2017/08/08

UK Trip 2017 - Edinburgh Day 1

Pukul 5.30 dalam dinginnya pagi, kami berjalan kaki dari Garden Hotel menuju Manchester Piccadilly Station. Kereta kami Transpennine Express akan berangkat pukul 6.15 dari platform 14, yang ternyata ada di lantai atas. Kereta datang hanya beberapa menit sebelum keberangkatan. Melewati sawah, ladang dan hutan pinus cukup menyejukkan mata. Sampai di stasiun Edinburgh Waverley 09.36. 

Kontur kota Edinburgh berbukit-bukit, naik turun. Untuk menghubungkan dengan jalan di atasnya dibuat tangga-tangga pada lorong sempit. Kota tua Edinburgh sangat cantik. Kami berjalan kaki dari stasiun menuju penginapan di Bobby's bunkhouse, di kawasan kota tua dan seperti biasa pakai acara nyasar ;p Kami diperbolehkan check in meskipun belum waktunya. Disini kami menempati kamar dorm untuk 2 orang, jadi sekamar untuk kami sendiri. Kamarnya sempit tapi cukuplah, wifi cepat dan lokasi dekat dengan destinasi di kota tua. Memang letaknya agak tersembunyi turun ke bawah dari jalan raya. 

Edinburgh Old City
Kami telah mendaftar Sandeman Free Walking Tour untuk jam 13.00 dengan tempat bertemu di depan Starbuck High Street. Sambil menunggu waktu kami jalan-jalan di sekitar High Street yang ramai, banyak artis jalanan berbagai cosplay, ada pemain musik tradisional Scotland, agen-agen yang menawarkan tur dsb. Royal mile market, pasar seni di dalam gereja tua dengan kaca patri di jendelanya. 

Royal mile market

Scottich Tradisional Musician

Street Artist @High Street

Street Artist @High Street
Kami sempat menikmati konser musik tiup yang diselenggarakan di dalam St Giles CathedralHeart of Midlothian adalah mosaik berbentuk hati yang terdapat trotoar samping katedral. Konon dahulu merupakan masyarakat tempat meludah untuk menghina narapidana. Lokasinya terletak di depan pintu penjara.

St Giles Cathedral
Menurut cerita guide kami, Edinburgh berabad-abad yang lalu telah terkenal dalam bidang pengobatan, banyak orang datang dari berbagai kota bahkan negara lain untuk belajar pengobatan/kedokteran. Dengan makin banyaknya pendatang, maka makin diperlukan tempat tinggal, karena itu bangunan lama kebanyakan dibuat bertingkat. Efek lainnya marak pencurian mayat untuk diotopsi dan dipelajari, hingga ada beberapa mayat orang penting/kaya ditambahkan pengaman dari besi, salah satunya masih bisa kita lihat di pemakaman Greyfriars Kirkyard.

Untuk menambah gengsi kota, maka dibuat banyak patung-patung di berbagai tempat dengan berkiblat ke romawi. Salah satunya patung David Hume, seorang filsuf dan cerdik pandai abad 18. Salah satu jempol kakinya terlihat megkilat karena banyak orang mengosoknya demi keberuntungan. Percaya atau tidak terserah anda!

Statues
Writers Museum, museum yang menyimpan literatur penulis Scotlandia diantaranya Robert Burns (Auld Lang Syne), Walter Scott ‎(Ivanhoe) dan Robert Louis Stevenson (Strange Case of Dr Jekyll and Mr Hyde). Museum juga menyimpan edisi pertama buku Harry Potter and the Philosopher’s Stone karya J.K. Rowling.

Writers Museum
Selanjutnya mendaki ke puncak bukit berdiri kokoh Edinburg Castle yang merupakan benteng pertahanan dengan sejarah panjangnya. 


Edinburg Castle
The Hub, dibangun antara tahun 1842 - 1845, oleh James Gillespie Graham dan Augustus Welby Pugin, sebagai Victoria Hall, untuk menjadi tempat Majelis Umum Gereja Skotlandia. Sejak tahun 1999, beralih fungsi menjadi kantor dan ruang pentunjukan berbagai festival.

The Hub
Grassmarket, sejak abad 15 merupakan pasar induk di Edinburgh, tempat jual beli kuda dan ternak. Berbagai kedai minuman, hostel dan penginapan dibangun di sekelilingnya. Sampai saat ini terlihat banyak cafe, restoran dan penginapan. Grassmarket dahulu juga merupakan tempat eksekusi publik, penduduk menganggapnya sebagai hiburan. Mereka menonton dari jendela-jendela lantai atas. 

Salah satu pub di Grassmarket bernama Maggie Dicksons. Kisah tentang Margaret Dickson poluler di Edinburgh, ia membunuh bayi haramnya yang baru lahir. Dia dihukum gantung, namun saat tubuhnya dibawa dengan gerobak setelah digantung, ia "bangkit dari kematiannya". Menurut hukum Scotland seseorang tidak dapat dihukum lagi untuk kejahatan yang sama, jadi ia dibebaskan bahkan dibebaskan dari membayar pajak. 

Maggie Dicksons Pub

Destinasi berikutnya Greyfriars Kirkyard, kompleks pemakaman sejak abad 16. Banyak kisah terjadi di sini. Kalau Jepang punya Hachiko, maka Edinburg punya kisah yang hampir sama Greyfriars Bobby, anjing setia yang menjaga makam tuannya seorang petugas polisi bernama John Gray selama 13 tahun. Batu nisan Bobby berada di pintu masuk Kirkyard, yang didirikan oleh Dog Aid Society pada tahun 1981. Pengunjung suka meletakkan ranting di atas nisan Bobby, mungkin untuk mengajak bermain ;p 

Greyfriars Kirkyard

Di seberang gerbang kuburan, di persimpangan Jembatan George IV dan Candlemaker Row, berdiri patung Bobby. Orang sering mengusap hidung patung Bobby untuk keberuntungan sehingga terlihat kuning mengkilat. Penginapan kami juga tak jauh dari situ, mungkin itu sebabnya dinamakan Bobby's bunkhouse. 

Bobby Statue

Ada 2 nama pada nisan di Greyfriars Kirkyard yang menginspirasi J.K. Rowling saat menulis Harry Potter yaitu Tom Riddlle (Voldermort) dan Profesor McGonagall, jika di Harry Potter seorang wanita namun aslinya adalah William McGonagall seorang komedian dan penulis. Batu nisan William McGonagall tertempel di salah satu tembok dekat pintu masuk ke George Heriot's School, yang menginspirasi bentuk sekolah Hogwarts. Karena serbuan penggemar Harry Poter yang datang dan memotret dirasakan mengganggu sekolah, maka sekolah mengeluarkan larangan untuk masuk ke kompleks sekolah. 

 
Thomas Riddlle Grave


William McGonagall tombstone


Kisah Jekyll and Hyde karya Robert Louis Stevenson, diinspirasi dari kasus William BrodieWilliam Brodie (28 September 1741 - 1 Oktober 1788), yang lebih dikenal dengan Deacon Brodie, adalah pembuat lemari, ahli kunci, diakon dari serikat dagang, dan anggota dewan kota Edinburgh, yang mempunyai kehidupan rahasia sebagai pencuri di malam hari. Hasil curiannya untuk mendanai perjudian dan kebiasaannya minum, hingga digantung pada tahun 1788. Namanya diabadikan pada sebuah pub Deacon Brodies Tavern di Royal Mile.

Deacon Brodies Tavern

Walking tour berakhir di depan National Museum of Scotland, kita dipersilahkan melanjutkan sendiri jika mau. Museum ini gratis dan koleksinya sangat lengkap. Kami masuk dan melihat-lihat sampai museum tutup. Museumnya sangat menyenangkan, ada beberapa simulator dan permainan. Anak-anak pasti suka di sini. Dari menebak suara binatang, simulator mobil balap, permainan puzle, memilah sampah dll. Pada sektor bencana alam, ada informasi tentang letusan Krakatau tahun 1883, tapi saya lihat lokasi Krakatau ditunjuk ke arah yang salah di sekitar kepulauan Maluku, seharusnya di antara pulau Sumatra dan Jawa. 

National Museum of Scotland Collections

Krakatau eruption

Tidak ada komentar:

Posting Komentar