Dalam perjalanan menuju mt. Popa, kami diajak mampir ke tempat pengolahan pohon enau. Dari pohon tersebut menghasilan 4 jenis olahan yaitu
- Minyak kelapa yang digiling secara tradisional dengan menggunakan tenaga sapi, namun sewaktu kami datang sapinya sedang sakit.
- Gula aren, yang selain gula itu sendiri, juga dibuat berbagai macam panganan, misalnya dicampur dengan kacang-kacangan.
- Minuman jus yang manis dan tidak beralkohol.
- Wine/ minuman beralkohol setelah melalui proses penyulingan secara tradisinal.
Cukup mengesankan, dengan tempat sekedarnya dapat menjadi obyek pariwisata.
Kami sempat mampir di pasar buah. Myanmar menghasilkan buah-buahan yang bagus, harganya hampir sama dengan di Jakarta. Kami membeli jambu biji untuk dimakan di jalan. Sempat memotret anak penjual buah yang diberi thanakha dengan gambar beruang di dahi hihihihi.....
Ada suatu tempat di desa kaki gunung Popa, dimana kita dapat memotret mt. Popa secara utuh dari kejauhan. Kami diminta membayar 200K sebelum masuk. Desa sedang berbenah, banyak patung-patung sedang dibuat. Dari kejauhan terlihat seperti istana negri dongeng di atas telur dengan tangga melingkar. Gerimis turun dan berawan..........
Setelah menanjak, melewati beberapa kelokan, sampailah kami di tangga masuk untuk naik ke gunung Popa. Seperti biasa, di kanan kiri berjajar pedagang suvenir di sepanjang lorong tangga. Sampai loket tempat penitipan alas kaki. Alas kaki kami bawa dalam tas, jika dititipkan hanya perlu memberikan donasi. Untuk masuk ke mt. Popa tidak dipungut biaya.
Sepanjang jalan dan tangga naik, sangat kotor. Cukup mengherankan mengingat mt. Popa merupakan tempat ziarah. Sepertinya pemeliharaan diserahkan kepada penduduk setempat. Sepanjang perjalanan beberapa orang laki-laki meminta donasi untuk kebersihan, namun tidak ada tempat yang bersih.
Mungkin juga tidak bisa bersih karenanya banyaknya monyet yang berkeliaran. Monyet2 cukup cerdik dan nakal. Jika ada kesempatan mereka akan mengambil makanan kita. Sempat kami lihat seorang monyet mencuri minuman kaleng dari salah satu pedagang minuman ....dengan pintar membukanya dan menikmati di atas atap.....hahaha
Jangan terlalu khawatir dengan jumlah 777 tangga yang harus kita daki, sebab ada beberapa tempat dimana kita bisa beristirahat duduk sambil menikmati pemandangan sekitar sebelum lanjut naik. Capeknya sangat layak dengan imbalan pemandangan spektakuler di puncak.
Lewat pukul 1 siang, kami turun untuk kembali ke penginapan. Kami makan siang di perjalanan dan sempat melewati ladang bunga matahari, sayangnya tidak bisa masuk. Hanya memotret dari luar saja.
Pemilik penginapan memperbolehkan kami numpang mandi dan menunggu sampai kami dijemput menuju terminal bus sekitar pukul 20.30.
Bus berangkat pukul 21.30, kami tidur di bus malam dari Bagan menuju Mandalay...........
Next.....Mandalay
Sepanjang jalan dan tangga naik, sangat kotor. Cukup mengherankan mengingat mt. Popa merupakan tempat ziarah. Sepertinya pemeliharaan diserahkan kepada penduduk setempat. Sepanjang perjalanan beberapa orang laki-laki meminta donasi untuk kebersihan, namun tidak ada tempat yang bersih.
Mungkin juga tidak bisa bersih karenanya banyaknya monyet yang berkeliaran. Monyet2 cukup cerdik dan nakal. Jika ada kesempatan mereka akan mengambil makanan kita. Sempat kami lihat seorang monyet mencuri minuman kaleng dari salah satu pedagang minuman ....dengan pintar membukanya dan menikmati di atas atap.....hahaha
Jangan terlalu khawatir dengan jumlah 777 tangga yang harus kita daki, sebab ada beberapa tempat dimana kita bisa beristirahat duduk sambil menikmati pemandangan sekitar sebelum lanjut naik. Capeknya sangat layak dengan imbalan pemandangan spektakuler di puncak.
Lewat pukul 1 siang, kami turun untuk kembali ke penginapan. Kami makan siang di perjalanan dan sempat melewati ladang bunga matahari, sayangnya tidak bisa masuk. Hanya memotret dari luar saja.
Pemilik penginapan memperbolehkan kami numpang mandi dan menunggu sampai kami dijemput menuju terminal bus sekitar pukul 20.30.
Bus berangkat pukul 21.30, kami tidur di bus malam dari Bagan menuju Mandalay...........
Next.....Mandalay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar