Diperjalanan kami melewati SMA. Inle rupanya cukup makmur hingga anak-anak bisa sekolah sampai SMA. Kebanyakan anak naik sepeda, beberapa gurunya naik motor. Ada juga yang diantar orang tuanya naik motor. Seragam sekolah baju putih dengan sarung/rok panjang/ celana panjang.
Senior high school at Nyaung Shwe |
Tak jauh dari situ kami menemukan seorang ibu sedang menggoreng tahu. Kami mampir istirahat & mencicipinya. Tahu Myanmar berbeda dengan Indo, bahannya juga dari kacang tapi bukan kedelai. Warnanya kuning & lebih kenyal, enak juga dimakan mentah tanpa digoreng. Sepiring hanya 500K isinya mungkin 10-12 biji. Makan tahu panas yang baru diangkat dari kompor sambil menggoda anak pemilik warung....Tak lama ada pengantar tahu mentahnya, rupanya dijual per kotak dan ditimbang beratnya.
Myanmar tofu |
Ternyata jalur ke cave monastery cukup mudah ditemukan. Dari pasar ikuti saja jalan beraspal sampai menemukan May Haw Nann resort, lurus aja ikuti jalan tanah. Dari sini perjalanan mulai menanjak.
Kami melewati monastery, tapi ternyata bukan cave yang kami cari, masih masuk lewat jalan setapak. Ada seorang ibu menyapa kami, bertanya apakah kami perlu senter. Baru kemudian kami tahu perlu senter untuk masuk ke dalam gua. Si ibu tadi rupanya menyewakan senter. Jika anda tidak membawanya, di dalam disediakan juga. Tidak perlu membayar, hanya memberi donasi serelanya. Kami menggunakan senter dari handphone kami. Dalam gua terdapat beberapa ruangan. Ada patung-patung, gambar di dinding. Konon gua ini diguakan untuk meditasi para biksu.
Hari sudah siang, kami melewati tempat dengan banyak sekali biksu anak-anak sedang makan. Ruangannya terbuka, kami pikir itu warung. Kami minta ijin untuk memotret. Kami lalu bertanya apa ini tempat makan? bisa kami membeli semangka? Yang kami tanya mengangguk lalu disediakan sepiring semangkan untuk kami. Belakangan ternyata tempat itu bukan warung, tapi tempat biksu makan. Rupanya salah paham. Kami tidak diperbolehkan membayar, namun akhirnya kami bilang ini donasi. Walah.....
Selesai makan biksu-biksu kecil kembali ke biara di atas tempat makan itu. Kami mengikuti mereka dan melihat-lihat. Biksu kecil tetap saja anak kecil, mereka bermain dan membaca komik rupanya hahaha......
Perjalanan kami lanjutkan menuju Red Mountain Winery, kami akan makan siang disana saja. Menurut petunjuk hanya 3 km dari persimpangan jalan, sepertinya sih lebih ya....
Cuaca panas sekali, sekali sekali lewat turis mengendarai sepeda. Menyakinkan kami di jalan yang benar, karena tidak ada papan petunjuk sampai kami tiba di jalan masuk naik ke perkebunan anggur.
Kami memesan nasi goreng dan jus lemon untuk makan siang. Makan di bawah pohon dengan pemandangan hamparan kebun anggur. Kami memesan paket wine tasting, 2.000K per orang. Dihidangkan 4 jenis wine yaitu white sauvignon blanc, red shiraz tempranillo, Inle valley rose dan late harvest. Dari ke-4 nya, hanya Inle valley rose saja yang enak, manis dan ringan. Kami membeli 1 botol (750 ml 8.000K) untuk diminum di bus, banyak yang bilang JJ express sangat dingin, seperti winter di dalam bus hahaha......
Kami hanya punya waktu 1 jam saja untuk istirahat dam menikmati semilir angin sampai pukul 3. Kira-kira perlu waktu 1 jam perjalanan untuk sampai di penginapan.
Kami diperkenankan istirahat dan numpang mandi di ruang santai penginapan sebelum dijemput pukul 5.30, bus akan berangkat pukul 7 malam.
Tak lama kami sampai di kantor JJ, hujan deras turun. Bus datang terlambat 10 menit. Benar kata orang, bahwa bus JJ sangat nyaman. Paling nyaman dari semua bus yang kami naiki selama di Myanmar, ada tempat kakinya juga. Untungnya tidak terlalu dingin.
Kira-kira hampir pukul 10 malam, bus berhenti untuk makan, rupanya harga tiket sudah temasuk makan malam, meskipun pilihannya hanya nasi goreng atau mi goreng saja dengan segelas sprite. Minum wine yang kami beli, lumayan menghangatkan badan....
Malam yang panjang menuju Yangon............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar