisa jalan kaki atau naik angkot.
Awalnya kami ingin jalan kaki melalui tangga-tangga yang kami pikir terus bersambung sampai puncak. Ternyata kami harus menitipkan alas kaki, dan tidak boleh membawanya. Dengan begitu kami harus kembali melewati jalan yang sama. Akhirnya kami memutuskan untuk naik angkot saja, lalu pulang jalan kaki. Tarif angkot untuk naik 1.000K/org, kami tidak tahu apakah itu tarif turis atau sama saja untuk orang lokal. Hanya 15-20 menit saja sudah sampai puncak, sampailah di Su Taung Pyai Pagoda.



Kami harus melepaskan alas kaki, menitipkan dan memberi donasi. Ternyata kami harus naik eskalator dengan telanjang kaki yang biasanya dilarang!

Sampai di atas, kami diminta membayar 1.000K untuk kamera jenis apapun, termasuk kamera ponsel. Bagunannya berbeda dengan pagoda yang sudah kami lihat sebelumnya, lebih menyerupai istana dengan ornamen kaca dan warna tetap keemasan. Dari atas sini kita bisa melihat kota Mandalay termasuk Mandalay Palace, pemandangan yang cukup mengagumkan.......udaranyapun cukup sejuk.



Setelah puas berkeliling dan memotret. Kami turun menggunakan lift yang hanya muat 6 orang saja termasuk petugas di dalamnya. Sesampai di bawah, ternyata lift berada di gedung yang berbeda dengan elevator naik, jadi kami harus keluar berjalan tanpa alas kaki masuk lagi ke gedung untuk mengambil sepatu. Untung saja tidak hujan....Kebanyakan turis menyewa mobil, jadi mereka meninggalkan sepatunya dalam mobil.

Kami turun dengan jalan santai, perlu waktu 30 menit sampai di pangkalan angkot. Lalu naik angkot sampai di 25th street. Sampai hotel hanya beberapa menit kurang jam 10, batas akhir waktu sarapan pagi. Langsung kami naik ke lantai 4 untuk sarapan. Roti, selai, telur, pisang dan kopi/teh. 

Selesai mandi, kami packing lalu check out. Kami boleh menitipkan ransel kami sampai waktu kami berangkat ke terminal.

Mandalay terkenal dengan jade market-nya. Hanya saja info dari hotel, harus naik taxi sekitar 30 menit. Kami tanya ada tidak angkot yang lewat pasar itu, tapi mereka bilang tidak tahu. Jadi kami putuskan untuk ke pasar saja yang bisa ditempuh dengan 15 menit jalan kaki dari hotel.

Melewati clock tower yang ada di perempatan jalan, berdirilah zay cho market, dimana apapun ada disana. Sekarang pasar ada 4 bangunan, 2 bangunan saling berhadapan. 

Keliling pasar, akhirnya kami membeli kain longyi yang harganya beragam dari 3.000 sampai puluhan ribu kyat tergantung pada bahan dan tingkat kerumitan design. Tetap saja harus tawar menawar hahaha.......




Selesai makan siang di pasar, kami kembali ke hotel. Menggunakan wifi di loby untuk melewatkan waktu kami ke terminal sekitar pukul 4 sore. Bus kami pukul 8 malam. Perjalanan dari hotel ke terminal sekitar 30 menit. Kami ingin makan malam dahulu di rumah makan dekat terminal, tempat kami sarapan kemarin pagi.

Manajer hotel bilang untuk ke terminal bus kami harus naik taxi, ongkosnya $20. Tapi kami bilang kalau kemarin kami naik angkot hanya 500K. Dia bilang tidak tahu....walah.....mungkin dia dapat komisi dari supir taxi....

Info yang saya baca, Mandalay punya 2 terminal bus, jadi tiket bus saya tunjukkan ke supir angkot untuk memastikan kami naik angkot ke terminal yang benar. Ternyata di Madalay ada juga sistem oper wkwkwk.....bukan hanya di Jakarta saja. Di tengah jalan kami dioper ke angkot lainnya yg lebih penuh karena hanya kami bertiga saja yang bertujuan ke terminal. Teman saya memastikan bahwa kami tidak perlu membayar lagi. 

Kami mampir makan dahulu sebelum ke terminal bus. Bus berangkat pukul 20.00, sampai di Nyaung Shwe pukul 4 pagi. Bus dilengkapi dengan toilet seperti di pesawat, sangat jarang bus Myanmar ada toiletnya. Tempat duduk penumpang ada di atas, supir di bawah. Kami bertiga mengambil bangku yang sendiri-sendiri. Nyaman namun dingiiinnnnnnya minta ampun meskipun sudah memakai selimut, kadang sampai 8 derajat Celcius.

Malam ini tidur lagi di bus......Esok pagi sampai di Inle.....



2 komentar:

  1. haii, saya ada rencana ke myanmar bulan nov ini
    jika di sana naik angkot apakahh aman? utk solo cewe traveller?
    dan dimana cari nomor list angkot/tempat perhentian angkot nya?

    makasihh ya sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Myanmar aman kok, bahkan pas kami di sana msh diberlakukan jam malam, hanya repot hrs nunggu pagi untuk masuk ke kota. Untuk info angkot, maaf saya gak tahu...kami selalu tanya ke warga lokal. Kalau transport antar kota, banyak info di internet, coba di google aja.

      Hapus